Pengenalan dan penguatan tolerasi dan moderasi beragama sangat penting dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Adanya tolerasi antar umat beragama dapat memberikan efek positif yang luar biasa, yaitu menjadi semakin kuat sebagai sebuah bangsa dan negara. Adanya moderasi beragama dapat semakin memperkuat perilaku toleransi yang dilakukan umat beragama karena mereka bisa memposisikan diri mereka sesuai dengan agamanya dan sekaligus menghormati pemeluk agama lainnya. Sikap ini sangat penting dan diperlukan bagi generasi penerus. Oleh karena itu Universitas Negeri Malang (UM) melalui program pada Pusat Kehidupan Beragama dan Karakter (PKBK) Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LPPP) mengadakan studi tour di Desa Sekaran di Kabupaten Kediri dalam rangka memperkuat toleransi dan moderasi beragama bagi semua agama dan kepercayaan yang ada di UM. Desa Sekaran dipilih sebagai lokasi kunjungan karena merupakan salah satu dari desa sadar kerukunan beragama yang telah ditetapkan di Jawa Timur sejak tahun 2021.
Studi tour dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2023 oleh sekitar 30 mahasiswa dan dosen pendamping perwakilan dari seluruh agama dan kepercayaan yang ada di UM. Kegiatan dimulai sejak pagi dengan persiapan keberangkatan yang dilakukan di Graha Rektorat UM. Selanjutnya mahasiswa bersama dengan beberapa pendamping dari masing-masing penganut agama dan kepercayaan di UM berangkat menuju desa Sekaran menggunakan bis UM. Berikut ini merupakan poster dan dokumentasi awal kegiatan yang dilaksanakan.
Sesampainya di Desa Sekaran yang berlokasi di Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri, civitas akademika UM disambut dengan baik dan hangat oleh Kepala dan perangkat Desa Sekaran. Kegiatan dilaksanakan di joglo yang ada di luar ruangan dengan tujuan agar kegiatan diskusi menjadi lebih menyatu dengan lingkungan. Diawali dengan pembukaan oleh MC, selanjutnya terdapat sambutan oleh Ketua PKBK LPPP dan Kepala Desa. Sambutan dari Bapak Sulthoni selaku ketua PKBK LPPP UM menyampaikan pentingnya menjaga toleransi dan moderasi beragama, utamanya bagi mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat. Salah satu yang dilakukan universitas dalam rangka mencapai hal tersebut yaitu dengan melakukan studi tour atau memberikan pengalaman lapangan bagi mahasiswa terkait implementasi toleransi dan moderasi beragama dalam kehidupan nyata, salah satunya di desa Sekaran Kediri.Â
Pada sambutan kepala desa Sekaran, yaitu Bapak Purdiman, beliau menyatakan bahwa selama ini di Desa Sekaran memang telah menerapkan toleransi antar umat beragama. Kegiatan ini dilakukan bukan saja dalam waktu dekat, namun telah dilakukan sejak lama dan turun temurun. Kegiatan toleransi dan moderasi beragama tersebut diantaranya dengan adanya berbagai kegiatan keagamaan yang kegiatan dan pelaksanaannya didukung oleh penganut agama yang lainnya. Sebagai contohnya saat ada acara Natal, maka umat agama lain akan membantu dalam bidang keamanan, begitu pula dalam acara-acara keagamaan lainnya. Semua saling membantu demi kelancaran acara tersebut, tanpa memandang dari agama apa.Â
Pada kegiatan yang dilaksanakan di desa, kepala desa juga melibatkan pemuka atau perwakilan masing-masing agama sehingga kerukunan dapat terus terwujud. Berikut merupakan dokumentasi kegiatan.
Memasuki pada kegiatan inti, mahasiswa mendapatkan waktu dan kesempatan untuk berdiskusi bersama dengan perwakilan tokoh dari masing-masing agama yang ada di desa Sekaran. Terdapat perwakilan dari Islam NU dan LDII, Kristen Protestan/GKJW, Katholik, dan Hindu. Selanjutnya mereka juga mendapatkan pengetahuan dari sisi pengelolaan kebijakan yang disampaikan oleh kepala desa. Terdapat berbagai hal menarik selama kegiatan diskusi, diantaranya yaitu penyampaian terkait bagaimana cara masyarakat menjaga kerukunan antar umat beragama. Semua masyarakat saling membantu dalam terwujudkan kegiatan agama maupun kegiatan yang diinisiasi oleh desa. Pada acara khusus, misalnya ketika ada kematian, maka semua warga tidak ada yang pergi ke sawah (mayoritas warga berprofesi sebagai petani), namun semua saling membantu keluarga yang sedang berduka, tanpa memandang agamanya.
Kegiatan selanjutnya mahasiswa bersama dengan dosen pendamping berkunjung langsung ke rumah-rumah ibadah setiap agama yang ada disana. Tempat ibadah semua agama disini lokasinya berdekatan sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berkunjung dari satu tempat ibadah ke tempat ibadah yang lain. Mahasiswa juga berkesempatan untuk berinteraksi secara langsung bersama dengan warga desa yang ada di sekitar lokasi tempat ibadah. Terdapat banyak pengalaman dan cerita hidup yang didapatkan oleh mahasiswa terkait kegiatan toleransi dan moderasi beragama di desa Sekaran. Kegiatan berakhir di sore hari dengan kegiatan penutupan sekaligus berpamitan pada kepala dan perangkat desa serta seluruh tokoh agama yang hadir.
Penulis: Putri Mahanani dan Tim PKBK UM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H