Mohon tunggu...
Putri Adelia Nuraini
Putri Adelia Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswa Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya Universitas Negeri Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pancasila di Era Digital

10 Oktober 2024   19:43 Diperbarui: 10 Oktober 2024   20:18 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital yang semakin berkembang pesat, tantangan terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia semakin kompleks. Revolusi teknologi informasi telah mengubah cara berinteraksi, berkomunikasi, dan mendapatkan informasi. 

Namun, perubahan ini juga membawa dampak negatif yang berpotensi mengikis nilai-nilai Pancasila. Artikel ini akan membahas berbagai tantangan yang dihadapi Pancasila di era digital serta upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan mengimplementasikan nilai-nilai tersebut.

1. Penyebaran Informasi yang Cepat dan Tidak Terverifikasi

Salah satu tantangan utama di era digital adalah penyebaran informasi yang cepat dan seringkali tidak terverifikasi. Media sosial dan platform online memungkinkan berita dan informasi menyebar dengan cepat, namun tidak semua informasi tersebut akurat. 

Berita palsu atau hoaks dapat merusak pemahaman masyarakat tentang Pancasila, memperburuk polaritas, dan menciptakan ketegangan sosial. Penyebaran informasi yang tidak benar dapat menyebabkan salah paham tentang nilai-nilai Pancasila yang sebenarnya.

Solusi: Pendidikan literasi digital menjadi kunci. Masyarakat perlu dilatih untuk dapat membedakan informasi yang valid dan yang tidak, serta memahami konteks dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Program-program yang mengajarkan cara mengenali hoaks dan membangun sikap skeptis yang sehat terhadap informasi dapat diterapkan di sekolah dan komunitas.

2. Radikalisasi dan Ekstremisme

Di era digital, ideologi ekstremis dapat dengan mudah menyebar melalui internet. Kelompok-kelompok radikal sering memanfaatkan platform digital untuk merekrut anggota dan menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti toleransi dan persatuan. Dengan adanya media sosial, pesan-pesan radikal dapat dengan cepat menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi muda yang mungkin rentan terhadap pengaruh tersebut.

Solusi: Perlu adanya program deradikalisasi yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila. Pemerintah dan masyarakat sipil dapat bekerja sama untuk menciptakan konten positif yang menegaskan pentingnya toleransi dan keberagaman. Kampanye sosial yang menonjolkan narasi positif tentang kerukunan dan harmoni antarumat beragama juga sangat diperlukan.

3. Pengaruh Globalisasi

Globalisasi membawa masuk berbagai nilai dan budaya asing yang mungkin tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Masyarakat, terutama generasi muda, sering kali terpengaruh oleh budaya populer dari luar yang dapat mengikis identitas nasional dan pemahaman terhadap Pancasila. Media sosial sering kali menyebarkan tren dan gaya hidup yang mungkin bertentangan dengan norma-norma lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun