Sampah yang belum dikelola dengan baik di lingkungan kampus Universitas Diponegoro dapat menimbulkan permasalahan lingkungan. Oleh karena itu, mahasiswa Universitas Diponegoro ditugaskan untuk mengoptimalisasi pengelolaan sampah pada kegiatan KKN-T Lingkar Kampus Undip.Merujuk  pada  Peraturan Rektor No. 5 Tahun 2023 bahwa setiap fakultas berkewajiban menyediakan sarana dalam  pengolahan dan pemilahan sampah yang  dihasilkan oleh setiap fakultas maka, mahasiswa KKN-T Lingkar Kampus Universitas Diponegoro disebar ke 13 fakultas yang ada di Universitas Diponegoro untuk mengoptimalisasi pengelolaan sampah di  setiap fakultas.
Salah satu upaya mahasiswa Universitas Diponegoro dalam mengoptimalisasi pengelolaan  sampah  di  fakultas adalah dengan mengubah sampah sisa makanan menjadi kompos dengan metode takakura. Metode takakura merupakan suatu cara pengomposan sampah organik dengan menggunakan keranjang. Proses pengomposan ala keranjang takakura merupakan proses pengomposan aerob, dimana udara dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos. Kompos takakura dibuat dengan cara Home Method Composting, sebuah metode pembuatan kompos yang ditujukan untuk mendaur-ulang sampah dapur dan sampah daun kering. Kelebihan dari pengomposan dengan metode ini adalah pada prosesnya tidak menghasilkan bau karena melalui fermentasi bukan pembusukan, sehingga cocok ditempatkan di area kampus.
Kompos dengan metode takakura ini dilakukan di beberapa fakultas dan tempat, di antaranya Fakultas Psikologi, TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu), Fakultas Perikanan dan Kelautan, Fakultas Ilmu Budaya, dan Fakultas Teknik. Hal tersebut berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN-T di fakultas tujuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H