Mohon tunggu...
Putri SB Bara
Putri SB Bara Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kampung Halamanku

17 Februari 2024   11:33 Diperbarui: 17 Februari 2024   11:35 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan lebat beberapa hari lalu, mengingatkanku akan masa kecil di Rerafate, di Desa Loke yang berbukit-bukit.

Kalau langit mulai mendung, tandanya pertunjukkan alam yang paling kusukai dimulai.

Cepat-cepat duduk dekat jendela sambil melihat ke arah Ledalale di punggung bukit sebelah.

Dimulai dengan perarakan kabut yang semakin lama memudarkan pemandangan Kampung Ledalale. Tadinya kampung itu terlihat seperti mengintip dari balik rimbunan pohon-pohon yang lebat.

Berikutnya hutan milik Bapak Rudolfus Rea dihadapan jendela pun ikut menjadi putih, putih dan putih, kabut.

"Selamat Datang Di Kampung Di Atas Awan!"

Hati kanak-kanakku waktu itu berpikir, "Kenapa setiap kali kalau mau hujan lebat, kabut-kabut ini turun ke bumi seperti sebuah selimut kapas raksasa yang hendak memeluk bukit-bukit desa? Mungkin hendak menciumi tanah pegunungan yang mulai gersang atau mungkin selimut kapas itu mau membelai daun-daun bersih sambil membisikkan 'sekarang kau tidak haus lagi, kan'".  Senang sekali mendapat kunjungan dari awan-awan putih bersih ini.

Keesokannya, bangun pagi-pagi sebelum matahari, dan lihatlah, bersamaan dengan sinar pertamanya, "Tet Tet! Ini hadiahnya, 'sebuah pagi yang elok'." Kemanapun mata memandang, dedaunan hijau tua dan muda mengkilap, tunas-tunas baru menyembul ke permukaan tanah, udara pegunungan yang bersih, menyegarkan jiwa dan raga. Hadiah terindah dari Tuhan.

Kampung di atas awan, sebuah kenangan berharga yang sangat dirindukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun