Mohon tunggu...
Putri HidayahTrisnawati
Putri HidayahTrisnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Sedang menempuh perkuliahan semester 4.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Pendidikan Seksualitas pada Anak itu Penting?

19 Juni 2023   10:49 Diperbarui: 19 Juni 2023   10:50 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan informasi dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), terdapat 11.952 kasus kekerasan pada anak yang dicatat melalui Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) pada tahun 2021. Sangat miris bukan? Oleh karena itu, penting sekali memberikan pendidikan seksualitas pada anak sejak usia dini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Banyak sekali orang tua menganggap pendidikan seks pada anak itu merupakan hal yang tabu. Sehingga anak lebih sering menerka-nerka ataupun mencari informasi secara mandiri di internet. Padahal informasi yang berada di internet belum tentu akurat. Selain itu, banyak sekali konten pornografi yang sangat mudah diakses di internet sehingga dapat berpengaruh pada kesehatan dan seksualitas anak lho. Tujuan dari pendidikan seks ini bukanlah untuk meimbulkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba hubungan tersebut, tetapi bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan mendidik anak agar dapat berperilaku yang baik sesuai dengan agama, sosial, dan kesusilaan.

Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pendidikan seks pada anak, terkhusus orang tua. Ayah dan ibu harus menyiapkan diri sebaik-baiknya agar dapat menjadi panutan untuk anak anaknya. Pendidikan seks pada anak ini dapat dikenalkan sejak anak lahir ke dunia. Bagaimana caranya ya? Hal ini dapat dilakukan dengan meminta izin kepada anak ketika akan mengganti popoknya serta membiasakan mengganti pakaiannya di tempat yang tertutup. Meskipun anak belum dapat merespon, namun hal tersebut dapat membiasakan anak untuk lebih menghargai tubuhnya dan tubuh orang lain.

Pendidikan seks ini dapat dengan mengenalkan nama dan fungsi organ tubuh yang dimiliki oleh anak, identitas jenis kelamin, cara menjaga kebersihan organ vital, hubungan antar manusia, perasaan lawan jenis, peran sesuai identitas gender, nilai sosial dan norma perilaku sosial.

Hindari istilah lain dalam menjelaskan organ genital pada anak seperti “burung”. Biasakan anak untuk menyebut organ genitalnya sesuai dengan namanya karena hal tersebut bukanlah hal yang tabu. Jangan melarang anak untuk bertanya mengenai seks dengan alasan karena masih kecil. Tetapi justru anak harus dibekali pendidikan seksualitas sejak ia masih kecil. Usahakan dalam menyampaikan pada anak menggunakan bahasa yang jelas bukan menggunakan bahasa kiasan. Selain itu, kita harus tetap tenang mengahadapi pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan. Jangan menunjukkan ekspresi keterkejutan, marah, ataupun ragu-rau.

Kita dapat bersifat terbuka dan informatif ketika membahas seks sesuai dengan tahap pemahaman anak. Dalam penyampaian pada anaknya kita juga dapat menggunakan bahasa yang sederhana, menggunakan media, atau kegiatan yang menyenangkan seperti menyanyi, bercerita, ataupun bermain peran. Jangan memberikan pendidikan seksual hanya sekali dua kali tetapi berikan secara terus menerus dan berulang. Sebagai orang tua, juga dapat menjadi contoh bagi anaknya dengan melakukan hal-hal kecil seperti cara berpakaian yang baik, cara memilih tayangan, dan bagaimana menyikapi internet.

Sehingga, ketika anak sudah memahami pendidikan seksualitas ia dapat terhindar dari korban kekerasan seksual, kehidupan seksual yang menyimpang seperti LGBT, penyakit seks yang menular, dan tetap menjada kehormatannya hingga ia menikah. Selain itu, ketika kita sudah menanamkan pendidikan seksualitas sejak dini harapannya anak akan lebih siap ketika menghadapi masa-masa pubertasnya.

Sumber referensi:

Anggraini, T., Riswandi, R., & Sofia, A. (2017). Pendidikan Seksual Anak Usia Dini: Aku dan Diriku. Jurnal Pendidikan Anak, 3(2).

Yusuf, H. H. (2020). Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Anak. Al-Wardah, 13(1), 131.

Chasanah, I. (2018). Psikoedukasi pendidikan seks untuk meningkatkan sikap orangtua dalam pemberian pendidikan seks. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 10(2), 133-150.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun