Mohon tunggu...
Putri Amalia
Putri Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin sunan kalijaga

23107030131 Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Membuka Pintu Dialog Menghargai Perbedaan Rakaat Shalat Tarawih anatara NU dan Muhammadiyah

23 Maret 2024   11:35 Diperbarui: 23 Maret 2024   11:46 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita sebagai umat muslim tentunya ada 2 aliran atau perbedaan yang pasti di dalam ya akan memberikan perbedaan atau presefsi masing-masing, terutama dalam penjelasan ini mengenai perbedaan rakaat shalat tarawih antara NU dan Muhammadiyyah, yaitu salah satu  ke khasan di bulan ramadhan yang di gelar secara berjamaah pada malam hari.

Dan disini saya termasuk ke dalam aliran NU yang dimana baru pertama kali ini saya menjalankan ibadah shalat taraweh di kalangan aliran muhammadiyyah dan tentunya ini tidak menjadi satu hal yang dapat menghalangi atau menghambat ibadah tarawih saya.

Penandaan pintu dialog ini menandakan kesediaan untuk berkomunikasi secara terbuka dan menghargai perspektif masing-masing pihak tanpa menghakimi,dan ini akan menciptakan suasana yang ramah sehigga  perbedaan dapat dipahami dengan lebih baik.

Nah disini terdapat perbedaan antara rakaat shalat taraweh NU dan Muhammadiyyah, sebelumnya shalat taraweh adalah salah satu ibadah sunnah di bulan ramadhan yang bisa di jalankan oleh semua umat muslim yang di gelar secara berjamaah di malam hari.

Tentu jika di bandingkan shalat taraweh ini rakaat nya berbeda dengan shalat wajib dan shakat sunnah lainnya.

Apa perbedaan rakaat shalat tarawih anatara NU dan Muhammadiyyah atau apa tradisi antara keduanya?

NU umumnya mengikuti tradisi menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih sebanyak 11 atau 20 rakaat kemudian di tambah tiga rakaat witir dan total menjadi 23 rakaat, tetapi masih ada orang yang percaya bahwa tarawih berjumlah 11, 13, 21, bahkan beberapa juml;ah rakaat lainnya, kemudian perbedaan ini mencapai kesepakatan akhir, mereka menyepakati shalat tarawih berjumlah 20 rakaat dengan  setiap dua rakaat di akhiri salam dan setelah itu di tambah dengan witir 3 rakaat.

Mengikuti tuntunan dari sahabat Umar bin khatab r.a. dan sahabat umar beserta para sahabat yang lain menjalankan nya 20 rakaat di tambah 3 rakaat witir, juga berdasarkan dari hadits Ibnu Abbas yang meriwayatkan bahwa Rasullullah Saw shalat tarawih di bulan ramadhan sendirian sebanyak 20 rakaat di tambah witir (HR Baikhaki dan Thabrani).Ibnu hajar juga bahwa rasululloh shalat bersama kaum muslimin sebanyak 20 rakaat di malam ramadhan.Ketika tiba di malam ketiga, orang-orang berkumpul, namun rasulullah tidak keluar kemudian paginya beliau bersabda: "Aku taku kalau tarawih di wajibkan atas kalian, kalia tidak akan mampu melaksanakan nya.

Sementara itu, muhammadiyyah berpendapat bahwa shalat tarawih yang di ajarkan nabi muhammad SAW.berjumlah 11 rakaat termasuk witir, shalat di kerjakan 4 rakaat lalu salam tanpa tahiyat awal.Kemudian empat rakaat lalu salam, dan di tutup dengan shalat witir 3 rakaat tanpa tahiyat awal lalu salam.

Untuk hitungan 4-4-3  berlandaskan pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari aisyah RA berbunyi:

"Nabu Muhmammad SAW, tidak pernah melakukan shalat sunnah pada bulan ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat.Beliau shalat 4 rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya, kemudian beliau shalat lagi empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjang nya, kemudian beliau shalat lagi tiga rakaat(witir)".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun