Menurut Lazarus & Folkman ( dalam Morgan, 1986) stress adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit, latihan, dll) atau oleh kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping. Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stress megacu pada peristiwa yang dirasakan membahaykan kesejahteraan fisik dan psikis seseorang. Selanjutnya, menurut WHO ( The World Health Organization ), sehat adalah suatu kondisi yang lengkap secara fisik, mental dan kesejahteraan sosal, disamping itu tidak ada penyakit atau kelemahan yang dimilki (Treaties 1946). Defenisi sehat tidak hanya berkaitan dengan fisik semata, namun juga berhubungan dengan sehat secara mental dan menggapai ‘kesejahteraan’ sosial.
Menurut Potter & Perry (2005) dalam bukunya yang berjudul Buku Ajar Fundamental Keperawatan, menjelaskan bahwa segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya terjadinya stress disebut dengan stressor. Stressor terbagi dua,antara lain :
- Penyebab eksternal
- Penyebab ekstenal dalah penyebal yang berasal dari luar individu, seperti dari lingkungan, pekerjaan, perubahan sosial, proses pembelajaran dan keadaan ekonomi.
- Penyebab Internal
Penyebab internal adalah penyebab yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti ganguan kesehatan, missal; penyakit kanker, demam, trauma fisik, malnutrisi dan kelelahan. Penyebab internal juga dapat berasal dari perasaan rendah diri seseorang ( self devaluation) , perasaan ini dapat muncul karena tekanan dari berbagai permasalahan dan tidak memperoleh sesuatu sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi fisik juga dapat mempengaruhi psikis seseorang seperti cacat, perasaan tidak menarik, jenis kelamin dan lainnya.
Stres tidak hanya berpengaruh terhadap kinerja seseorang, tetapi juga dapat  mengganggu kesehatan mental dan kesejahteraan emosional dan berdampak jangka panjang dalam perkembangan seseorang. Hubungan antara stres dan kesehatan mental sangat erat dan kompleks.Stres dapat dipandang sebagai reaksi terhadap tekanan internal atau eksternal,yang seringkali menyebabkan perubahan fisik dan psikologis. Perubahan ini dapat memengaruhi mood,kondisi, dan perilaku,yang merupakan komponen utama dari kesehatan mental.Di sisi lain,kesehatan mental memengaruhi cara seseorang memandang dan mengelola stressor. Seseorang dengan kesehatan mental yang kuat dapat menunjukkan ketahanan dalam menghadapi stress, sedangkan mereka yang memiliki masalah kesehatan mental mungkin merasa stress lebih berat. Oleh karena itu,kondisi kesehatan mental seseorang dapat memengaruhi intensitas dan dampak  stres yang dialami secara signifikan.Selain itu, hubungan antara stress dan kesehatan mental juga melibatkan jalur biologis, seperti perubahan stuktur dan fungsi otak yang terkait dengan pengaturan emosi dan respons stress.
Upaya mengatasi dan mengelola stress dewasa ini dikenal dengan prpses coping. Menurut Bart Smet, coping mempunyai dua macam fungsi :
- Emotional Focused Coping
- Emotional Focused Coping adalah mengatur respon emosional seseorang terhadap keadaan yang menimbulkan stress. Â Strategi ini berfokus untuk mengendalikan perasaan, namun tidak mengubah keadaan. Adapun beberapa strategi emotional focused coping yang bisa dilakukan adalah : journaling, meditasi, berpikir positif, belajar meneirma dan memaafkan, mengungkapkan emosi yang dirasakan ke orang terdekat.
- Problem Focused Coping
Problem Focused Coping adalah strategi yang berrtujuan untuk mengatasi dan menghadapi masalah dari akarnya. Cara ini berfokus dalam menyelesaikan masalah , sehingga tidak aka nada lagi perasaan terganggu dengan masalah tersebut. Misalnya, ketika mengalami pertengkaran dengan teman. Maka cobalah bicarakan baik – baik permasalahn tersebut dan bersama – sama mencari solusi agar masalahnya dapat diselesaikan. Dengan cara ini, akar masalah pertengkaran dapat langsung diperbaiki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI