"Iya Re, kenapa emangnya?" jawab Widya
"Tapi aku tidak men" belum sempat aku meneruskan kataku, Reina langsung memotong pembicaraan. "Tadi kamu sendiri yang menitipkannya padaku Na, masih SMA sudah pikun" potong Reina sambil cengengesan dan menatapku seakan memberi isyarat untuk tidak bicara lagi. Â Lalu dering pesan pun berbunyi, aku langsung melihatnya.

***
Pembelajaran telah selesai, saatnya pulang dan belajar. Lima hari kedepan menuju seleksi dilaksanakan. Akupun bergegas pulang. Saat aku sampai dirumah, aku mendengar keributan terjadi lagi. Kali ini terdengar suara Kak Shea yang nenangis sambil berteriak, terdengar suara bentakan Ayah. Aku terkejut dan langsung bergegas membuka pintu. Saat baru saja aku memasuki rumah, Kak Shea dan Kak Jane menghampiriku penuh amarah.
"Semua terjadi semenjak kelahiranmu Narisha!" bentak Kak Shea padaku
"Semenjak kamu lahir, ada saja masalah. Dari awal kamu lahir, saat itu Ibu dan Ayah hampir bercerai." Lanjut Kak Jane
"Cukup! Jane, Shea!" teriak Ibu. Aku masih tidak mengerti apa maksud Kak Shea dan Kak Jane.
Ibu dan Ayah ribut, saling membentak di depan para anak gadisnya. Sampai Ayah mengucapkan hal yang tak pernah ku sangka.
"Tidak usah membela anak haram itu bu." Bentak Ayah
"Tarik ucapan Ayah sekarang!" sambil menunjuk Ayah dengan mata yang berkaca-kaca.