BKP Proyek Kemanusiaan dari Fakultas Psikologi melakukan kegiatan psikoedukasi mengenai coping mechanism terhadap para Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) yang menjadi Penerima Manfaat (PM) di Sentra Wirajaya Makassar. Sentra Wirajaya Makassar merupakan pusat pelatihan dan rehabilitasi bagi para penyandang disabilitas, Anak Berhadapan Hukum (ABH), dan lansia yang terlantar.Â
Mahasiswa Kelompok 1Perwakilan mahasiwa Kelompok 1 BKP, Putri Alifa Fathiyah, mengungkapkan bahwa pemberian psikoedukasi mengenai coping mechanism bertujuan untuk meningkatkan pemahaman PM ABH terkait strategi untuk menghadapi situasi yang tidak mengenakkan atau membuat stres dan tertekan.
"Pemberian psikoedukasi terkait coping mechanism ini ditujukan agar para PM ABH dapat meningkatkan pengetahuan sekaligus kesadaran mengenai cara yang tepat untuk mengatasi stres atau emosi yang mengganggu, sehingga mereka kemudian dapat mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik lagi" Ujarnya.
Nur Aisyah yang juga merupakan salah satu anggota Kelompok 1 BKP menyebutkan bahwa kegiatan psikoedukasi ini diikuti oleh 16 orang PM ABH yang berada di bawah naungan Sentra Wirajaya Makassar.
"Kegiatan ini diikuti oleh enam belas orang PM ABH. Semuanya aktif memberikan respon atas pertanyaan-pertanyaan sederhana yang diberikan selama kegiatan berlangsung" Ujarnya.
Lebih lanjut, Adhelina Dayana yang juga merupakan anggota Kelompok 1 BKP mengungkapkan bahwa materi psikoedukasi diberikan setelah sebelumnya melakukan observasi dan wawancara terhadap beberapa PM ABH.
"Sebelum menentukan materi psikoedukasi, kami (Kelompok 1 BKP) sudah melakukan beberapa wawancara singkat kepada para PM terkait kebiasaan mereka. Kami juga aktif melakukan observasi terhadap perilaku para PM agar kami bisa tahu materi seperti apa yang kira-kira mereka butuhkan" Ujarnya.
Selanjutnya, Aisyah Aulia Rahmat yang merupakan anggota lainnya dari Kelompok 1 BKP mengungkapkan bahwa para PM ABH mengalami peningkatan pemahaman terkait coping mechanism.
"Jadi kami memberikan pre-test dan post-test pada saat sebelum dan sesudah pemberian psikoedukasi. Hasil perbandingan skor pre-test dan post-test menunjukkan bahwa ada peningkatan pemahaman terkait materi yang dialami oleh para partisipan kegiatan. Dan tentunya hal ini merupakan sebuah kemajuan yang bagus" Ungkapnya.
Sebagai penutup, usulan diberikan terkait pelaksanaan kegiatan sharing session atau diskusi dapat diberikan sebagai sarana bagi PM ABH untuk membagikan pendapat dan pengalamannya sehingga mampu mendorong perkembangan PM menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H