Adnan menatap langit senja yang mulai memerah. Awan-awan berarak perlahan, membentuk pola-pola abstrak yang menggambarkan pergulatan batinnya. Di taman kecil di belakang rumahnya dengan sebuah Sungai yang dihiasi bunga Teratai dan seekor bebek yang sedang berenang, ia duduk di bawah pohon beringin tua menghadap pemandangan Sungai yang menyejukan mata memandang, Sungai itu menjadi tempat saksi bisu ia dan Kiya menghabiskan waktu Bersama selepas pulang sekolah dan pada saat  weekend.
Kenangan masa kecil bersama Kiya berputar bagai film Favorit di dalam benaknya yang ingin ia putar setiap detik. Seketika,Adnan teringat kenangan saat pertama kali mereka bertemu di perpustakaan sekolah.Â
Saat itu, Adnan sedang mencari buku favoritnya tentang astronomi dan ia bertemu seorang Perempuan anak baru di sekolahnya yang sedang mencari  buku tentang Astronomi.Â
Adnan terpukau akan kecantikan anak baru, hingga ia terdiam membisu. "Hai, adnan kamu baru ya? suka itu, aku juga suka ", tanpa aba-aba ia berkenalan dengan orang asing sambil menunjuk buku yang dipegang Perempuan tersebut. Perempuan itu hanya,"Hai, Kiya", setelah itu meninggalkan Adnan seorang diri. Ia berpikir tentang apa yang lakukan itu sangat tidak sopan. Anehnya ia tersenyum, karena inilah ia pertama kalinya berani berbicara dengan orang asing.Â
Di Sekolah Adnan terkenal anak ambisius, dan kutu buku yang tidak mau bersosialisasi dengan teman-teman kelasnya, kecuali ketiga teman kecilnnya sejak SD di Eropa. Mereka berempat sejak bayi sempat tinggal di Eropa hingga sebelum masuk SMP yang mengharuskan mereka kembali ke tanah air dengan beralasan Orang tua mereka. Orang tua mereka bekerja di Perusahaan yang sama. Hal itu, tidak membuat Adnan putus asa ia berjuang untuk bisa berbicara dengan perempuan yang membuat ia penasaran. Sampai, ia memberanikan diri menanyakan dengan teman-teman Kiya melalui ketiga temannya.Tapi, nihil.
Hingga, suatu saat ia melihat Kiya duduk seorang diri sambil membaca buku tentang Astronomi di taman kecil belakang rumahnya. Adnan memberanikan diri untuk duduk di samping Kiya, ia membuka tasnya dan membaca buku tentang sama dengan judul yang berbeda, Diantara keduanya tidak ada yang memulai pembicaraan, hening.Terdengar suara seorang Bebek yang sedang berenang, Entah, ada angin dari mana,
"Adnan, buku yang kamu baca itu karangan  Neil deGrasse Tyson,ya" Adnan terdiam.
"Iya, ki"
"Buku itu langka banget tau,kamu dapat dari mana?"
"Ini aku dibeli pas aku  SD di Eropa, Ki" Ia tersenyum "kamu mau baca, ini aku pijam buat kamu.", memberikan buku yang ia pegangang. "Terimakasih, Adnan. Setelah kejadian itu, keduanya langsung nyambung karena memiliki minat yang sama terhadap bintang dan galaksi. Mereka menjadi dua sejoli yang  tak terpisahkan. Sering  menghabiskan waktu bersama di perpustakaan, saling bertukar pikiran tentang buku yang mereka baca.