Mohon tunggu...
Putri Alya
Putri Alya Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Terobosan baru penderita skizofrenia

1 Januari 2025   01:49 Diperbarui: 1 Januari 2025   01:49 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Terobosan Baru untuk Penderita Skizofrenia: Qur'anic Healing Bantu Kurangi Halusinasi Pendengaran
Malang -- Penderita skizofrenia yang mengalami halusinasi pendengaran kini memiliki harapan baru melalui pendekatan Qur'anic Healing. Sebuah inovasi yang diperkenalkan oleh para dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM): T. Muhammad Rosyidul Ibad, Febry Syaren Alfianti, Muhammad Ari Arfianto, Tutu April Ariani, dan Zahid Fikri, berhasil membuktikan bahwa terapi berbasis spiritual ini dapat memberikan dampak positif pada kesejahteraan pasien.
Halusinasi pendengaran kerap menjadi tantangan berat bagi penderita skizofrenia. Selain mengurangi produktivitas, kondisi ini juga memengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan. Namun, Qur'anic Healing menawarkan pendekatan yang berpusat pada nilai-nilai agama Islam untuk membantu pasien mengelola gejala tersebut secara mandiri.
Bacaan Al-Qur'an untuk Ketentraman Jiwa
Menurut T. Muhammad Rosyidul Ibad, Qur'anic Healing melibatkan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an sebagai metode untuk memberikan ketenangan jiwa dan meredakan gejala halusinasi. "Pasien mendengarkan bacaan Al-Qur'an yang dipilih dengan cermat untuk menciptakan suasana hati yang damai dan menenangkan pikiran mereka," jelasnya.
Muhammad Ari Arfianto menambahkan bahwa pendekatan ini tidak hanya membantu pasien secara psikologis, tetapi juga membangun hubungan spiritual yang lebih mendalam. "Ketika pasien mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an, mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan. Hal ini membantu mereka untuk fokus dan mengurangi intensitas halusinasi pendengaran yang mengganggu," katanya.
Hasil Positif dari Qur'anic Healing
Terapi Qur'anic Healing telah diujikan pada 35 pasien skizofrenia yang mengalami halusinasi pendengaran. Pasien yang dilibatkan adalah mereka yang memiliki diagnosis skizofrenia, mampu berpikir koheren, bersikap kooperatif, dan memiliki latar belakang keyakinan Islam.
"Setelah menjalani terapi, banyak pasien melaporkan bahwa frekuensi halusinasi pendengaran mereka berkurang. Mereka merasa lebih tenang dan mampu mengendalikan pikiran mereka dengan lebih baik," ungkap Febry Syaren Alfianti.
Tutu April Ariani juga menekankan manfaat terapi ini untuk kesejahteraan pasien secara keseluruhan. "Terapi ini membantu mereka mengembangkan mekanisme koping yang lebih sehat dan produktif, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup mereka," ujarnya.
Dukungan untuk Penerapan Lebih Luas
Zahid Fikri menyatakan bahwa Qur'anic Healing dapat menjadi pendukung penting dalam terapi skizofrenia. "Kami tidak mengesampingkan pengobatan medis, tetapi Qur'anic Healing bisa menjadi terapi tambahan yang mendukung pengobatan utama. Hasilnya sudah terbukti efektif dalam mengurangi gejala halusinasi pendengaran," jelasnya.
Para dosen ini berharap pendekatan Qur'anic Healing dapat diterapkan lebih luas di fasilitas kesehatan mental di Indonesia. "Kami ingin ini menjadi salah satu cara untuk membantu pasien skizofrenia, terutama yang merasa nyaman dengan pendekatan spiritual," kata Muhammad Rosyidul Ibad.
Langkah ke Depan
Keberhasilan awal ini menjadi dorongan bagi tim dosen UMM untuk terus mengembangkan terapi Qur'anic Healing. "Kami ingin memastikan terapi ini dapat diakses oleh masyarakat luas, terutama bagi pasien yang membutuhkan pendekatan alternatif yang lebih personal," tutup Febry Syaren Alfianti.
Dengan Qur'anic Healing, pasien skizofrenia kini memiliki peluang baru untuk menjalani hidup yang lebih sehat, tenang, dan produktif. Pendekatan berbasis spiritual ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai agama dapat berperan penting dalam mendukung kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun