Mohon tunggu...
Unknown
Unknown Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Creator

Setiap hari adalah kesempatan untuk belajar tentang diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bintang Pemandu dalam Pelukan Surga

6 Oktober 2024   10:43 Diperbarui: 6 Oktober 2024   10:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : id.pinterest.com


Dahulu, pelukanmu hangat, menyelimuti sejuk
Dunia terasa surga, di bawah naungan kasihmu
Kini, pelukan itu kosong, tinggal kenangan membeku
Hatiku hancur berkeping, merindukan kasihmu Ibu

Suara lembutmu, ibarat lullaby, menenangkan jiwa
Ceritamu, petunjuk hidup, menjadi bintangku
Kini, suara itu sunyi, tak terdengar lagi sayup-sayup
Hanya air mata yang mengalir, membasahi pipi

Tanganmu yang lembut, selalu mengusap rambutku
Menyembuhkan luka, menguatkan hatiku
Kini, tangan itu dingin, tak lagi menyentuhku
Hanya bayanganmu, yang selalu kunantikan

Kau pergi meninggalkan dunia, membawa pergi sebagian diriku
Hatiku terasa hampa, tanpa kasih sayangmu
Namun, semangatmu hidup dalam diriku
Aku akan terus berjuang,
membanggakanmu Ibu

Di setiap langkahku, bayangmu selalu menyertai
Doaku selalu terpanjat, semoga kau tenang di sana
Suatu saat nanti, kita akan bertemu lagi
Dalam keabadian, dalam pelukan yang takkan pernah lepas

Di hari pernikahan, aku sangat merindukanmu,Ibu
Kau pasti akan terlihat begitu cantik dalam balutan kebaya
Aku membayangkan tanganmu menggeng tanganku, memberikan restu
Hadiah kalung yang kau berikan, selalu ku kenakan sebagai pengingat akan kasih sayangmu
Aku berharap bisa membahagiakanmu di surga

Kini, aku berharap kau bisa melihat cucu-cucumu
Menyaksikan kebahagiaan yang kau tanam
Masih terngiang kata-katamu, "Jadilah ibu yang baik seperti aku"
Aku akan berusaha Ibu, mewujudkan mimpimu
Menjaga keluarga kecil ini, dengan sepenuh hati

Demi kebahagiaanmu, di surga sana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun