"Salah mandasor, sega luhutan."
Pepatah bahasa Batak di atas bermakna salah membuat dasar, maka rusaklah bangunan di atasnya. Pertama kali mendengar pepatah ini pada waktu SD saat pelajaran Bahasa Daerah (Bahasa Batak). Luhutan adalah sebutan untuk tumpukan padi dalam jumlah besar yang disusun sedemikian rupa (dibentuk memanjang atau kadang melingkar hingga ke atas) sebelum melalui proses pembantingan. Susunan tersebut harus dipastikan rapi sejak tumpukan paling dasar, karena kalau tidak maka bisa dipastikan rusaklah luhutan alias tumpukan padi keseluruhan.
Istilah "salah mandasor sega luhutan" ini pun kerap dijadikan filosofi orang tua dalam pola parenting. Salah mendidik anak dari kecil, maka siap-siap memetik penyesalan di hari esok. Meskipun ada faktor lingkungan yang nantinya akan berkontribusi banyak dalam pembentukan karakter si anak, tapi peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan sedari kecil juga tak kalah besarnya.
Mungkin kita semua tak asing dengan lagu "Bangun Tidur Ku Terus Mandi", nah hal kecil bisa kita mulai dengan mengambil pesan positif dari lagu anak legendaris itu. Memupuk kebiasaan bangun pagi, merapikan tempat tidur, mandi dan menggosok gigi. Setidaknya ini bisa membentuk karakter anak supaya kelak hidupnya 'ga semau gue'. Bukan menjadi anak yang bangun sesuka hati jam berapa, lalu tidak memiliki inisiatif untuk sekedar merapikan kasur setiap kali beranjak dari tempat tidur. Pun juga membiasakan diri untuk membersihkan diri setiap hari adalah pelajaran sepele yang harus dibiasakan sejak dini mungkin. Dan yang terpenting dari hal kecil tersebut, anak bisa belajar tentang disiplin dan tanggung jawab, supaya kelak dia beranjak dewasa, dia pun bisa mengemban tanggung jawab yang lebih besar juga.
Tidak ada anak-anak yang serta merta tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, semua adalah proses yang dimulai sejak kecil. Itulah mengapa banyak ilmu-ilmu parenting yang mengajarkan supaya para orangtua tidak hanya memberikan arahan ini itu, tidak hanya mengajari anak supaya begini begitu, namun sebagai orang tua juga harus bisa menjadi teladan yang akan dicontoh oleh anak. Orangtua haruslah menjadi role model bagi anak-anaknya, sehingga disamping mendapatkan pengajaran dan didikan dari orangtua, anak-anak pun bisa melihat secara langsung juga bagaimana orangtua mempraktekkannya.
Seperti sebuah kutipan yang berbunyi "biarlah aku mendidik anakku dengan caraku, keras kepada mereka bukan berarti aku tak sayang. Lebih baik aku membuat mereka menangis di saat kecil, daripada mereka membuatku menangis ketika mereka sudah besar nanti." (jwriting)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H