Keidentikan Gender yang meluas dalam kalangan masyarakat seringkali membuat adanya ketimpangan antara perempuan dan laki-laki, namun perbedaan gender ini seringkali kali diartikan "Perbedaan Jenis Kelamin" padahal sebenarnya perbedaan gender ini meliputi "Perbedaan Terkait Peran, Atribut, Sikap, Sifat dan Perilaku yang tumbuh dan berkembang di dalam Suatu Masyarakat".
Nyatanya perbedaan gender ini bukan saja tersebar dalam satu aspek namun dalam berbagai aspek apalagi yang sudah dikaitkan terhadap suatu tradisi. Hal ini sangat merugikan terkhususnya Perempuan yang ingin mengenyam pendidikan tinggi.
Dalam konteks kemajuan zaman pun rupanya tidak mampu membuat hilangnya perbedaan terkait perempuan dan laki-laki, walau sebenarnya tidak dipungkiri pada saat ini perempuan bisa bersekolah tinggi. Namun masih ada saja dibeberapa daerah yang menganggap perempuan itu rendah.
Maraknya perbedaan gender dalam pendidikan rupanya dilatarbelakangi oleh stigma yang menyebut bahwa "Perempuan dari zaman dulu yang berpendidikan tinggi akhirnya tetap mengurus suami, Untuk apa perempuan sekolah tinggi jika ujungnya hanya bergelut di dapur, kasur dan sumur, tidak usah sekolah tinggi nanti tidak ada yang mau melamarmu."
Stigma Perbedaan gender tersebut membuat banyak anak perempuan yang putus sekolah, Selain itu perbedaan gender ini pun terjadi di beberapa sekolah seperti contoh kecil perempuan tidak boleh menjadi ketua murid (KM), Ketua Osis, dan lainnya yang berkaitan dengan kontribusi seorang perempuan.
Jika menurut kelogisan, perempuan itu bisa dan mampu dalam melakukan berbagai pekerjaan, selain pandai memasak yang identic dengan perempuan, perempuan juga mampu dalam melaksakan pendidikan tinggi.
Mengapa demikian? Karena dengan pendidikan yang tinggi perempuan mampu merubah stigma-stigma kuno yang telah lekat di beberapa daerah yang tertinggal, Pendidikan tinggi bebas dilaksanakan oleh siapapun, dalam pelaksanaannya pun tidak boleh ada perbedaan gender yang selalu memprioritaskan laki-laki dalam hal apapun.Â
Seharusnya perempuan mampu melawan perbedaan gender yang meluas di masyarakat dan khusunya dalam dunia pendidikan dengan cara terus bisa memotivasi dirinya sendiri untuk diperlakukan sama oleh pihak-pihak yang menganggap lemah perempuan.
Tercekiknya perempuan yang tidak bisa berpendidikan tinggi sebenarnya suatu kerugian besar, pendidikan itu penting, ada kata "Pendidikan Merubah Sebuah Kehidupan" seharusnya masyarakat bijak terutama pada suatu daerah yang melarang keras pendidikan untuk perempuan.
Selain hal-hal yang telah dijabarkan perbedaan gender dalam pendidikan juga melahirkan beberapa kasus seperti ada kekerasan sexs antara guru terhadap siswa perempuan yang terjadi dibeberapa sekolah, juga terjadinya kekerasan fisik yang mana ada pihak yang menganggap perempuan lemah dan bisa dilakukan semena-mena, bahkan ada di beberapa sekolah yang menjadikan perempuan sebagai bahan pemuas nafsu saja untuk pelaku pihak-pihak sekolah yang tidak bertanggung jawab.
Upaya untuk dalam penangan perbedaan gender ini harus diakukan secepat-cepatnya, masyarakat pedalaman, maupun yang berpikiran kuno pun harus bisa mampu meretas semua stigma buruk terkait perempuan, juga beberapa kasus perbedaan gender disekoah harus dihapuskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.