Mohon tunggu...
Putri JuliaAnggraini
Putri JuliaAnggraini Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar/Mahasiswa

Berkuliah disalah satu universitas swasta didaerah jakarta. Menyukai musik dan senang membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Etika Penyalahgunaan Media Sosial TikTok Deepfake

24 November 2023   12:00 Diperbarui: 24 November 2023   13:37 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 

Sosial media merupakan sebuah media yang digunakan untuk bersosialisasi satu sama lain melalui online yang memungkinkan manusia dapat berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kehadiran media sosial ditengah masyarakat kini telah memberikan manfaat yang sangat besar mulai dari mengirim pesan kepada satu sama lain, mencari informasi dan berbagi informasi yang sedang hangat di kalangan masyarakat, jadi tidak heran lagi apabila media sosial menjadi salah satu kebutuhan penting bagi setiap orang. Singkatnya media sosial sebagai suatu platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya, yang terbuka selama 24 jam penuh. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ini mengalami perkembangan yang sangat pesat yang menjadi budaya populer di kalangan masyarakat, salah satunya adalah tiktok. 

Tiktok merupakan media baru yang dibuat pada tahun 2016 oleh perusahaan ByteDance asal china dengan tujuan memberikan wadah bagi para penggunanya untuk dapat berekspresi dan mengasah bakat melalui sebuah konten video yang bermanfaat, menginspirasi dan memotivasi. Karena media sosial tiktok adalah media audio visual yang menyebarluaskan berbagai kreatifitas dan keunikan dari para penggunanya. Media sosial adalah sebuah fenomena yang memiliki pengaruh sangat besar yang sebaran penggunannya sangat luas sehingga suatu hal yang ada di dalam media sosial memiliki dampak positif dan negatif yang tinggi. Selain untuk berkomunikasi dan berinteraksi media sosial biasanya digunakan sebagai sarana promosi banyak hal, media untuk sarana pendidikan dan sebagai sarana penyampaian informasi. Namun dari kegunaan positif dari media sosial banyak juga digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab atau untuk kepentingan tertentu maupun pribadi yang akan menimbulkan kerugian atau kerusakan bagi pihak lain. Perkembangan pesat dari teknologi memunculkan fenomena baru yaitu deepfake

Deepfake merupakan salah satu tipe dari kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk membuat foto, audio, video yang cukup meyakinkan. Deepfake ini dibuat menggunakan dua algoritma AI yang saling bertentangan yaitu generator dan diskriminator. Generator ini yang memberikan sekumpulan data asli yang digunakan untuk menghasilkan sebuah data palsu. Lalu data tersebut di unduh dan diberikan kepada diskriminator untuk membedakan sebuah konten apakah itu asli atau palsu. Jika berhasil generator akan mempelajari bagaimana diskriminator yang dapat menentukan asli dan palsu yang kemudian akan mengoreksi dirinya sendiri, sehingga mereka membentuk sebuah hal baru yang disebut Generative Adversarial Network (GAN). GAN ini pada dasarnya menggabungkan dua jaringan saraf menjadi satu dan membuatnya saling bersaing satu sama lain untuk menghasilkan sebuah produk yang lebih baik. Atau singaktnya bahwa deepfake ini menggunakan subset kecerdasan buatan (AI) yang disebut dengan deep learning untuk memanipulasi audio, gambar dan video dalam pembuatan konten media hiper-realistis.  

Salah satunya adalah pemanfaatan media sosial tiktok yang telah banyak digunakan oleh para penggunannya untuk memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan. Dapat diketahui bahwa tiktok memproduksi berbagai macam konten video yang berdurasi 16-10 menit ini memproduksi konten mulai dari edukasi, informasi bahkan banyak dampak negatif juga dari konten yang telah dihasilkan, salah satu dari banyakanya konten negatif yang di hasilkan di tiktok adalah deepfake. Deepfake atau palsu murahan yang pada dasarnya sebuah konten palsu telah diubah menggunakan teknologi yang tersedia dan mudah digunakan. Teknologi deepfake ini pada dasarnya merupakan kecerdasan buatan yang mampu membuat video, foto dan audio manusia yang realistis namun palsu. Deepfake memiliki kecanggihan yang mana membuat mata biasa sulit membedakan mana sebuah konten yang asli dan palsu, yang membuat terjadinya penyalahgunaan pada media sosial tiktok tersebut. 

Hadirnya deepfake membuat pihak-pihak yang memanfaatkan tiktok sebagai wadah mereka untuk membagikan sebuah konten palsu yang mereka hasilkan tersebut. Deepfake ini seringkali disalahgunakan untuk pelecehan, menyebarkan hoax, ponografi, kejahatan, ujaran kebencian dan penipuan. Sasaran deepfake ini tidak akan memandang bulu yang mana bisa terjadi kepada siapapun. Salah satu kasus dari deepfake yang tengah ramai di media sosial tiktok indonesia yaitu beredarnya video tenntang Presiden Repblik Indonesia Joko Widodo yang sedang berbicarah dengan fasih menggunakan bahasa mandarin. Padahal video tersebut hanyalah rekayasa dari deepfake mungkin bagi yang melihatnya akan percaya bahwa itu video asli dari Presiden RI Joko Widodo, namun ketika diteliti dan mencari tahu dari banyak sumber maka akan ditemukan bahwa video tersebut palsu yang menggunakan kecerdasan buatan AI. Terlepas dari adanya nilai hiburan yang ditimbulkan dari deepfake ini membuat beberapa ahli telah memberikan peringatan bahaya yang akan terjadi dari kecanggihan teknologi tersebut. “Deepfake yang digunakan untuk menyebarkan berita palsu dan merusak keamana nasional.” ujar peringatan dari Direktur Kelompok Riset Keamanan Siber King’s College, London, Inggris, Dr Tim Stevens

Seperti halnya ketika kita melakukan sebuah perjalanan maka akan terdapat jejak yang menandai setiap aktifitas yang sudah kita lalui sebelumnya jejak tearsebut dapat hilang, berbeda dengan aktifitas pada dunia maya yang mana jejak digital tidak dapat dihilangkan begitu saja. Jejak digital merupakan semua informasi yang sudah ditinggalkan seseorang. Keberaadaan jejak digital ini memberikan konsekuensi terhadap keamanan pada dunia maya, yang menjadi kesadaran utama yang perlu kita sadari bahwa potensi penyalahgunaan teknologi deepfake ini dapat berangsur semakin memburuk pada masa depan ditambah dengan tiktok sebagai media sosial yang memang memproduksi sebuah konten video, yang menjadikan video dari deepfake ini semakin banyak beredar di media sosial tiktok. Sebagai pengguna media sosial harus bisa bijak terhadap sebuah konten video ataupun gambar yang terlihat tidak wajar. 

1.2 Rumusan Masalah 

1. Bagaimana penyalahgunaan media sosial TikTok dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental pengguna, memicu perilaku tidak sehat, dan potensial mengakibatkan dampak sosial yang merugikan? 

2.Bagaimana penyalahgunaan teknologi deep fake dan kecerdasan buatan (AI) pada platform TikTok dapat mengancam privasi individu, menyebabkan manipulasi informasi, dan membuka potensi risiko dalam konteks keamanan digital? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun