Dahulu, pelukanmu hangat, menyelimuti sejuk
Dunia terasa surga, di bawah naungan kasihmu
Kini, pelukan itu kosong, tinggal kenangan membeku
Hatiku hancur berkeping, merindukan kasihmu Ibu
Suara lembutmu, ibarat lullaby, menenangkan jiwa
Ceritamu, petunjuk hidup, menjadi bintangku
Kini, suara itu sunyi, tak terdengar lagi sayup-sayup
Hanya air mata yang mengalir, membasahi pipi
Tanganmu yang lembut, selalu mengusap rambutku
Menyembuhkan luka, menguatkan hatiku
Kini, tangan itu dingin, tak lagi menyentuhku
Hanya bayanganmu, yang selalu kunantikan
Kau pergi meninggalkan dunia, membawa pergi sebagian diriku
Hatiku terasa hampa, tanpa kasih sayangmu
Namun, semangatmu hidup dalam diriku
Aku akan terus berjuang,
membanggakanmu Ibu
Di setiap langkahku, bayangmu selalu menyertai
Doaku selalu terpanjat, semoga kau tenang di sana
Suatu saat nanti, kita akan bertemu lagi
Dalam keabadian, dalam pelukan yang takkan pernah lepas
Di hari pernikahan, aku sangat merindukanmu,Ibu
Kau pasti akan terlihat begitu cantik dalam balutan kebaya
Aku membayangkan tanganmu menggeng tanganku, memberikan restu
Hadiah kalung yang kau berikan, selalu ku kenakan sebagai pengingat akan kasih sayangmu
Aku berharap bisa membahagiakanmu di surga
Kini, aku berharap kau bisa melihat cucu-cucumu
Menyaksikan kebahagiaan yang kau tanam
Masih terngiang kata-katamu, "Jadilah ibu yang baik seperti aku"
Aku akan berusaha Ibu, mewujudkan mimpimu
Menjaga keluarga kecil ini, dengan sepenuh hati
Demi kebahagiaanmu, di surga sana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H