Secara kualitatif warga sudah meninggalkan pesantren namun secara kuantitatif mereka senantiasa di pesantren. 8 Ini terjalin sebab mereka dalam kondisi bimbang serta mendua. Satu sisi mereka yakin kalau pesantren mumpuni dalam pembelajaran moral agama, tetapi sisi yang lain mereka takut kalau pesantren tidak hendak dapat menjamin kehidupan mereka.
Selaku sistesis, warga kesimpulannya membuat vonis dengan menyerahkan pembelajaran anak- anaknya pada sekolah- sekolah universal ataupun madrasah- madrasah tetapi masih dengan senantiasa mengenyam pembelajaran pesantren. Nyaris bisa ditentukan sebagian besar santri yang belajar di madrasah serta sekolah universal pula belajar di pesantren, lagi mereka yang belajar agama di pesantren tidak senantiasa belajar di sekolah ataupun madrasah.
PENUTUP
Materi pembelajaran pesantren tradisional terlalu didominasi oleh ilmuilmu agama. Tekanan besar atas ilmu agama pada akhirnya membentuk penghalang mental besar terhadap kaum pesantren guna dapat menerima pelajaran umum. Selain itu, pesantren juga khawatir eksistensi awalnya sebagai lembaga pengembangan ilmu agama akan mengalami degradasi. Tanpa ilmu agama yang memadai dalam kurikulum, produk pendidikan ditakutkan tidak memiliki kelengkapan semua unsur ilmu agama.
                        Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H