Mohon tunggu...
Putri Adrianingsih S.S.
Putri Adrianingsih S.S. Mohon Tunggu... Freelancer - HUMAS TNI/MITRA TNI

Nama Saya Putri,saya adalah seorang freelancer konten kreator Sipil dan Militer, saya mempunyai hobi seputar dunia militer, dan pertahanan, saya juga sebagai pengamat militer dan pertahanan kelas junior.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Gejolak Senjata Nuklir di Semenanjung Korea Yang Bisa Mengancam Perdamaian Dunia

4 Agustus 2024   15:00 Diperbarui: 4 Agustus 2024   15:11 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketegangan yang akan terjadi di Semenanjung Korea pada Tahun 2024 ini, tampaknya akan menjadi tahun yang lebih perlu di waspadai dari pada tahun 2023, alasannya karena ancaman nuklir dan ancaman balik telah meningkat lebih jauh sejak awal Januari. Hal ini menuntut kewaspadaan bagi Dunia, terutama untuk Negara Korea Selatan.

Selanjutnya, Pemimpin Korea Selatan Kim Jong Un lewat pidatonya pada awal Tahun Baru, mengatakan bahwa ancaman sebelumnya untuk menghancurkan "rezim" Korea Utara, dengan menggunakan senjata nuklir. sehari sebelummya di mana ia memberi tahu juga, bahwa militer Korea Utara untuk selalu bersiap menghadapi kemungkinan perang yang akan terjadi di kemudian hari.

Sejak saat itu, Kim Jong Un mengatakan bahwa ia telah menyerah pada gagasan perdamaian dengan Korea Selatan, karena telah menunjuk negaranya sebagai musuh.

Kim Jong Un memperingatkan kemungkinan perang. Terlihat dalam seminggu terakhir saja, Kim Jong Un telah menyerukan perubahan konstitusi untuk menunjuk Seoul sebagai "musuh utama" Pyongyang dan perjanjian militer untuk membangun kepercayaan dengan Korea Selatan yang disepakati pada tahun 2018, telah dinilai berantakan karena angkatan bersenjata Korea Selatan melanjutkan pengawasan udara garis pada depan di Korea Utara, hal ini terjadi setelah latihan Artileri Korea Utara di dekat pulau Korea Selatan, di perbatasan laut antara kedua negara tersebut.

Para analis pertahanan berpendapat bahwa Kota Pyongyang sedang mengembangkan apa yang disebut dengan senjata nuklir strategis dan taktis ini, adalah upaya untuk menghalangi Amerika Serikat yang berkomitmen menggunakan senjata nuklir untuk membela Korea Selatan.

Pada tahun lalu, Amerika Serikat dan Korea Selatan sepakat untuk meningkatkan kerja sama mereka dalam rencana penggunaan senjata nuklir , menyusul pernyataan sebelumnya oleh Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang mengisyaratkan Seoul mungkin mengembangkan senjata nuklirnya sendiri. Sejak saat itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yool, telah membahas Langkah pertahanan lainnya adalah peningkatan kerja sama militer, antara Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, yang juga mendukung penggunaan senjata nuklir Amerika dalam pertahanannya.

Mengingat hal ini, beberapa analis pertanahan melihat Semenanjung Korea sebagai titik api nuklir paling berbahaya di dunia, yang saat ini terjadi konflik yang melibatkan negara-negara bersenjata nuklir di Ukraina dan Gaza. Dan tentang perolehan senjata nuklir tersebut, tetapi perdebatan terus berlanjut di kalangan pembuat kebijakan.

Direktur Eksekutif ICAN, Melissa Parke , mengatakan agar semua pihak menahan diri terhadap masalah ancaman nuklir yang menghasut. Latihan militer dan uji coba senjata, meningkatkan ketegangan dan membawa kita lebih dekat ke ambang perang. Semua negara yang mempunyai senjata nuklir, termasuk Korea Utara dan Amerika Serikat, serta negara-negara lain yang bersekutu dalam kebijakan nuklir, seperti Jepang dan Korea Selatan, perlu mengambil langkah-langkah mendesak untuk meredakan ketegangan dan melepaskan diri dari doktrin pencegahan nuklir yang berbahaya bergabung dengan Perjanjian Larangan Senjata Nuklir, hal ini merupakan langkah penting untuk melegitimasikan pencegahan nuklir dan menghilangkan senjata nuklir.

Doktrin pencegahan nuklir didasarkan pada ancaman penggunaan senjata nuklir dengan segala konsekuensi bencana yang akan ditimbulkannya bagi seluruh dunia. Sebagaimana negara-negara pihak dalam Perjanjian Larangan Senjata Nuklir (TPNW), menyatakan pada pertemuan terakhir mereka di New York: "advokasi, desakan, dan upaya baru untuk membenarkan pencegahan nuklir sebagai doktrin keamanan yang sah memberikan kepercayaan palsu pada nilai senjata nuklir bagi keamanan nasional dan berbahaya meningkatkan risiko proliferasi nuklir horizontal dan vertikal."

Mengingat dampak senjata nuklir sangat berbahaya, ternyata senjata nuklir dapat dipakai sebagai bargaining power, simbol status suatu negara, kekuatan militer, dan sebagai alat politik. Namun dibalik itu, Amerika Serikat bersama Rusia dan banyak negara-negara lain di dunia telah sepakat untuk menggunakan senjata nuklir dengan tujuan damai. Sehingga senjata nuklir tetap perlu diawasi serta dibatasi pengunaannya.

Di tengah ramainya kabar operasi senjata nuklir di Korea Utara. Semakin banyak negara yang bergabung dengan Perjanjian Larangan Senjata Nuklir (TPNW). Mereka mengakui bahwa penghapusan total senjata nuklir merupakan keharusan untuk keamanan dan Perdamaian Dunia, hal tersebut merupakan tanggung jawab semua negara, bukan hanya negara yang memiliki senjata nuklir saja. Seiring meningkatnya risiko penggunaan senjata nuklir, yang didorong oleh ancaman konfik internal atau eksternal didalam suatu wilayah atau negara, dan semakin menonjolnya senjata nuklir dalam kebijakan serta doktrin keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun