Mohon tunggu...
Putri Aisyah
Putri Aisyah Mohon Tunggu... -

Happy reading! Thank you for coming :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Goodbye, Lenin!"

8 Desember 2012   16:49 Diperbarui: 4 April 2017   16:31 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film Goodbye, Lenin! adalah film pada masa jerman barat dan jerman timur masih berpecah menjadi 2 negara. Dimana Jerman Timur lebih ke paham sosialis dibandingkan dengan Jerman Barat yang mempunyai paham berbeda. Dalam artikel ini, saya ingin menghubungkan film ini dengan teori dalam mata kuliah Psikologi Sosial yang saya tangkap. Saya tidak menjelaskan semua teori, tetapi saya hanya menjelaskan yang baru ini saya pelajari di kelas dan berhubungan dengan film tersebut.


  1. Pertama, Ibu mempersepsikan dunia sosialnya sebagai seorang pendukung setia sosialis dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip paham sosialis di Jerman Timur yang pemikirannya lebih condong ke sisi praktis daripada ideologis. Ia juga menyerahkan sepenuh hidupnya kepada politik setelah suaminya meninggalkan keluarganya ke Jerman Barat. Dan peristiwa itu membuat sang ibu mengalami gangguan jiwa sementara. Dan kemudian ia membohongi anaknya tentang perilaku suaminya.
  2. Skema yang diberi sang ibu sebelum sakit: ia adalah seseorang pendukung setia sosialis dan memandang bahwa Jerman Timur dan Jerman Barat tidak mempunyai hubungan yang baik dan Jerman Timur berdiri sendiri tanpa adanya campur tangan dari Jerman Barat. Dan skema yang diberi sang ibu sesudah sakit ialah: Hubungan antara Jerman Barat dan Jerman Timur menjadi baik karena, banyak pengganguran dan kekacauan di Jerman Barat sehingga mereka berbondong-bondong ingin ke Jerman dan ingin mengungsi ke Jerman Timur sebagai pekerja dan petani.
  3. Ibu mempersepsikan dunia sosialnya sebagai seorang pendukung setia sosialis dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip sosialis yang dianut Jerman Timur. Dan ia melakukan perceptual sailence pada suaminya yang meninggalkan dia karena keegoisan suaminya yang tidak memikirkan kalau ia memiliki 2 orang anak. Ibu tidak memikirkan situasi yang dialami oleh suaminya yang sebenarnya mengalami hal-hal sulit dalam hidup suaminya karena tidak masuk kedalam partai sosialis dan akhirnya memilih untuk ke Jerman Barat.
  4. Defensive attribution yang dilakukan sang ibu ialah: karna suaminya meninggalkan dia dan keluarganya ke Jerman Barat, saat itu menjadi hal terberat dalam hidupnya. Sampai akhirnya ia frustasi dan mengalami gangguan jiwa. Dan untuk menghindari kejadian buruk tersebut, sang ibu membentuk defensive attribution yaitu dengan mengarang cerita/ berbohong kepada anaknya bahwa suaminya pindah ke Jerman Barat karena ada wanita lain dan sang ibu tidak pernah mendengar kabar dari suaminya.
  5. Yang menjadi thought suppression sang ibu ialah ia tidak mau menginggat suaminya yang meninggalkan dia dan keluarganya dengan ia menyerahkan sepenuh hidupnya dengan setia kepada partai politik sosialis di Jerman Timur. Dan juga ia melakukan operating process dengan mengarang cerita ke anaknya tentang perlakuan suaminya yang padahal sebenarnya tidak.
  6. Unrealistic attribution dari alex ialah saat ia menciptakan sebuah nostalgia akan tempat yang sudah tidak ada menjadi ada, dan dia terlalu percaya bahwa ibunya akan terus tertipu oleh rekayasanya. Karena penjelasan dari dokter, Ia mengabaikan penyebab situasional dari sang Ibu, ia juga cenderung lebih mementingkan pikirannya untuk membohongi sang ibu tentang Jerman Timur daripada harus mengikuti apa kata suster Lara untuk bicara hal sebenarnya yang terjadi. Penilaian tersebut semata-mata karena ia adalah anak dari si ibu, jadi ia lebih tau apa yang terbaik buat sang ibu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun