Mohon tunggu...
Putri DiahKrisnanti
Putri DiahKrisnanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Jadilah versi terbaik dirimu✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komentar pada Puisi 'Kangen' Karya WS Rendra

29 Juni 2022   00:16 Diperbarui: 29 Juni 2022   00:20 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karya sastra merupakan ungkapan atau penuangan pikiran pengarang dan dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Puisi melibatkan menuangkan ide dan perasaan dalam bahasa kiasan. Menulis puisi biasanya digunakan untuk mengkritik atau mengungkapkan suatu peristiwa. 

Puisi memiliki struktur fisik dan struktur internal. Setiap puisi pasti memiliki makna dan pengaruh. Orang biasanya mengungkapkan perasaan mereka melalui puisi. Untuk alasan ini, banyak penyair berbicara tentang perasaan dan masalah hidup mereka. 

Salah satunya adalah W.S. Rendra, seorang pujangga atau pujangga legendaris Indonesia. Willibrordus Surendra Broto Rendra atau Lendra, biasa dipanggil W.S., lahir solo pada 7 November 1935. 

WS Rendra adalah seorang penyair, dramawan, aktor, dan sutradara panggung Indonesia. Sejak usia dini, ia menulis puisi, naskah drama, cerpen, dan esai sastra di berbagai media massa. 

Banyak puisinya yang membahas tentang emosi dan masalah hidupnya, misalnya dalam puisi "kangen". Manfaatkan kesempatan ini untuk menggali lebih dalam makna puisi kangen.


Kangen
(Karya W.S. Rendra)


Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
kau tak akan mengerti segala lukaku
karena cinta telah sembunyikan pisaunya.
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api.

Puisi W.S. Rendra yang berjudul "Kangen" menggambarkan kesedihan dan kesepian yang mendalam. Dalam puisi ini, penyair memposisikan dirinya sebagai tokoh dalam puisi tersebut. Hal ini terlihat dari pengakuan yang ditulis oleh penyair.


"Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku"


"Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta".

Mereka yang merindukannya ingin mengungkapkan bahwa meskipun dia bebas (lajang), dia tidak dapat memahami betapa kesepiannya hidupnya. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan individu dan kehidupan seseorang yang hidup kesepian tanpa cinta.
Kau takkan mengerti segala lukaku
Karena cinta telah sembunyikan pisaunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun