Mohon tunggu...
Putri Zaman
Putri Zaman Mohon Tunggu... -

loves the Charming Prince in a white horse

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dialog Para Peselingkuh

5 Mei 2010   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:24 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Inilah dialog dua orang peselingkuh yang pernah saling menyayangi dan mencintai:

Aku: Kenapa mas berubah akhir-akhir ini?

Ayah Tiara: Gak kok

Aku: Ah...Jangan bohong, aku kan kenal mas.

Ayah Tiara: Aku gak berubah kok. Memangnya aku kenapa?

Beberapa minggu kemudian...

Aku: Mas jahat...

Ayah Tiara: Maksudnya?

Aku: Berubah kan?

Ayah Tiara: Aku gak berubah kok, kenapa memangnya?

Aku: Kalau gak disms, gak sms, kalau gak ditelpon gak telpon, kenapa toh?

Ayah Tiara: Ooh itu...

Aku: Jangan-jangan perkiraanku benar, selama ini aku cuma dipermainkan sama mas

Ayah Tiara: Yah, kalau memang kamu mengira begitu, aku bisa apa, toh aku gak punya hak apa-apa kan terhadapmu.

Beberapa hari kemudian...

Aku: Mas, oL yuk...

Ayah Tiara: Jangan...

Aku: Lho, memangnya kenapa? Dulu juga kita biasanya gitu kan?

Ayah Tiara: Jangan, bahaya...

Alu: ???

Beberapa minggu kemudian...

Aku: Mas kok berubah sih akhir-akhir ini?

Ayah Tiara: Gak kok

Aku: Aku kangen, mas

Ayah Tiara: Apa kamu gak takut ketahuan?

Aku: Maksudnya? Gak ingat dulu aku selalu memenuhi keinginan mas, suka gak suka, mau gak mau..???

Ayah Tiara: Sekarang sudah gak aman

Aku: Maksudnya?

Ayah Tiara: Aku takut karirku terancam gara-gara ini. Ingat kemaren salah satu teman di kantorku godain kita berdua?

Aku: Ahh...rasanya guyonannya masih wajar aja...aku juga sering digodain sama dia

Ayah Tiara: Gak tau deh

Beberapa minggu kemudian...

Aku: Mas, oL yuk..

Ayah Tiara: Jangan...

Aku : Kenapa? Biasanya dulu kita juga gitu kan? Masih ingat kan accoount email khusus kita berdua? Masih ingat kan alamat facebook khusus milik kita?

Ayah Tiara: Bahaya...

Beberapa minggu kemudian...

Aku: Mas, aku pengen ngomong

Ayah Tiara: Ngomong apa?

Aku: Kenapa mas berubah akhir-akhir ini? Jarang sms, email gak direspon, trus kalau lihat aku lagi oL mas pasti buru-buru off?

Ayah Tiara: Masak sih?

Aku: Mas kenapa sih?

Ayah Tiara: Aku sibuk banget sekarang, lihat sendiri kan kamu? Makanya harap maklum kalau susah ketemu

Aku: Oooh gitu...

Dialog Hati;

Aku: Mas, aku bukan orang bodoh. Atau mungkin aku yang terlalu bodoh, tidak berpengalaman dalam dunia perselingkuhan.

Aku: Masih ingat dulu ketika mas mengajak aku unutuk menikmati seksnya saja? Tanpa menghiraukan hal-hal dari diri kita masing-masing yang membuat kita saling tertarik? Dan aku menolak?

Ayah Tiara: Aku gak bisa menjawab...

Aku: Atau mungkin aku cuma jadi selingan dan variasi kehidupan mas aja?

Ayah Tiara: Susah untuk menjelaskannya padamu.

Aku: Apa mungkin istilah “Habis manis sepah dibuang” berlaku dalam hal ini?

Ayah Tiara: Harus bagaimana aku mengatakannya?

Aku: Atau mungkin hubungan seperti ini akan sampai pada periode expired time? Alias sudah tidak layak pakai lagi? Ahhh..aku bingung...

Ayah Tiara: Lagi-lagi aku bingung menjawabnya

Aku: Susah rasanya berada dalam situasi seperti ini, rasanya aku seperti tidak mas butuhkan lagi...bahkan tidak penting sama sekali bagi mas

Ayah Tiara: Aku sibuk bekerja, dan aku harus lakukan itu...Kamu tau kan, aku satu-satunya tulang punggung dalam keluargaku

Aku: Iya, aku tahu..dan aku bangga akan hal itu...tapi aku gak salah kan kalau tanya mas kenapa?

Ayah Tiara: Ya, aku sibuk aj...Kalau pengen ketemu tiap hari ya pindah aja kamu kerja di sini...

Dear Ayah Tiara,

Sebenarnya hanya satu yang aku inginkan, mas tetap ada di sampingku, menemaniku selalu walaupun tidak secara fisik. Hanya itu yang kuinginkan...Mas ada untukku setiap kali aku membutuhkanmu...Tapi, semua berubah sekarang...Dan aku tidak tahu kenapa, karena kau tidak pernah berkata apa-apa...

Dear You,

Maafkan aku yang terlalu sering membuatmu kecewa. Maafkan aku yang selalu membuatmu menitikkan air mata. Mari kita jalani saja semuanya ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Semoga ada himah yang bisa kita ambil dari semua yang terjadi....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun