Dalam kinerja pembelajaran, ada beberapa faktor yang mempunyai pengaruh besar, termasuk kurikulum. Program pendidikan di Indonesia telah banyak mengalami  pembaharuan dari waktu ke waktu, mulai dari Program Rencana Pembelajaran pada tahun 1947, hingga kita mengenal Program Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP), program tersebut dimulai pada tahun 2013. Program yang ada saat ini baru mulai dilaksanakan. di beberapa sekolah, khususnya program studi mandiri.
Kebebasan belajar merupakan bagian dari kebijakan baru yang ditetapkan  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Motto belajar mandiri adalah "Mendorong guru belajar gratis". Nadiem Makarim didorong untuk berinovasi dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan tanpa membebani pendidik atau siswa yang berprestasi baik berupa nilai minimal atau kriteria ketuntasan. Nadiem menjelaskan empat  kebijakan utama baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yaitu:
 1. Ujian Nasional (UN) dihapuskan dan diganti dengan tes keterampilan minimal dan survei kepribadian.
2. Dewan Standar Nasional Sekolah  (USBN) terkait dengan kebijakan ini, dimana USBN ditugaskan seluruhnya ke masing-masing sekolah.
3. Menyederhanakan rencana kinerja pembelajaran (RPP).
4. Penerimaan peserta didik baru (PPDB), khususnya terkait kebijakan PPDB, lebih menekankan pada penerapan sistem zonasi, namun tidak mencakup wilayah 3T
Inovasi yang pesat menyebabkan kemajuan  pesat dalam dunia teknologi yang berdampak pada kehidupan sosial. Ruang virtual dan fisik tidak  lagi memiliki batas, dan gaya hidup  masyarakat akan berubah secara signifikan. Peranan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan manusia, baik dalam berinteraksi maupun dalam melakukan transaksi. Society 5.0 atau Society 5.0 merupakan konsep integrasi, keseimbangan antara  kemajuan teknologi dan permasalahan sosial yang memadukan dunia virtual dan fisik. Selain itu, ada juga masyarakat yang memahami Society 5.0 sebagai sekelompok individu yang memanfaatkan teknologi di era  industri 4.0 untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari.
Internet pemikiran dan kecerdasan buatan berperan penuh dalam menghadapi era masyarakat 5.0 dengan tujuan agar sekelompok individu atau komunitas dapat memperoleh manfaat dari kualitas hidup yang  tinggi (Houtman, 2020). Konsep kemandirian belajar juga merupakan bagian dari Society 5.0, dalam konsep ini Society 5.0 memadukan  perkembangan kemajuan teknologi dengan permasalahan sosial, terbukti dengan  teknologi telah menjadi bagian yang sangat diperlukan dalam kebutuhan sosial masyarakat. .
Menurut saya, dengan adanya program belajar mandiri, tidak semua sekolah bisa melaksanakan program ini. Dampak dari program belajar mandiri sangat bergantung pada kemampuan guru. Konsep pembelajaran mandiri berarti bahwa pembelajaran terjadi lebih dari sekedar ruang kelas, terutama melalui inovasi dimana siswa dapat belajar dari lingkungan belajar lainnya. Hal ini juga mempengaruhi kemampuan siswa, khususnya perkembangannya dalam kerjasama dengan lingkungan belajar sekitarnya. Di era Society 5.0, perkembangan teknologi selalu diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dan  media digital menjadi sebuah kebutuhan. Di sini peran guru sangat penting dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran untuk kemudian mampu membimbing siswa dalam pembelajaran outdoor. Oleh karena itu, kebijakan pembelajaran otonom harus mampu menjadikan dunia pendidikan tidak memihak, terkait konsep society 5.0, dengan berbagai permasalahan untuk mengatasinya, khususnya peran teknologi dalam mempengaruhi solusi kehidupan bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H