"Bahagia bukan milik dia yang hebat dalam segalanya, namun dia yang mampu temukan hal sederhana dalam hidupnya dan tetap bersyukur".
(Androbuntu.com)
My trip my love.... 16-18 agust 2019
Perjalanan yang cukup mengesankan dan menambah banyak pengalaman dalam berinteraksi antara sesama manusia dan alam semesta.Â
Terombang - ambing di lautan, bahagia? Yaa tentu. Ditambah dengan sensasi mabuk laut bercampur jadi satu... Yaps itu lah sedikit rasa yang bisa di tuliskan... Sisanya tersirat dalam perasaan.Â
Setelah hampir 2 jam mengarungi lautan luas tibalah dititik tujuan. Angin kencang berhembus sepoy diatas sebuah dermaga di Pulau yang indah dan menawan, it's Edam Island.Â
Memasuki gerbang utama langsung disambut oleh pepohonan tinggi dan besar. Maha karya tuhan menciptakan alam semesta yang tak ada dua keindahannya. Dilanjut dengan mengistirahatkan raga yang lelah.
Sepersekian menit hati sudah tak ingin berbaring lagi... Memanggil ingin menjelajahi sejarah yang ada disini. Dimulai dengan ishoma kemudian dilanjut dengan menelusuri hutan yang penuh dengan peninggalan sejarah. Dibantu oleh seorang petugas bernama pak Imam kita mulai menelusuri jalan setapak menuju Makam Ratu Banten kemudian disapa oleh bangunan tua bekas markas penjaga, disamping bangunan tua ini terdapat sebuah Bunker yang menyimpan persenjataan berupa peluru dan meriam.Â
Setelah puas melihat dan berfoto, kembali menelusuri hutan yang jalannya penuh dengan dedaunan kering. Sampailah di 2 buah bangunan bekas penjara... Yang konon katanya merupakan penjara bagi para tawanan Bugis dan Bali. Di dinding bangunan ini menandakan kekejaman kolonial Belanda yaitu tampak bekas peluru yang masih membekas sangat jelas.
Tak cukup sampai disitu, perjalanan menelusuri hutan ini masih berlanjut hingga sampai di sebuah bangunan yang cukup luas yaitu Bangunan bekas Rumah sakit... Dinding-dinding yang telah ditumbuhi oleh akar pohon besar menambah sensasi kemisterian bangunan ini. Kemudian didalam perjalanan kita dilihatkan oleh sebuah makam yang katanya adalah makam noni Belanda yang dimakamkan dalam keadaan duduk.
Setelah selesai menjelajahi hutan, terakhir kita disuguhkan oleh sebuah makam berwarna merah.. Yang katanya nya merupakan makam Panglima Ratu Banten, Ratu Syarifah Fatimah.Â