Mohon tunggu...
putrialfiyah
putrialfiyah Mohon Tunggu... mahasiswa

grace

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tangan bersih, anak sehat!

17 Maret 2025   21:54 Diperbarui: 17 Maret 2025   21:54 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia pendidikan teori behaviorisme menekankan bahwa perilaku dapat dibentuk melalui pembiasaan yang  dilakuakan secara konsisten dengan pemberian stimulus dan respons. Menurut teori ini, anak-anak dapat belajar kebiasaan baru jika diberikan dorong yang tepat, baik melalui penguatan positif (reward) maupun penguatan negatif (konsekuensi yang membuat mereka belajar dari kesalahan). Dengan metode ini kebiasaan baik dapat ditanamkan sejak dini dan berkembang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

Dalam konteks ini, behaviorisme sering diterapkan dalam membangun disiplin dan kebiasaan sehat  pada anak-anak. Misalnya, guru dapat menggunakan sistem penghargaan untuk mendorong perilaku positif atau memberikan aturan yang jelas untuk membentuk kebiasaan tertentu. contoh pendekatan yang digunakan oleh seorang guru yang bernama Pak Anton dalam menggajarkan pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat, kepada murid-muridnya.

Di sebuah desa kecil bernama sukamaju, tinggal seorang anak laki laki bernama budi. Budi adalah anak yang ceria, tetapi ia sering jatuh sakit karena kurang menjaga kebersihan. Ia jarang mencuci tangan sebelum makan atau setelah bermain di luar. Akibatnya, ia sering mengalami sakit perut dan demam. Ibunya, yang bernama siti sangat khawatir terhadap kesehatan budi dan ingin mengajarkannya kebiasaan mencuci tangan dengan benar.

Suatu hari, ibunya mendatangi seorang guru di sekolah Budi, Pak Anton, yang dikenal memiliki pendekatan unik dalam mengajarkan kebiasaan sehat pada anak-anak. Pak Anton menggunakan teori behaviorisme, yang menekankan pembelajaran melalui stimulus dan respons serta penguatan positif dan negatif, Bu Siti bermaksud  ingin merancang strategi untuk membentuk kebiasaan hidup bersih dan sehat yang dimulai dengan mencuci tangan pada Budi.

Pak Anton bertanya pada Bu Siti, "Apakah Budi sering mencuci tangannya sebelum makan atau setelah bermain?''

Bu Siti menggeleng, "Sepertinya tidak. Ia sering langsung makan tanpa mencuci tangan, dan kadang-kadang setelah bermain di luar, ia langsung memegang makanan.''

Pak Anton tersenyum dan berkata, "Coba ajarkan Budi kebiasaan mencuci tangan ini penting untuk mencegah penyakit, Saya akan membantu ibu dengan cara yang sederhana, yaitu menggunakan metode behaviorisme''

Pak Anton menyadari bahwa Budi perlu diberikan stimulus agar tertarik mencuci tangan. Ia mulai dengan menjelaskan kepada seluruh murid di kelas tentang pentingnya kebersihan tangan. Ia menunjukkan gambar dan vidio tentang kuman yang tidak terlihat tetapi bisa menyebabkan penyakit. Selain itu, ia menjelaskan dengan eksperimen sederhana dengan menggunakan tinta yang dioleskan di tangan anak-anak, lalu mereka diminta menyentuh kertas putih. Hasilnya menunjukkan jejak tinta yang menggambarkan bagaimana kuman dapat menyebar.

Melalui eksperimen ini, Budi mulai memahami bahwa tangannya bisa saja kotor meskipun tampak bersih. Hal ini menimbulkan kesadaran awal dalam dirinya.

Setelah memberikan pemahaman awal, Pak Anton mulai menerapkan penguatan positif. Ia memasang poster berwarna-warni di depan kelas yang berisi langkah-langkah mencuci tangan yang benar. Setiap kali seorang siswa mencuci tangan sebelum makan atau setelah bermain, mereka akan mendapatkan stiker bintang. Jika seorang anak berhasil menggumpulkan stiker, mereka akan mendapatkan hadiah kecil, seperti pensil bergambar tokoh kartun favorit mereka.

Budi, yang awalnya enggan mencuci tangan, mulai tertarik karena ingin mendapatkan stiker seperti teman-temannya. Dalam beberapa hari, ia mulai rajin mencuci tangan dan dengan bangga menunjukkan stiker kepada teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun