Mohon tunggu...
Putra Tanah Air
Putra Tanah Air Mohon Tunggu... -

Mencoba Menyeimbangi Berita - Berita Negatif

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Perlu Dikoreksi Mengenai Pemahaman Fakta Sejarah

16 Maret 2013   15:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:39 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) boleh dibilang melakukan blunder bila kita tidak ingin mengatakannya ngawur. Betapa tidak, usai bertemu dengan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Antonio Guido Filipazzi, Jumat (15/3/2013), Ahok mengatakan bahwa Vatikan adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Ketika itu Ahok menjawab pertanyaan wartawan, apakah ada pembahasan kerja sama dalam kunjungan Dubes Vatikan itu, Ahok menjawab “Tidak ada. Tadi dikasih kenang-kenangan medali Paus, tapi cetakan lama, belum ada cetakan baru. Dikasih buku sejarah Paus keuskupan dari 1947. Kan Vatikan itu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia,” jelas Ahok.

Benarkah Vatikan adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia? Tentu saja untuk menjawabnya mudah sekali, cukup membuka literatur sejarah.

Nah, berdasarkan penelusuran literatur sejarah, negara pertama yang mengakui kemederkaan Republik Indonesia adalah Mesir, bukan Vatikan. Mesir secara de facto mengakui kemerdekaan RI pada 22 Maret 1946 disusul oleh Liga Arab (Arab Saudi, Qatar, dan lain-lain) pada 18 November 1946. Setelah itu diikuti Suriah pada 3 Juli 1947, Lebanon dan Irak pada 9 Juli 1947.

Pengakuan kemerdekaan RI secara de facto oleh Mesir pada 22 Maret 1946 itu dilakukan dengan mengakhiri kepengurusan WNI dari kedutaan Belanda di Mesir. Bahkan, pada tanggal 13 hingga 16 Maret 1947, Konsul Jendral Mesir untuk India (di Mumbay) yang bernama Muhammad Abdul Mun’im bersama Muriel Pearson (nama samarannya adalah Ketut Tantri- seorang perempuan Amerika yang pro kemerdekaan sejak masa revolusi), datang ke Yogyakarta (Ibukota RI saat itu).

Pada tanggal 15 Maret 1947 bertepatan dengan HUT Mesir ke 23, keduanya menghadap Presiden Soekarno untuk mewakili pemerintah Mesir sekaligus utusan Liga Arab guna menjelaskan posisi dukungan mereka terhadap kedaulatan RI.

Pengakuan secara de jure (secara hukum) oleh Mesir ditandatangani pada 10 Juni 1947, ditandai perjanjian Persahabatan RI-Mesir dan sekaligus mendirikan Kedutaan RI pertama di luar negeri.

Sedangkan Vatikan baru mengakui kemerdekaan Indonesia satu tahun setelah pengakuan oleh Mesir tersebut. Yakni, pada 6 Juli 1947 ditandai dengan pembukaan kedutaan yang disebut “Apostolic Delegate” dan menugaskan Georges-Marie-Joseph – Hubert-Ghislain de Jonghe d’Ardoye, M.E.P sebagai duta besar Vatikan pertama di Jakarta untuk masa 1947 hingga 1955.

Menyimak literatur sejarah tersebut, kiranya Ahok perlu dikoreksi mengenai pemahaman fakta sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun