Mohon tunggu...
Putri NuuriLuisa
Putri NuuriLuisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Penulis: Putri Nuuri Luisa (11230511000003), Mahasiswi semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menganalisis Pidato yang Baik dan Benar

21 Mei 2024   16:39 Diperbarui: 21 Mei 2024   16:53 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Syamsul Yakin dan Putri Nuuri Luisa Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta/dok. pri

Pidato yang baik memiliki tujuan yang jelas, baik informatif, persuasif maupun rekreatif. Pidato yang tidak memiliki tujuan ini akan mengecewakan dan cenderung diacuhkan.

Pidato yang baik juga harus sesuai dengan audiensnya, terlepas dari lapisan sosial, pendidikan, dan pekerjaan mereka. Berbicara kepada petani harus berbeda dengan berbicara kepada nelayan. Penting untuk memahami latar belakang situasi.

Pidato yang baik disampaikan dengan ucapan yang fasih, dinamis, dan indah. Kalimat nya menarik perhatian pendengar karena dinamisnya dan indahnya. Penceramah sangat pandai memainkan tempo dan nada bicaranya.

Dengan kata lain, intonasi pidato berbeda sepanjang isi dan penutupnya. Intonasi tinggi, sedang, dan rendah berubah di setiap bagian pidato. Intonasi, artikulasi, dan volume suara harus diperhatikan saat berpidato karena intonasi yang baik harus didukung oleh artikulasi dan volume yang jelas.

Pidato yang baik harus akurat, masuk akal, dan dapat verifikasi dan divalidasi. Tidak mengherankan bahwa isi pidato seorang pembicara yang hebat sering mengutip buku, hasil survei, dan kitab suci. Untuk alasan ini, seorang penceramah harus membaca dengan rajin.

Etika berada di atas ilmu dan retorika di masyarakat Timur. Maksudnya, moralitas dan sopan santun, baik dalam bahasa maupun berpakaian, harus ditampilkan saat berpidato karena ini merupakan ciri pidato yang baik.

Pidato yang baik juga melibatkan pendengar. Dengan kata lain, pidato yang disampaikan dengan baik dengan berani menarik perhatian pendengar. Karena terjadi diskusi, pidato seperti ini membuat suasana hidup.

Disertai dengan artikulasi yang jelas dan intonasi turun-naik, dedundansi adalah tanda pidato yang baik diketahui. Meskipun dianggap tidak efektif dalam bahasa tulis, redundansi dianggap menarik dan menarik dalam bahasa lisan.

Terakhir, pidato yang baik harus ditutup dengan pernyataan penutup yang menarik dan menarik yang akan diingat oleh penonton. Pernyataan penutup dapat berupa kesimpulan ceramah atau jawaban atas masalah yang disampaikan di awal pidato.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun