Pendidikan adalah hak setiap warga negara, tetapi di Indonesia, akses menuju sekolah di daerah terpencil masih menghadapi tantangan besar. Di beberapa wilayah, anak-anak harus menempuh jalur berbahaya untuk bisa bersekolah, seperti di Lumajang, Jawa Timur, di mana siswa menyeberangi sungai dengan jembatan rusak akibat banjir Semeru . Masalah serupa terjadi di Sulawesi Selatan, di mana siswa menggunakan rakit darurat untuk menyeberang sungai karena akses jalan rusak pasca-banjir.
Keterbatasan akses ini menurunkan kehadiran siswa dan memengaruhi motivasi belajar, dengan beberapa siswa terpaksa bolos karena kondisi perjalanan yang tidak aman. Ketidakmerataan infrastruktur pendidikan menciptakan kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan, memperparah risiko putus sekolah dan membatasi kesempatan generasi muda di wilayah terpencil.
Rekomendasi Solusi untuk Meningkatkan Akses Pendidikan
1.Perbaikan Infrastruktur: Pemerintah perlu mempercepat pembangunan jembatan dan jalan di daerah terpencil.
2.Sekolah Alternatif: Mendirikan kelas sementara atau menyediakan sekolah keliling untuk memastikan anak-anak tetap belajar.
3.Transportasi Khusus: Menyediakan perahu atau moda transportasi aman untuk mengurangi risiko di perjalanan.
4.Kolaborasi Multi-Pihak: Mendorong kerja sama dengan LSM dan swasta untuk memperbaiki infrastruktur dan fasilitas pendidikan.
5.Teknologi Pembelajaran: Memanfaatkan pembelajaran daring sebagai alternatif hingga akses fisik diperbaiki.
Ketimpangan akses pendidikan di Indonesia membutuhkan perhatian segera agar anak-anak di daerah terpencil dapat memperoleh pendidikan yang aman dan berkualitas. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat diperlukan untuk mempercepat pemerataan pendidikan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh generasi muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H