Mohon tunggu...
Putra Tente
Putra Tente Mohon Tunggu... Dosen - Aktivis sosial

Mengamati dunia politik Indonesia terkait desentralisasi/otonomi daerah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Demi Kebebasan & Kebahagian Manusia Rela Jadi Srigala Bagi Sesama

1 Februari 2024   21:20 Diperbarui: 1 Februari 2024   21:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DEMI KEBEBASAN & KEBAHAGIAN MANUSIA RELA JADI SERIGALA BAGI SESAMA.

MANUSIA untuk menjamin kebahagiaan bagi dirinya tetap terjaga terus menerus manusia menentukan posisioning guna memiliki akses untuk mendapat sumber" kekuasaan,kekayaan,esistensi.

Demi kebahagiaan manusia tak pernah akan berhenti mengejar mendapatkan kekuasaan,kekayaan, esistensi mereka, kecuali mereka telah sampai pada titik perhentian yakni kematian.

Kompetisi perebutan "resources" terjadi bukan karena manusia tidak pernah bisa mencapai kondisi kepuasaan penuh, tetapi karena manusia tidak bisa menjamin dirinya dapat hidup lebih baik dengan kekuasaan, kekayaan,esistensi dan sarana yang mereka miliki, sehingga memaksa mereka harus lebih banyak lagi mencari kekuasaan dan kekayaan, esistensi untuk mempertahankan kebahagiaan mereka, karena selain itu ada realitas yang memaksa yakni kondisi persaingan alamiah, karena orang lain pun juga berupaya memperjuangkan hal yang serupa yakni meningkatkan kekuasaan,kekayaan dan esistensi mereka.

Oleh karena itu! manusia saling berkompentisi untuk mencari dan mendapatkan kekuasaan yang dapat menjamin kebahagian bagi diri mereka sendiri.

Upaya itu kerap di ekspresikan secara konstan guna meningkatkan kekuasaan dan kekayaan agar supaya dapat mengatur orang lain.

Drama turgi perebutan kekuasaan dan kekayaan ini akan bermuara pada persaingan yang tidak memperhatikan nilai-norma yang mengatur kehidupan bersama dan tiada jaminan kebahagian, karena manusia pun rela menjadi serigala bagi sesama (Laviatan).

Coretan pena bumi ini, bentuk ekspresi keprihatinan saya terhadap realitas,sosial,politik,budaya kita yang menurut saya sedang mundur kebelakang seperti kehidupan alamiah tanpa ketentuan nilai-norma yang mengatur kehidupan bersama.

Dalam ajaran "Demokrasi" menjamin terlaksananya   kehidupan bersama lebih baik, dimana hak dan kebebasan warga negara dilindungi dan dihormati dalam artian bebas dari.... baik politik dan ekonomi, bukan kebebasan tidak terbatas yang dapat mencederai, melukai, hak dan kebebasan perasaan, harga diri orang lain.

Demokrasi telah mengakomodir dan memberi ruang kepada siapa pun yang menunjukan ketertarikan pada politik dan ekonomi kemudian orang tersebut lalu kita anggap orang itu hanya memikirkan dirinya sendiri, seseorang dan orang yang beranggapan demikian orang yang tidak memiliki urusan sama sekali.

Namun, dibalik kebebasan dimiliki yang diridhoi oleh sistem demokrasi memiliki implikasi tak terkendali dan gaduh, sering dinyatakan dalam sistem "Demokrasi" perilaku politik (voter beheavior) lebih praktis-prakmatis "SAYA DAPAT APA DAN ANDA DAPAT APA?. Sehingga perilaku pragmatis dinilai bisa menghambat distribusi keadilan dalam kesetaraan dalan mendapatkan akses kekuasaan, material dan kebebasan, namun yang belum bisa dipahami oleh sebagian warga negara tentangk hak dan kebebasan yang dimiliki yakni bagaimana membedakan hak otonomi (deskriptif) dan hak publik (Normatif).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun