Mohon tunggu...
putri candraningtyas
putri candraningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya bisa berkontribusi dengan baik dalam suatu projek dengan cepat dan tepat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pemberhentian Ekspor Nikel bagi Perekonomian Indonesia

3 Mei 2023   09:15 Diperbarui: 3 Mei 2023   09:15 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nikel merupakan bahan dasar pembuatan baterai, yang sangat dibutuhkan perusahaan pengelola baterai yang ada di beberapa negara. Tujuan pemberhentian pengeksporan nikel agar Indonesia bisa menjadi mengekspor bahan. Hal ini dapat menguntungkan bagi perekonomian karena bisa meningkatkan dan memperkuat barang tambang berupa bahan jadi untuk di eksportir ke perusahaan baterai, sebab sekarang maraknya mobil listrik bisa menjadi peluang pendapatan negara atas hasil pengolahan nikel. Bagi negara luar sebagai konsumen nikel Indonesia, mereka akan kesulitan mendapatkan barang mentah dengan harga yang sesuai, hal ini akan berakibat pada investor ataupun kerjasama dalam hal ekonomi.

Eropa menggugat Indonesia ke WTO dalam hal pemberhentian pengeksporan bahan mentah nikel yang sudah menjadi pemasok nikel mereka. Dampaknya akan berkerkembangnya sektor nikel atau baterai yang akan memmbuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat umum jika Indonesia membuka pabrik pembuatan baterai. Dari segi dampak negatifnya akan terjadi pertengkaran antar negara karena kejadian tersebut, hal ini bisa berakibat pada kerjasama internasional. Selain itu, pemberhentian ekspor nikel dapat mengakibatkan penutupan beberapa pabrik di Eropa sehingga berakibat meningkatnya pengangguran yang ada di sana.

Berdasarkan uraian di atas, penulis setuju jika pemberhentian ekspor nikel ini dilakukan karena hal ini akan membuat Indonesia tidak lagi diperdaya sumber daya alam oleh negara lain dan semoga sumber daya alam lainnya akan menjadi hak milik sepenuhnya oleh indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun