Mohon tunggu...
Putria MarshaNaura
Putria MarshaNaura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga dengan keahlian dalam penelitian, public speaking, inovasi karya, dan advokasi sosial. Berpengalaman sebagai Ketua Forum Anak Gresik, mengoordinasikan program hak anak. Terampil dalam manajemen proyek, perencanaan bisnis, dan penulisan akademis, serta mampu bekerja efektif dalam tim maupun individu. Siap berkontribusi di bidang ilmu politik dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revitalisasi Demokrasi di Indonesia: Mengatasi Tantangan Kebebasan dan Ketimpangan Kekuasaan

10 Januari 2025   20:32 Diperbarui: 10 Januari 2025   20:32 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrasi Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius yang mengancam nilai-nilai fundamentalnya. Indikasi kemunduran terlihat dalam berbagai aspek, termasuk pelemahan nalar kritis, pembatasan kebebasan berpendapat, dan kesenjangan akses terhadap hak-hak dasar warga negara. Kondisi ini memperlihatkan adanya penurunan kualitas demokrasi yang tidak hanya membahayakan hak individu, tetapi juga mereduksi ruang partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan.

Nalar kritis, sebagai salah satu ciri masyarakat demokratis, mulai terpinggirkan oleh upaya pembungkaman yang terstruktur. Banyak intelektual yang kehilangan ruang untuk menyuarakan pandangannya karena tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan. Sebagai akibatnya, muncul situasi di mana kelompok masyarakat yang secara ekonomi lemah semakin tidak terdengar aspirasinya. Kebebasan berekspresi yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara pun perlahan terkikis oleh regulasi dan tindakan represif.

Selain itu, distribusi kekuasaan yang tidak merata memperburuk situasi. Institusi-institusi demokrasi yang seharusnya menjadi penjaga nilai keadilan, kerap kali tidak menjalankan fungsinya secara optimal. Fenomena ini memperlihatkan adanya kecenderungan oligarki, di mana kekuasaan lebih terpusat pada segelintir kelompok tertentu, sering kali dengan mengorbankan kepentingan masyarakat luas. Akibatnya, cita-cita demokrasi yang inklusif dan partisipatif semakin jauh dari kenyataan.

Kebebasan pers, yang merupakan salah satu elemen utama demokrasi, juga mengalami tekanan yang signifikan. Media yang semestinya menjadi pilar penyalur informasi bagi masyarakat, sering kali dibatasi ruang geraknya oleh regulasi yang ketat atau tekanan dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik. Ketidakmampuan media untuk berfungsi secara independen berpotensi melemahkan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan, yang pada akhirnya merugikan masyarakat.

Lebih jauh lagi, apatisme masyarakat terhadap demokrasi menjadi salah satu faktor yang memperparah situasi ini. Banyak individu, terutama generasi muda, merasa bahwa upaya untuk memperjuangkan demokrasi tidak membuahkan hasil yang signifikan. Namun, sikap apatis ini justru menjadi salah satu alasan mengapa praktik-praktik antidemokrasi semakin mengakar. Tanpa keterlibatan aktif masyarakat, demokrasi kehilangan energi yang dibutuhkan untuk berkembang dan berfungsi secara ideal.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan revitalisasi nilai-nilai demokrasi melalui partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil memiliki tanggung jawab untuk memperkuat kesadaran publik tentang pentingnya demokrasi sebagai sistem yang melindungi hak-hak dasar warga negara. Selain itu, reformasi institusional diperlukan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip demokrasi tetap dijaga, termasuk dengan memperkuat kebebasan pers, meningkatkan akuntabilitas pemerintahan, dan mendorong redistribusi kekuasaan yang lebih merata.

Demokrasi bukanlah sekadar proses politik formal seperti pemilu. Ia adalah sistem yang membutuhkan komitmen kolektif, keberanian untuk melawan ketidakadilan, dan kesadaran akan pentingnya melibatkan semua elemen masyarakat. Sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memperjuangkan demokrasi agar tetap relevan dan mampu memenuhi kebutuhan bangsa. Dengan demikian, demokrasi dapat menjadi sarana untuk mewujudkan keadilan sosial, ekonomi, dan politik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun