Mohon tunggu...
Putri Astanti
Putri Astanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Klikmadiun.com

Alam semesta adalah rangkaian kata-kata yang pantas kita tulis dalam bentuk cerita maupun berita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tingkeban, Tradisi Jawa Doakan Ibu Hamil Jelang Kelahiran Bayi

14 Januari 2024   15:53 Diperbarui: 14 Januari 2024   15:55 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : dokumentasi pribadi 

Madiun - Tingkeban atau biasa dikenal dengan upacara adat tujuh bulanan adalah sebuah tradisi Jawa yang dilakukan untuk mendoakan kehamilan pertama setelah memasuki usia kandungan tujuh bulan.

Dalam prosesi tingkeban terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui. Pertama yaitu selamatan atau kirim doa. Kemudian prosesi siraman, yaitu berturut-turut ibu-ibu yang hadir menyiram air bunga ke calon ibu. Ibu - ibu yang diijinkan memberikan siraman pun harus yang sudah mantu artinya sudah pernah menikahkan anaknya.

Setelah siraman, gayung yang digunakan untuk mengambil air harus dipecahkan. Gayung tersebut biasanya terbuat dari buah kelapa yang masih bertempurung. Konon katanya, pecahan kelapanya bisa mengobati sakit gigi.

Prosesi terakhir yang paling ditunggu penonton yakni rujakan. Yaitu pasangan calon ibu dan ayah yang tengah menanti kelahiran sang bayi berjualan rujak pasah. Ibu - ibu yang hadir akan berperan sebagai pembeli rujak, semakin laris jalannya maka akan semakin banyak rejeki. Rujakan sebagai simbolis berbagi kebahagiaan atas hadirnya calon buah hati.

Suku Jawa memiliki banyak tradisi dan adat yang pantas dilestarikan. Sebagai penerus bangsa, sudah sepantasnya masyarakat turut menjaga dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun