Mohon tunggu...
putri alfiasih
putri alfiasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sragen📍

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencak Silat: Apakah Sebuah Kebutuhan?

13 Mei 2024   08:00 Diperbarui: 13 Mei 2024   08:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pencak silat, merupakan seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan Nusantara, yang telat mengakar kuat serta turun-temurun dalam budaya Indonesia. Dari Gerakan yang indah hingga teknik-teknik bela diri yang efektif, pencak silat mampu memikat perhatian dengan daya tariknya yang tak terbantahkan. Pencak Silat terdiri dari dua kata: “Pencak” yang berarti gerakan dasar bela diri dengan peraturan, dan “Silat” yang berarti gerakan bela diri yang bersumber pada kerohanian yang suci. Dalam perkembangannya, pencak silat menghubungkan unsur seni dan keindahan gerakan dengan inti ajaran bela diri dalam pertarungan. Kata "pencak" dan "silat" keduanya mencakup aspek kerohanian, irama, keindahan, kiat, serta praktek dan aplikasinya.

Harapan dari pencak silat adalah sebagai sebuah kebutuhan yang memiliki peran penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat. Pencak silat dianggap sebagai kebutuhan untuk keamanan atau sebagai perlindungan diri, melatih kesehatan fisik dan mental, sebagai pengembangan karakter, dan warisan budaya. Berbanding terbalik dengan harapan pencak silat, Indonesia saat ini tengah dilanda oleh beragam krisis, termasuk dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan moral. Dapat disimpulkan bahwa moral menjadi fokus yang paling mendesak untuk diperhatikan. Moralitas merupakan fondasi pembangunan bangsa, namun saat ini, karakter yang seharusnya sesuai dengan keadaan bangsa mulai tergerus dan kehilangan arah. Banyak sekali pada saat ini, pencak silat menjadi ajang persaingan. Seperti, 1) hilangnya kejujuran, 2) hilangnya rasa tanggungjawab, 3) tidak mampu berpikir jauh kedepan (visioner), 4) rendahnya disiplin, 5) Krisis kerja sama, 6)Krisis keadilan, dan 7) Krisis kepedulian.

Maka dari itu, dalam setiap pelatihan atau pertandingan turnamen dapat diselipkan nilai-nilai kesopanan, kedisiplinan, dan rasa hormat yang diajarkan oleh pencak silat. Serta dapat menyajikan nilai-nilai etika, tanggung jawab, dan disiplin dalam pengajaran pencak silat. Mengajukan izin tempat peltihan secara resmi untuk menjaga hubungan baik dengan pihak yang berwenang, serta melibatkan polisi dan otoritas setempat dalam mengatasi konflik antar perguruan pencak silat.

Referensi:                                           

 Kholis, N. (2016). Aplikasi Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat Sarana Membentuk Moralitas Bangsa. Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran, 2(2), 76. https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v2i2.508

Sasmita, K., Barlian, E., & Padli, P. (2023). Pencak Silat Wajah Budaya Bangsa Indonesia. Journal on Education, 5(2), 2869–2880. https://doi.org/10.31004/joe.v5i2.935

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun