Mohon tunggu...
Putri Salsabilah
Putri Salsabilah Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas

Membaca dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pandangan Mahasiswa Pertanian UNAND terhadap Peran Pendidikan dalam Membangun Toleransi Beragama di Kehidupan Bermasyarakat

3 Desember 2024   15:13 Diperbarui: 3 Desember 2024   15:17 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak:

Interaksi sosial adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Namun, perbedaan dan konflik merupakan hal yang wajar. Dalam masyarakat yang plural seperti Indonesia, toleransi menjadi nilai penting untuk menjaga kerukunan. Menghargai perbedaan adalah kewajiban setiap individu. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pandangan Mahasiswa Pertanian Universitas Andalas tehadap bagaimana peran dan pentingnya pendidikan dalam membangun sikap toleransi beragama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang berbentuk kuisioner. Hasil yang diperoleh yaitu mahasiswa fakultas pertanian memandang bahwa penididikan sangat penting dalam membangun dan membentuk sikap toleransi antar umat beragama.Dari penelitian yang telah dilakukan didapati bahwa pendidikan berperan penting dalam membangun sikap toleransi umat beragama menurut mahasiswa fakultas pertanian Universitas Andalas. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa sikap toleransi beragama tidak hanya terbentuk dari pendidikan formal dari guru atau dosen tetapi juga faktor lain seperti keluarga atau lingkungan dan orang tua.

A.Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial sehingga Ia membutuhkan kehadiran orang lain. Oleh karena itu, interaksi menjadi keniscayaan. Interaksi antar individu, kelompok, atau negara tidak dipengaruhi oleh kepentingan, dominasi, atau penindasan. Orang-orang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan persaingan, baik secara sukarela maupun terpaksa, karena mereka adalah makhluk konflik (homo conflictus). Setiap manusia memiliki potensi konflik, jadi kita perlu tahu cara mengatasi perbedaan sehingga hal-hal tidak berkembang menjadi chaos dan kerusakan yaitu melalui sikap toleransi.

Toleransi, menurut Herimanto Winarno (2011: 535), berarti bersikap ramah kepada setiap orang, menerima pendapat atau pendirian orang lain, tanpa ingin mengganggu kebebasan berpikir dan keyakinan orang lain. Proyek Pembinaan Kerukunan Hidup Beragama disebutkan dalam Pekan Orientasi Antara Umat Beragama dengan Pemerintah 1980-1981 (Departemen Agama RI, 1982: 92) bahwa toleransi dalam hidup beragama berarti bahwa agama umat manusia banyak dan harus dianggap sebagai saudara. Artinya, lebih penting bagi setiap umat beragama untuk berinteraksi positif satu sama lain dalam lingkungan yang toleran. Toleransi berarti menghargai, mengizinkan, atau membiarkan pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan tindakan lain yang bertentangan dengan pendapat Anda sendiri. Contohnya adalah agama, ideologi, dan ras. 

Toleransi, menurut Tillman, didefinisikan sebagai saling menghargai melalui pemahaman dan tujuan kedamaian. Kedamaian dapat dicapai melalui penerapan toleransi. Toleransi dianggap penting untuk perdamaian. Toleransi pada dasarnya berarti sikap dan sifat menghargai. Menghargai pluralitas di Indonesia harus ditunjukkan oleh semua orang.

Karena toleransi adalah sikap paling dasar, itu baik untuk kerukunan masyarakat dan integritas bangsa secara keseluruhan. Konflik yang tidak diharapkan dapat terjadi karena sikap tidak toleran. 

Dalam kehidupan masyarakat multikultural Indonesia, perspektif toleransi dan empati sangat penting. Dengan menumbuhkan sikap yang lebih toleran dan empati terhadap orang lain, masalah yang terkait dengan keberagaman sosial budaya dan agama dapat dihindari dan mencegah pertentangan sosial yang berpotensi mengancam kestabilan bangsa.

Didalam buku Afkari F. G. (2020) ada dua cara untuk memahami toleransi. Ada yang melihatnya secara negatif dan mengatakan bahwa itu harus memiliki sikap membiarkan dan tidak menyakiti orang atau kelompok lain, terlepas dari jenisnya. Sedangkan yang melihatnya secara positif mengatakan bahwa toleransi tidak hanya harus seperti yang pertama (penafsiran negatif), tetapi juga 

harus membantu dan mendukung orang lain. 

B.Tujuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun