Mohon tunggu...
PUTRI ANDINI
PUTRI ANDINI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ANDIEN_BIOCHE

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kwashiorkor Dampak Kurangnya Sosialisasi Biokimia Kesehatan oleh Seorang Farmasis Islam bagi Masyarakat Kecil

27 November 2011   05:12 Diperbarui: 4 April 2017   16:27 5747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Oleh : Putri Andini

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Di Indonesia, sekitar 8 juta balita terancam tumbuh kembangnya akibat kekurangan gizi (Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2009). Di Jabar dengan jumlah penduduk 42,3 juta jiwa dengan jumlah anak balita mencapai 5,1 jiwa dianalogikan sebagai penyuplai kasus gizi buruk dibanding daerah lain di Indonesia. Di beberapa DT II seperti di Kodya Bogor kasus gizi buruk  dilaporkan sebanyak 16 kasus, lima di antara meninggal dunia dan 9 penderita lagi dirawat intensif. Sedangkan di Kab. Sukabumi ada 4 balita menderita kekurangan gizi yang parah. Secara keseluruhan Kekurangan Energi Protein (KEP) murni sebanyak 940 balita, marasmus 66, kwashiorkor 15, marasmus dan kwashiorkor 12 orang balita. Bahkan di Kab. Cirebon balita yang menderita KEP mencatat angka yang fantastis hingga mencapai 46.637 balita. Dari jumlah itu, 13.725 balita menderita gizi buruk dan berada di bawah garis merah di dalam kartu menuju sehat (KMS). Namun ada sekitar 50 bayi yang kondisinya sudah parah dan perlu dirawat di rumah sakit.

Seperti inilah potret kesehatan di Indonesia. Kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan menyebabkan balita-balita tersebut mengalami penyakit kekurangan gizi yang sangat serius. Sosialisasi mengenai pentingnya gizi seharusnya dilakukan oleh para praktisi kesehatan, salah satunya adalah seorang farmasis. Seorang farmasis adalah seseorang yang belajar mengenai tatacara penyembuhan. Masalah kekurangan gizi adalah suatu penyakit yang seharusnya dapat disembuhkan oleh seseorang yang ahli di bidang kesehatan. Dari beberapa penyakit kekurangan gizi yang diderita oleh para balita adalah kwashiorkor.

Kwashiorkor


Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein (Ratna Indrawati, 1994). Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita). (Ngastiyah, 1995). Selain oleh pengaruh negatif faktor sosio-ekonomi-budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun, luka bakar, dan penyakit hati.

Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin kurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya odema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.

Gejala-gejala yang dapat kita lihat baik sacara fisik maupun fisiologis yang dapat kita indikasikan bahwa balita tersebut menderita kwashiorkor atau tidak adalah dengan melihat terjadinya Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit), tidak terjadi penambahan berat badan, pertumbuhan yang terhenti, diare yang tidak membaik, mengalami dermatitis yaitu perubahan pigmen kulit, perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut, penurunan masa otot, perubahan mental, terjadi gangguan fungsi ginjal dan mengalami anemia. Penderita kwashiorkor akut dapat mengalami kematian.

Telah disinggung sebelumnya, kalau penyakit kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein. Oleh karena itu kita harus mengetahui fungsi protein dalam tubuh manusia, sehingga tidak terjadi lagi balita-balita yang mengalami penyakit kwashiorkor.

Protein

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.

Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih mentah, hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.

Sumber protein terbagi menjadi dua yaitu protein hewani dan protein nabati. Tetapi protein lebih dominan terdapat dalam hewan. Biasanya terkandung dalam daging hewan dan susu. Tetapi tidak semuanya dapat dikonsumsi. Karena ada sebagian hewan dilarang untuk dikonsumsi, salah satunya adalah babi. Oleh karena itu, diperlukan seseorang yang mempunyai dasar agama islam dan pengetahuan kesehatan untuk memecahkan masalah mengenai penyakit kwashiorkor ini agar jumlah penderita berkurang tetapi tidak melanggar aturan Allah SWT.

Memperhatikan makanan berarti memastikan kehalalannya serta memilih makanan yang mempunyai manfaat bagi tubuh. Bermanfaat bagi tubuh artinya bergizi atau memiliki unsur-unsur yang baik bagi tubuh untuk beraktifitas. Sebagaimana hadits Rasulullah : Sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu. Yang disebut makanan bergizi dijelaskan dalam al-Quran antara lain pada surah al-Nahl ayat 5 (tentang tujuan konsumsi daging hewan untuk menghindari penyakit hati, menguatkan otot-otot, menguatkan otak dan menghindari anemia), surah al-Nahl ayat 14 (tentang tujuan konsumsi daging ikan untuk mempertinggi protein, menghasilkan minyak ikan sebagai sumber kalsium dan yodium), dan surah al-Nahl ayat 66 (tentang tujuan konsumsi susu yang tujuannya memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D. Kemudian Allah juga menjelaskan dalam al-Quran tentang pentingnya madu dan buah-buahan (surah al-Nahl 67 dan 68) dan sayur-sayuran serta buah-buahan (surah al-Baqarah 61 dan ar-Rum 23).

Setelah memperhatikan beberapa arti dari ayat-ayat tersebut mengenai masalah gizi dan makanan tentu kita dapat menyimpulkan bahwa kita membutuhkan suatu ilmu dari seseorang yang berlandaskan islam. Ternyata ilmu yang membahas protein secara keseluruhan adalah ilmu biokimia. Dan menyangkut dengan masalah kwashiorkor adalah ilmu biokimia kesehatan. Seseorangyang dapat memecahkan masalah ini adalah seorang farmasis islam.

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein. Oleh karena itu dengan biokimia kita bisa memecahkan masalah penyakit kwashiorkor, terutama dengan bantuan seorang farmasis islam.

Cara mengatasi penyakit kwashiorkor ini adalah dengan cara memberikan sosialisasi mengenai fungsi protein bagi tubuh dan dampaknya terhadap perkembangan balita. Masyarakat kecil biasanya kurang memahami pentingnya pola dalam mengkonsumsi makanan. Dengan diadakan sosialisasi ini masyarakat kecil tentu dapat sedikit memahami pentingya konsumsi protein dan dampaknya jika tidak mengkonsumsi protein. Karena ternyata fungsi protein itu sangat kompleks. Jika tidak dipenuhi maka akan timbul penyakit yang lain. Seperti yang dialami balita penderita kwashiorkor. Selain menderita busung lapar atau kekurangan gizi, mereka juga bisa mengalami penyakit anemia, edema dan dermatitis. Fungsi protein antaralain untuk katalitik, struktural, mekanik, penyimpanan, pengangkut, pengatur, perlindungan dan toksik. Jika kebutuhan protein tubuh terpenuhi, kesemua fungsi protein akan maksimal, dan tentunya tidak ada penyakit protein yang kita alami.

Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan, ternyata seorang farmasis berperan dalam sosialisasi ilmu yang mereka miliki. Terutama ilmu biokimia kesehatan. Ilmu biokimia kesehatan ini salahsatunya membahas tentang fungsi protein bagi tubuh manusia agar manusia terutama balita tidak mengalami masalah kekurangan protein seperti penyakit kwashiorkor yang ternyata banyak diderita oleh balita-balita di indonesia. Balita-balita tersebut kebanyakan adalah balita-balita yang berasal dari masyarakat kecil yang kekurangan dalam masalah ekonomi dan pengetahuan. Dan dengan adanya seseorang farmasis islam tentunya lebih lengkap lagi, karena dengan hadirnya mereka pemecahan masalah gizi teratasi dan juga tidak melanggar larangan islam yang dimana kita sebagian besar masyarakat indonesia beragama islam yang wajib mengkonsumsi makanan yang halal.

Dapat kita simpulkan bahwa seorang farmasis islam berperan dalam penyembuhan penyakit kwashiorkor secara islam, yaitu mereka mensosialisasikan makanan berkadar protein tinggi kepada masyarakat kecil tetapi memenuhi standar halal yang memang harus dipatuhi oleh kaum muslim di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun