Mohon tunggu...
putri
putri Mohon Tunggu... -

Awal dari ilmu pengetahuan adalah Membaca dan diabadikan dalam bentuk Tulisan. orang pintar dan sukses karena sering membaca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Full Day Care untuk Anak?

10 Oktober 2017   15:57 Diperbarui: 10 Oktober 2017   16:05 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.edwardsvilleymca.com

Dizaman yang seperti sekarang ini, banyak sekali tempat penitipan anak.  Full Day Care adalah salah  satu lembaga pelayanan sosial dalam bidang kesejahteraan anak sebagai pengganti peran orang tua sementara bagi anak .full day care merupakan  tempat bagi anak  selama seharian penuh yang dititipkan oleh orang tua, sehingga orangtua atau seorang ibu selesai bekerja. Bagi orang tua yang bekerja, upaya pemenuhan kebutuhan anak tidak dilakukan secara optimal. Maka dari itu  Full Day Care menjadi solusi bagi mereka yang berkarir.

Berdasarkan data yang saya lihat bahwasannya  angkatan kerja dan yang sudah bekerja  yang paling banyak adalah seorang wanita atau  seorang  ibu. Hal ini merupakan  fenomena yang sudah tidak asing lagi. Ibu yang merupakan bagian dari keluarga yang memegang peran kedua dengan anak, yang  terpaksa harus menghilangkan sebagian waktu kebersamaannya bersama anak. Sehingga fungsi orang tua tidak terlaksana sepenuhnya.

Menurut Brinet, Freud, dan Watson dalam (Nuryanti, 2008: 4) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua menjadi faktor yang menentukan perkembangan anak.

Nah, ketika orang tua yang berkarir  dan mereka sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing, maka mereka tidak  bisa melihat secara langsung proses perkembangan anak.

Hal ini bisa kita lihat dilingkungan kita masing-masing. Bedakan antara orang tua yang sibuk bekerja dengan orang tua yang tidak bekerja terutama seorang ibu. Disana terdapat perbedaan yang sangat jauh. Orang tua yang sibuk bekerja maka akan mempengaruhi proses perkembangan anak karena Ketika Anak ditinggalkan oleh ibu, ayah, atau orang tuanya berdampak pada faktor psikologis. mereka kurang mendapatkan perawatan jasmaniah dan cinta kasih. Padahal seorang anak sangat membutuhkan itu.  Sehingga, ketika proses itu tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan pada fungsi jasmaniah dan Juga terdapat hambatan fungsi rohaniah, terutama pada perkembangan intelegensi dan emosi." (Kartono, 2007:20)

Padahal Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan  tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Kemudian  anak usia dini, merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut para ahli dalam berbagai penelitiannya membuktikan bahwa terbukti bahwa  50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% .

Maka dari itu ketika orang tua yang sibuk dalam bekerja, mereka sangat kehilangan masa pertumbuhan seorang anak. Meskipun tempat penitipan ini membantu mereka dalam mengasuh anak, tetapi proses pertumuhan mereka akan terlihat berbeda dengan seorang anak yang diasuh secara langsung oleh orang tuanyan terutama seorang ibu.

Sekian dan terima kasih !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun