Mohon tunggu...
putri
putri Mohon Tunggu... -

Awal dari ilmu pengetahuan adalah Membaca dan diabadikan dalam bentuk Tulisan. orang pintar dan sukses karena sering membaca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lestarikan Batik Sayuwiwit Banyuwangi

30 April 2018   07:00 Diperbarui: 30 April 2018   08:31 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi sahabat muda. Kali ini saya akan berbagi pengalaman selama perjalanan ke tempat pembuatan batik sayuwiwit banyuwangi.

Batik merupakan ciri khas yang dimiliki oleh negara indonesia. Berbagai macam batik sudah terkenal dengan ciri khas masing-masing daerah. Seperti halnya batik Sayuwiwit dan Sri tanjung yang berasal dari Banyuwangi. Berawal dari kurang nya rasa ketertarikan masyarakat banyuwangi terhadap batik, meskipun batik sudah muncul pada tahun 1980an tapi masyarakat banyuwangi belum tertarik akan hal itu. kebayakan masyarakat banyuwangi menganggap batik sebagai hal yang biasa pada tahun itu. Karena motifnya juga masih sangat standar, meskipun menggunakan batik tulis. batik tulis pun juga kurang diminati karena harganya cukup mahal sampai sekarang batik tulis masih tetap mahal.

Memperkenalkan batik kepada masyarakat banyuwangi melalui pendekatan yang lama. Seperti batik Sayuwiwit yang pertama kali muncul pada tahun 1995. Kemudian seiring berkembangnya zaman, masyarakat banyuwangi sudah mulai banyak yang meniru untuk memperkenalkan batik tersebut dengan kreative nya masing-masing.

Karena batik bukan merupakan kebutuhan yang utama, maka pengenalan batik Sayuwiwit harus mempunyai banyak model dan warna yang berbeda. sehingga masyarakat sudah mulai mengerti ternyata batik juga bisa dibuat berbagai macam jenis. Tapi pada waktu itu, batik sayuwiwit dan sritanjung masih berbentuk persegi panjang yang masih murni dan belum dibentuk model seperti sekarang ini.

Supaya masyarakat banyuwangi tetap bisa mempertahankan batik sayuwiwit dan sri tanjung, sekarang masyarakat banyuwangi sudah mulai berkreasi dengan membuka peluang pembuatan batik bagi masyarakat sekitar.

Berawal dari seorang pengrajin batik sayuwiiwt itu pada tahun 1995, setelah almarhum bapak dari Voni Meilia Sari meninggal pada tahun 2009 akhir, di lanjutkan oleh anaknya yang bernama Voni Meilia Sari dan biasa di panggil Oni atau voni sampai sekarang (2018). Usaha ini turun temurun dari bapaknya. Voni mempunyai 4 bersaudara, Voni merupakan anak yang pertama perempuan  sendiri dan 3 orang lainnya saudara laki-laki.

Pada waktu itu hanya ada pengerjaan batik tulis dan itu pun hanya kelompok kecil-kecil saja. Kebetulan kampung tumenggung kecamatan  banyuwangi ini dari dulu itu sudah menjadi sentranya kain batik. Malah jaman sebelum almarhum bapak Voni membuka usaha istilahnya sekarang ini sudah mbah-mbah. hanya dirumah-rumah saja, itupun Cuma sekedar batik tulis karena tidak terkenal.

Kemudian pertama kali berdiri, istilahnya itu masih bapat alas. Dari suatu budaya yang tidak membuming waktu itu, tapi minimal orang tahu ciri khasnya daerah masing-masing. Jadi waktu itu banyuwangi yang terkenal yaitu batik gajah oleng dan harganya masih mahal pada waktu itu. Voni berfikir kalau batik ini mahal, berarti hanya orang-orang tertentu yang bisa membelinya atau orang yang berduit. Sedangkan dari kalangan orang biasa mereka hanya mempunyai keinginan saja tapi tidak bisa membelinya.

Kalaupun bisa, mereka harus menyicil atau terpaksa Cuma bisa memendam saja karena mereka tidak mampu membelinya. Nah, dari masalah tersebut mereka survey ketempat batik yaitu ke jogja dan solo. Mereka berangkat kesana, dan disana ternyata ada batik yang murah dan Voni belajar kesana. Salah satunya adalah batik cap dan ada juga yang lebih murah yaitu kain printing bermotif batik. Akhirnya Voni belajar kesana selama  beberapa minggu, setelah Voni bisa beliau pulang kebanyuwangi dan beliau mengadopsi caranya.

Kemudian dari situ awalnya Voni membuat batik cap sama kain printing. Sedangkan memperkenalkan produk baru, Voni harus benar-benar memperkenalkan gimana caranya masyarakat itu kenal dan tertarik dengan batik. Pertama kali beliau memperkenalkan batik cap, yang awalnya orang-orang Cuma kenal batik itu apa sih, terus beliau memperkenalkan batik baru dengan kreasi-kreasi baru pada waktu itu.

Akhirnya Voni membuat batik cap dan kain printing. Voni ingat waktu itu almarhum bapaknya  selalu membawa tas batik yang selalu dibawa kemana-mana sampai ke instansi-instansi batik. Ternyata dari situ tanggapan orang sudah mulai bermunculan, masyarakat tersebut sudah mulai berfikir ternyata ada juga batik yang murah harganya.

Kemudian dari situlah mereka sudah mulai memesan batik kepada Voni. Ketika batik sudah terkenal, sudak banyak yang memesan seragam-seragam SD, SMP, meskipun hanya memakai kain printing karena murah harganya. Lalu sekarang Voni hanya membuat batik printing untuk melayani pesanan saja yang sudah langganan dan tidak ada stok batik printing disini.

Akhirnya Voni sudah mampu memasarkan batiknya sebanyak 300-500 batik perbulan dengan omset yang cukup besar.

Sekian dan semoga bisa menjadi inspirasi !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun