Mohon tunggu...
Putri Fitriananda
Putri Fitriananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - IPB University

Mahasiswa bidang pangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Smart Packaging Indikator Kualitas Produk Peternakan

30 Desember 2022   18:43 Diperbarui: 30 Desember 2022   18:47 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk hasil peternakan merupakan bahan pangan yang mudah rusak karena memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Nutrisi ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan manusia, tapi juga menjadi media pertumbuhan yang sangat disukai oleh mikroorganisme. Proses penanganan, pengemasan, distribusi dan penyimpanan memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga kualitas dan mencegah kerusakan produk.

Salah satu aspek yang paling penting adalah kemasan produk. Setiap produk pangan yang dijual ke pasaran pastinya harus dikemas dengan baik. Sebelum penjelasan lebih lanjut tentang smart packaging, yuk kita tambah pengetahuan tentang fungsi dan jenis kemasan. Pada umumnya, fungsi kemasan ada 4 (empat), yaitu sebagai perlindungan, informasi, kemudahan penanganan, dan promosi. Bahan kemas juga sangat beragam dan pemilihannya harus mempertimbangkan jenis produk apa yang akan dikemas. Ada kemasan yang terbuat dari kaca, plastik, kertas, dan kaleng. Berbagai inovasi teknologi kemasan produk peternakan juga telah dikembangkan, termasuk smart packaging (kemasan cerdas) yang dapat menjadi indikator kualitas dan kerusakan produk.

Lalu, apa sih smart packaging? Smart packaging atau intelligent packaging (kemasan cerdas) adalah salah satu teknologi yang tergolong baru dalam industri pengemasan pangan. Biasanya bentuknya berupa label yang menjadi bagian kecil dari kemasan secara keseluruhan. Fokus utama dalam smart packaging adalah deteksi dan indikasi. Teknologi smart packaging dapat memberikan informasi pada konsumen mengenai kondisi lingkungan penyimpanan atau kualitas produk pangan yang akan dikonsumsi sehingga dapat meningkatkan keamanan pangan. Bedanya dengan kemasan konvensional adalah kemasan konvensional hanya bisa memberikan informasi secara pasif yang dicetak, sedangkan smart packaging dapat menginformasikan perubahan-perubahan yang terjadi pada produk atau lingkungan.

Jenis smart packaging bisa bermacam-macam. Salah satu teknologi smart packaging yang sering digunakan pada produk susu dan daging adalah teknologi Time-Temperature Indicator (TTI). Cara kerja TTI didasarkan pada kondisi lingkungan, yakni prinsip integrasi suhu dan waktu. Suhu dan waktu selama transportasi atau penyimpanan ditunjukkan efeknya dalam bentuk perubahan warna label pada kemasan. Deteksi ini memiliki akurasi yang tepat dalam menunjukkan adanya kontaminasi bakteri. Selain tingkat akurasi yang tinggi, teknologi ini cenderung mudah diterapkan dan membutuhkan biaya yang murah.

Contoh kemasan TTI susu yang dibuat dari nanokristal plasmonik ditunjukkan pada gambar, dimana semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu penyimpanan akan menyebabkan perubahan indikator warna label kemasan. Perubahan warna dari merah menjadi hijau menunjukkan adanya peningkatan bakteri sehingga susu sudah tidak layak dikonsumsi lagi. Selain TTI, smart packaging dapat dibuat dengan indikator perubahan warna dari reaksi maillard, methyl red (MR) yang peka terhadap perubahan pH produk, atau indikator lain tergantung pada jenis produk yang dikemas.

Sumber: IPB
Sumber: IPB

Nah, menarik sekali bukan kemasan cerdas ini. Teknologi ini tidak hanya mudah dibuat secara mandiri, namun biaya yang dikeluarkan juga tergolong murah. Pelaku usaha bisa dengan mudah mencari informasi mengenai cara pembuatan smart packaginng di internet. UMKM tidak hanya perlu mengembangkan inovasi kemasan yang cantik untuk menarik konsumen, namun juga dapat mengimplementasikan teknologi smart packaging untuk meningkatkan keamanan produk pangan hasil peternakan yang dihasilkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun