Masih ingatkah perjuangan Ibu Kartini? Beliau adalah wanita pelopor kebangkitan para perempuan pribumi. Beliau yang memperjuangkan hak – hak perempuan Indonesia untuk bisa berkarya, berpendidikan dan bisa mengejar cita – cita dimana hal itu sudah kita rasakan saat ini. Namun, sadarkah hal tersebut mungkin belum bisa dirasakan oleh seluruh perempuan yang ada di Indonesia, khususnya perempuan yang ada di pesisir atau perempuan nelayan.Â
Perempuan pesisir masih banyak yang tidak menikmati hidupnya sebagaimana mestinya. Kemiskinan yang identik dengan masyarakat pesisir masih menghantui para perempuan pesisir. Tidak jarang banyak dari mereka yang hanya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga atau sebagai pengrajin kerang. Perempuan memiliki peran yang penting dalam perekonomian masyarakat pesisir namun hal tersebut harus diimbangi dengan ilmu pengetahuan atau bisa dikatakan dengan pendidikan yang cukup dan juga dibekali dengan keterampilan. Hal ini sangat disayangkan karena peran perempuan pesisir hingga saat ini masih terabaikan.
Seharusnya pada era yang sudah maju seperti sekarang perempuan pesisir sudah bisa menikmati hasil dari perjuangan Ibu Kartini. Sosok perempuan nelayan adalah salah satu gambaran realita dan seharusnya tidak hanya nelayan saja yang diperhatikan namun para perempuan pesisir atau perempuan nelayan juga menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Perempuan pesisir berhak mendapatkan pendidikan yang layak untuk bisa membawa wilayah pesisir mereka lebih maju dan menunjang kegiatan nelayan dari segi ekonomi atau sosial bahkan dari segi pengetahuan.Â
Bayangkan saja jika para perempuan pesisir diberikan pendidikan yang layak mereka akan mengetahui apa saja potensi yang ada didaerah pesisir tersebut dan bisa memanfaatkan sumberdaya yang ada tanpa ada unsur eksploitasi berlebih. Dengan kata lain mereka memikirkan dampak yang akan terjadi kedepannya jika mereka mengeksploitasi sumber daya berlebih.
 Pendidikan sangat menunjang hal ini. Mengapa? Karena dari segi pendidikan mereka akan mendapatkan ilmu juga keterampilan untuk menjaga wilayah mereka yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan dikelola. Dengan pendidikan mereka juga bisa membekali para nelayan untuk tidak melakukan overfishing karena mereka sudah mengetahui sebab dan akibatnya. Banyak manfaat yang didapatkan dari memberikan pendidikan yang layak untuk perempuan pesisir atau perempuan nelayan.
Di sisi lain pandangan kita pesisir sangat identik dengan nelayan yang melaut demi menghidupi keluarganya. Tidak jarang kita melupakan peran perempuan pesisir yang juga ikut berjuang untuk  kehidupan keluarganya. Dari keterbatasan ekonomi inilah mendorong perempuan pesisir untuk bekerja dan membantu para nelayan mencari penghasilan.Â
Hal tersebut banyak dirasakan oleh perempuan pesisir yang ada di Indonesia. Ketidaksetaraan gender dalam masyarakat dan bertambahnya beban akibat dampak pembangunan menjadikan perempuan di pesisir sulit keluar dari keterpurukannya. Harapan yang besar untuk perempuan pesisir agar lebih diperhatikan karena perempuan pesisir berperan dalam membawa perubahan bagi wilayah pesisirnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H