Mohon tunggu...
putri al kheer
putri al kheer Mohon Tunggu... -

semuanya akan indah pada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hari Baru Semangat Baru

27 Maret 2015   08:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:56 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari bersinar begitu terang. Semburat cahayanya membuat para manusia malas dan bergeliat di atas kasur masing-masing begitu pula para santri Darul Falah yang mulai beraktivitas kesana kemari. Entah apa yang akan mereka hari ini. Hari pertama bagi para santri baru memulai haru mereka hanya dengan diam. Ya! Karena mereka belum mengerti harus melakukan apa. Mereka hanya bisa menuruti kata kakak-kakak kelasnya.
Upaya yang dilakukan agar para santri saling mengenal, pengurus mengadakan POMBA (Pekan Orientasi Murid Baru) bisa di sebut MOS bagi sekolah lain. Para santri harus memakai beberapa atribut diantaranya, memakai topeng muka, harus ada coretan celak, memakai kresek di bagian baju dan lain-lain. Para santri baru hanya bisa menurut melakukan itu semua meski terkesan terpaksa. Tapi mereka terlihat begitu bersemangat dan senang melakukannya.
Hari pertama pomba, perkenalan antara santri baru satu dengan yang lainya, agar mereka saling mengenal dan saling menyayangi. Seperti semboyan "tak kenal maka tak sayang". Hari pertama berjalan begitu menyenangkan, para santri baru tertawa melihat lelucon para kakak-kakak pembina dan teman-teman baru mereka. Setelah melakukan perkenalan, tepat jam 09:00 mereka beristirahat, sarapan dan kemudian melakukan dhuha bersama. Setelah melakukan itu semua, mereka kembali bersenang-senang di kelas dan mendapatkan materi tambahan yang diselingi permainan dari kakak pembina. Siang itu dihabiskan dengan canda dan tawa mereka.
Salah satu santri baru berpendapat "menurut saya permainan yang mereka buat terkadang cukup menegangkan tapi saya begitu antusias mengikutinya" ada juga yang berpendapat tidak senang dengan aktivitas pomba "pomba membuat saya malu banyak aturan "
Hari kedua pomba mereka di ajak jalan-jalan mengelilingi desa di setiap tikungan mereka di beri sebuah game jika mereka tidak biasa mereka akandui beri sebuah hukuman. Semakin siangmereka terlihat semakin lelah dan leih. Namun sorak-sorakan mereka tetap terlihat antusias .tepat jam 13:00 mereka tiba di pondok mereka beristrirahat.
Malam rerakhir pomba mereka terlihat semakin antusias karna semakin malam acara pomba semakin seru. Mula-mula para sanyri baru disuruh untuk berbariis perkelompok lalu diberi penutup mata. Setelah itu salah satu kakak Pembina membimbing mereka berjalan menuju lapangan. Setalah mereka berkumpul mereka duduk melingkar dan prosesi renungan malampun dimulai. para kakak pembina mulai akting mereka dengan beberapa puisi sederhana mereka. tapi memang kakak Pembina selalu berhasil membuat mereka terhipnotis.sebagian anak mulai terisak satu dua anak ad yang menjerit histerris "ibu............ibu..............". mereka merasa rindu dengan orang tuanya, mereka rindu dengan rumah mereka. para kakak Pembina terus menerus membakar kenangan_kenangan mereka membisikkan berbagai kalimat menyedihkan di telinga mereka "apa yang kalian tangisi?tangisan munafik?apa kalian pernah meminta maaf kepada ibu kalian ?apa pernah kalian mengatakan bu, saya sayang ibu ?lalu apa yang harus dibanggakan dari kalian semua hah" jerit salah satu kakak Pembina mereka semua semakin terisk mereka mulai sadar selama ini mereka tak pernah membanggakan orang tua mereka.
Tapi semakin lama isakan mereka semakin mereda. Mereka perlahan mulai tenang dan terkendali satu persatu kakak Pembina mulai membukakan satu persatu penutup mata mereka. Waktunya untuk mereka bersenang-senag kembali. Kembang api mulai meramaikan malam penutupan pomba malam itu api unggun semakin menyala-nyala. merka kembali tersenyum malam itu . dan mulai malam itu mereka berjanji pada diri mereka sendiri mereka akan mulai berubah. Dan mulai malam itu dan seterusnya mereka akan menjadi mandiri tanpa terganyung pada orang tua

Oleh: putri istiana
Tugas karya tulis
Jerukmacan,27 maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun