Bismillaahirrahmaanirrahiem.. Alhamdulillaahil ladzii jama’anaa haadzaa, wamaa kunnaa linajtami’a laulaa an jama’anallaah. (Segala puji bagi Allah atas pertemuan kita ini, dan tidaklah kita dapat bertemu kecuali Allahlah yang mempertemukan kita) Uhayyikum ma’aasyiral ikhwaanii jamii’an, bitahiyyatil Islaam, assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. (Saya sampaikan salam pada Anda sekalian saudara-saudaraku, dengan salam sesuai ajaran Islam, assalaamu ’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh)
Ikhwan dan akhwat sekalian, hadirin dan secara khusus ibu Dubes yang menemani kita dalam acara ini. Sebelum saya lanjut saya ingin mengucapkan terima kasih dulu kepada ibu Dubes atas makan siang yang luar biasa tadi. Sayangnya kita tidak bisa mengundang Antum (hadirin – red) semua dalam acara makan siang itu. Saudara-saudara sekalian, sebelum lanjut sekali lagi saya ingin tahu orang-orangnya masing-masing. Yang dari Rusia dulu, mana Rusia? Berdiri.. Berdiri.. Dari Amerika? (Jawaban hadirin: masih di bandara). Belum sampai dia. Dari Inggris? Tangannya gini (sambil mencontohkan salam 3 jari PKS ala Anis Matta). Dari Jerman? Dari Perancis? Dari Itali? Dari mana lagi? Belanda? Kalau ini bukan kader PKS. Ini warga negara Belanda. Ibu Dubes, dia sudah jadi warga negara Belanda bu. Jadi sudah keluar dari PKS. Kalau nggak salah dia anggota partai buruh di Belanda. Buat ikhwah di DPP ini bukan joke ya, ini benar beliau warga negara Belanda. Kemudian dari Jepang? Berdiri, lihat ke kamera. Kemudian kita ke Timur Tengah. Yang dari Mesir mana Mesir? Lihat ke kamera. Dari Yordan? Kemudian dari Saudi? Mana tadi yang tilawah (membaca Al Qur’an saat pembukaan acara – red) tadi, dari Riyadh? Kemudian dari Syria tadi ada? Ini kalau ke sini berarti libur perang dulu ya.. Kemudian, Qatar? Lihat kamera dulu. Kemudian, Sudan? Berdiri.. Berdiri.. Dari Kuwait? Austria? Ini tetangga negara saya nih.. Dari Turki? Kemudian dari mana lagi, sudah? Pakistan. Oh iya, tadi sama-sama main futsal soalnya. Ikhwah sekalian, saya sengaja ingin menyebut ini satu per satu, dan dari DPP mudah-mudahan Antum sudah kenal semuanya ya? Ini adalah sekjen PKS. Ini habis suaranya, jadi kalau saya jalan, mesti beliau ikut. Ini penting buat ibu Dubes. Saya ceramah, beliau yang nyanyi. Nah, ini ada bendahara PKS, ini yang bayar. Kemudian bersama kita ini ada dari Dewan Syariah. Ini alumni Riyadh. Kalau sekjen ini alumni Jerman bu. Kemudian ini ada tokoh kita dari NTB, ini para senior. Ust. Arifinto, jadi kalau bicara AD/ART PKS, nah ini orangnya. Ini kamus berjalannya AD/ART PKS. Kemudian ini ada ust. Sumandjaya, kemudian ada kang Aus, sisanya ini adalah ketua-ketua bidang di DPP ada di GMPro, nanti insya Allah masing-masing Antum akan ketemu. Satu persatu, ada ketua bidang Seni Budaya, ada juga ekonomi dan pengembangan kewirausahaan, ada juga bidang pembangunan Umat, ini pemenangan pemilu, dan tim di belakang ini adalah staf dari masing-masing. Saya sengaja ingin menyebut ini semuanya, supaya kita semua memiliki perasaan yang sama, bahwa dunia ini bukan hanya kecil karena dia sekarang digambarkan sebagai sebuah kampung kecil, tetapi terutama karena kita semuanya sekarang bisa merasakannya. Bahwa dunia tidak sebesar yang kita duga. Acara ini saya minta diselenggarakan kepada BHLN (Badan Hubungan Luar Negeri PKS – red) hanya dalam waktu satu pekan. Karena saya ingin tahu, kecepatan kita dalam mengorganisasi acara dalam skala dunia, itu seperti apa. Dan ikhwah sekalian, dengan merasakan bahwa dunia itu menjadi kecil karena kita tidak lagi punya kendala operasional, tidak punya kendala untuk bergerak, tidak ada lagi sesuatu yang kita sebut jauh, maka cita-cita yang besar itu juga seharusnya bisa menjadi kecil dalam pikiran kita. Dan apa yang kita anggap besar atau dianggap besar oleh orang, seharusnya juga itu bisa menjadi kecil dalam pikiran kita. Karena yang besar dan yang kecil itu, ukurannya bukan pada realitas, tetapi ukurannya pada cara kita mempersepsi apakah itu hal besar atau kecil. Acara ini memang pertama kali diselenggarakan oleh PKS, walaupun acara di masing-masing region itu selalu ada biasanya. Di Eropa sendiri, di Timur Tengah sendiri, dan seterusnya. Tetapi saya sengaja mengadakan acara ini dengan tiga tujuan. Tujuan yang pertama adalah menyempurnakan semua langkah-langkah konsolidasi yang sudah kita lakukan sejak prahara yang lalu, sampai puncaknya kemarin di acara Milad PKS dan juga Rapimnas. Dan sekarang kita bikin closing yang manis di sini, dengan mengundang seluruh kader PKS di seluruh dunia yang ada insya Allah, untuk hadir di Istanbul ini. Dan langkah konsolidasi ini saudara-saudara sekalian, tujuan utamanya saya kira bukan lagi mencegah demoralisasi dalam hati kita semuanya seperti yang dikira banyak orang, tetapi terutama adalah sekarang ini, dalam situasi sekarang ini, terutama bertujuan untuk mempertahankan kegembiraan di dalam diri kita semuanya. Mempertahankan keceriaan di dalam diri kita semuanya. Karena kita tidak bisa melakukan hal-hal besar di dalam hidup kita kecuali kalau mood yang bersumber dari kegembiraan itu ada di dalam diri kita semuanya. Dan sengaja kita adakan ini di bulan empat, ini musim semi, musim bunga. Segala hal tumbuh di musim semi ini. Dan sekarang di Istanbul ada festival Tulip juga, supaya kita tahu bahwa insya Allah tahun 2013 ini, datang 2014, itu akan menjadi musim semi bagi PKS insya Allah. Kegembiraan ini saudara-saudara sekalian, saya perlu menggarisbawahi. Sumber energi kita, kekuatan kita, dalam mencapai hal-hal besar di dalam hidup kita itu ditentukan oleh kemampuan kita mempertahankan sumber kegembiraan itu. Karena itu tidak boleh ada peristiwa di dalam hidup ini yang bisa mencabut kegembiraan dari hati kita semuanya. Tidak boleh ada. Jangan biarkan ada peristiwa dalam hidup ini yang bisa mencabut kegembiraan dari hati kita. Kalau kita punya kegembiraan di dalam hati kita, yang akan muncul kemudian itu adalah perasaan berdaya. Keberdayaan ini ikhwah sekalian, saudara sekalian, ini juga yang menentukan seberapa jauh kaki kita bisa melangkah. Banyak hal-hal besar yang bisa kita lakukan, tapi seringkali kita tidak melakukannya karena kita punya perasaan tidak berdaya. Yang dalam bahasa kita disebut dengan al-‘ajz. Karena itu Rasulullah SAW menganjurkan kita membaca doa dua kali dalam satu hari untuk dijauhkan dari al-‘ajz. Allahumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazan, wa a’uudzubika minal ‘ajzi wal kasal. Al-hammu wal hazn, gundah gulana, kegalauan, kesedihan, itu adalah virus yang mematikan sumber kegembiraan kita. Dan itu tidak boleh ada. Itu ada di dalam dasar jiwa kita dan itu harus dikeluarkan. Karena itu di dalam Qur’an, emosi yang merupakan antitesa dari iman, itu ada dua yang paling banyak diulang dalam Qur’an. Yang pertama adalah al-huzn atau kesedihan, dan yang kedua adalah al-khauf atau rasa takut. Itu sangat mendasar dalam Qur’an. Kalau kita punya perasaan itu di dalam diri kita, yaitu kesedihan dan ketakutan, maka yang akan muncul selanjutnya adalah perasaan tidak berdaya, al ‘ajz. Dan kalau kita tidak berdaya, merasa tidak berdaya, walaupun sebenarnya berdaya, yang muncul kemudian itu adalah al-kasal, kemalasan. Dan kalau kita malas, yang muncul kemudian itu adalah, tidak berdaya dan malas ini adalah karakter yang berhubungan dengan diri kita ke dalam. Tapi akan muncul karakter selanjutnya yang berhubungan dengan hubungan sosial politik kita, wa a’uudzubika minal jubni wal bukhl. Dan kita akan menjadi pengecut, tidak berani mengambil resiko, tidak berani melakukan langkah-langkah besar, karena selalu dihantui oleh ketakutan. Wa a’uudzubika minal jubni wal bukhl. Karena itu tidak mau berkorban. Itu satu paket sifat-sifat ini, tapi dua sifat ini yaitu pengecut dan pelit, itu berhubungan dengan hubungan sosial kita. Dan karena itu, kalau ini ada, yang akan muncul selanjutnya adalah realitas sosial, wa a’uudzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal. Dililit hutang, dan ditindas orang lain. Artinya apa? Secara ekonomi marginal, secara politik juga marginal. Dan saudara-saudara sekalian perhatikan, akarnya adalah al-hammu wal hazan, itu akar psikologisnya. Karena itu saudara-saudara sekalian, kita adakan acara ini di sini, supaya kita mempertahankan sumber kegembiraan kita bahwa dunia ini ternyata kecil-kecil saja, tidak sebesar yang kita duga. Bahwa masalah yang kita hadapi ini ternyata tidak sebesar yang kita duga. Dan bahwa sebenarnya cita-cita yang ingin kita capai ini insya Allah, ada dalam jangkauan kaki kita dan ada dalam jangkauan tangan kita, insya Allah. Dan karena kita berjalan, doa musafir ini makbul, tadi ust. Ahzar sudah membacakan doa dengan sangat baik, waman yuhaajir fii sabiilillaah, yajida fil ardhi muraaghaman katsiiran wa sa’ah. Banyak faidah yang akan dia dapat, dan terutama itu adalah kelapangan. Saudara-saudara sekalian, itu tujuan pertama kita semuanya berkumpul di sini. Dan karena itu saya ingin Antum semua merasakan bahwa suatu waktu Antum bukan lagi sekadar perwakilan-perwakilan PKS di situ. Nah ini terkait dengan tujuan yang kedua. Setelah tujuan konsolidasi ini saya juga ingin menegaskan dalam momentum ini bahwa saat ini kita juga akan mengembangkan seluruh target kerja dan juga fungsi-fungsi dari BHLN. Saya tahu selama ini kerja-kerja BHLN itu lebih banyak bersifat tarbawi. Pembinaan kader-kader yang ada di sana, karena umumnya adalah pelajar dan pekerja. Masyarakat Indonesia yang ada di satu negara itu. Itu yang kita garap, dan terutama yang kita lakukan itu hanya kerja-kerja pengkaderan bu. Dan karena fokus kita pada kerja-kerja pengkaderan, biasanya saya melihat keberadaan kader-kader kita di luar negeri ini tidak dimaksimalkan. Termasuk di dalam orientasi pribadi masing-masing. Yang saya maksud orientasi pribadi itu begini. Ada kader yang misalnya belajar di luar negeri. Dia hanya fokus di bidangnya itu, tetapi apa yang merupakan fungsi-fungsi dasar yang sebenarnya bisa dia lakukan waktu dia ada di luar, itu tidak dilakukannya, karena itu di luar dari concern-nya. Di luar dari perhatiannya. Dan mulai dari sekarang, kita juga ingin memberikan beban baru kepada BHLN, yaitu menambah bebannya kepada kerja-kerja tarbawi pengkaderan itu, juga dengan kerja-kerja diplomasi. Dan karena itu nanti, BHLN bukan hanya bekerja mengkonsolidasi kader-kader PKS yang ada di luar negeri, tetapi juga menjadi ujung tombak yang menghubungkan PKS pertama-tama dengan semua partai-partai yang ada di luar negeri. Sebab seperti yang saya sampaikan di Milad kemarin, bahwa misi kita ini adalah misi yang beyond politics. Lebih dari sekadar tujuan politik, misi kita adalah misi peradaban, misi kita adalah misi kemanusiaan. Dan Antum semuanya, saudara-saudara semua yang ada di luar negeri sekarang, akan kita berikan beban untuk mulai melakukan juga kerja-kerja diplomasi. Dan salah satu hal yang akan kita lakukan nanti adalah memperkuat hubungan Partai Keadilan Sejahtera dengan seluruh partai politik yang ada di dunia. Dan saudara-saudara yang ada di luar negeri semuanya itu, akan menjadi ujung tombak dari penguatan hubungan internasional itu. Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, terutama di BHLN, saya sudah menyampaikan beberapa kali kepada ketuanya, bahwa persiapkan infrastrukturnya, persiapkan SDM-nya untuk melakukan fungsi-fungsi yang lebih besar daripada yang selama ini sudah dilakukan BHLN. Yaitu fungsi-fungsi diplomasi itu tadi. Karena itu saya juga meminta BHLN supaya nanti semua kapasitas SDM yang kita perlukan dalam sebuah hubungan internasional yang kuat itu harus ada. Termasuk di dalamnya adalah spesialisasi yang kita perlukan. Dan salah satu jenis spesialisasi yang perlukan itu adalah ahli-ahli dalam studi kawasan. Saya ingin menegaskan ini dari sekarang, karena saya sudah menyampaikannya kepada pak Taufiq (sekjen PKS – red) supaya ini disiapkan. Kita perlu banyak kader sebagai ahli dalam studi kawasan Amerika misalnya, studi tentang Eropa, studi tentang Timur Tengah, tentang Afrika, Rusia, Asia Tengah, dan seterusnya. Kenapa ini perlu saya tegaskan sekarang? Karena kita ini ditakdirkan oleh Allah SWT, berada dalam sebuah negara Islam terbesar di dunia. Dan berada dalam negara keempat terbesar di dunia. Jadi kalau kita mengatakan bahwa PKS sekarang ini adalah partai Islam terbesar di Indonesia, itu artinya partai ini adalah partai Islam terbesar di semua negara Islam, terbesar di dunia. Jadi jangan under estimate dalam hal kita mempersepsi diri sendiri. Turki ini penduduknya berapa? Sekitar 70an (juta) kalau tidak salah, kan? Satu di antara yang terbesar di kawasan ini, karena Mesir kalau tidak salah sekitar 80-85 (juta), Iran mungkin 60-70an (juta) juga sekarang kalau dipetakan. Ini adalah negara-negara besar di kawasan ini semuanya. 22 negara Arab semuanya kalau dikumpulkan baru sama jumlahnya dengan seluruh populasi Indonesia. Karena itu ada seorang politisi di Kuwait, suatu waktu konsultasi dengan NDI (National Democratic Institute – red). Bagaimana cara saya kampanye di dapil saya? Ini NDI bertanya kepada si calon/caleg ini, berapa jumlah pemilih di dapil Anda itu? Dia bilang 3.000. NDI bilang Anda tidak perlu kampanye. Ketuk pintu tiap rumah, Anda menang. Tapi berapa jumlah pemilih di dapilnya pak Syahfan (salah satu kader PKS yang hadir) misalnya, ketua BP3. Itu satu provinsi totalnya bu, seluruh provinsi Bengkulu itu adalah dapilnya. Jadi bisa kita bayangkan perbedaan ada skala. Tapi kita ini saudara-saudara sekalian, terbiasa mempersepsi diri kita itu kecil. Dan karena itu tidak membayangkan bahwa kita juga bisa melakukan kerja-kerja besar. Padahal orang lain memandang kita dengan cara yang sangat berbeda. Dan salah satu kelemahan Indonesia sekarang ini, mumpung ada ketua komisinya di sini, dan juga mungkin mumpung ada ibu dubes. Saya juga dulu di komisi satu pak. Salah satu kelemahan besar Indonesia yang dicatat oleh seluruh negara-negara Islam itu salah satunya adalah peran Indonesia dalam masalah-masalah internasional tidak terlalu kuat, posisinya itu tidak terlalu kuat. Kita tidak punya standing yang kuat dalam banyak sekali masalah-masalah internasional, padahal orang berharap bahwa sebagai negara muslim terbesar di dunia seharusnya kita terlibat dalam masalah-masalah besar itu. Dan sebagai negara keempat terbesar di dunia, seharusnya kita mengambil peran yang sama besarnya dengan ukuran kita sendiri sebagai negara besar. Coba Antum bayangkan Qatar misalnya dengan penduduk asli cuma sekitar 200 ribu orang, dan sekarang jadi 1,4 (juta) karena eks-patriat yang datang ke sana, itu bisa melakukan kerja-kerja besar dengan hanya penduduk yang kecil seperti itu. Misalnya fungsi-fungsi mediasi, dan itu sebenarnya yang seharusnya dilakukan oleh Indonesia sebagai the big brother bagi seluruh negara-negara Islam di dunia. Dan karena itu saudara sekalian, kita ingin menyiapkan infrastruktur ini dari sekarang, supaya kita tidak lagi berfikir bekerja dalam skala Indonesia, tetapi mulai berfikir dalam skala global. Untuk tujuan yang kedua ini maka perlu ada tujuan yang ketiga dari acara ini. Yaitu kita perlu mencari sumber inspirasi sejarah. Itu juga itu sebabnya kita mengadakannya di sini. Yang kita inginkan, yang saya inginkan dari saudara-saudara sekalian yang datang di sini, bukan sekadar membaca sejarah Istanbul ini, dan bukan sekadar mengenang pembebasan Konstantinopel dulu pada abad ke-15. Tetapi yang lebih penting dari itu semuanya adalah menyadari bahwa semua peristiwa besar di dalam sejarah itu disebut besar karena peristiwa itu beyond imagination. Di luar dari imajinasi orang. Dulu Muhammad Al-Fatih itu diangkat menjadi khalifah waktu umurnya 16 tahun. Karena itu diledek oleh semua senior-senior yang ada di kerajaan. Apa yang bisa dilakukan anak muda kecil ini? Lalu dia berfikir, apa yang tidak dipikirkan oleh para senior itu semua. Dan yang tidak bisa dipikirkan oleh mereka adalah membebaskan Konstantinopel. Dan itu yang dia jadikan sebagai tujuannya. Dan beliau membebaskan Konstantinopel ini dalam umur 23 tahun. Saya menggarisbawahi umur 23 tahun ini supaya kita jangan merasa terlalu muda. Kita ini sudah tua untuk ukuran pencapaian orang-orang itu semua. Iya kan? Tetapi yang dilakukan itu adalah sesuatu yang di luar imajinasi orang. Dan segala sesuatu yang besar di dalam sejarah itu disebut besar karena dia ada di luar imajinasi kita semuanya, setidaknya di luar imajinasi orang-orang yang hidup di zamannya. Dan karena itu jika kita ingin mencapai misi-misi besar di dalam hidup kita, persiapkanlah diri kita melakukan sesuatu di luar imajinasi orang lain. Dan jika saya mengatakan bahwa misi PKS itu beyond politics, itu berarti bahwa kita juga harus melakukan langkah-langkah beyond imajination. Saya ingin menggarisbawahi masalah imajinasi ini. Karena semua penciptaan realitas itu pada mulanya diciptakan dalam imajinasi. Segala sesuatu yang menjadi kenyataan di bumi ini, jauh sebelum dia menjadi kenyataan, pertama-tama dia menjadi kenyataan dalam imajinasi. Itu dulu. Dan karena itu kita perlu memberi ruang bagi imajinasi kita ini semuanya, supaya cita-cita yang besar itu disertai dengan langkah-langkah yang besar di luar dari imajinasi orang. Tetapi sebelumnya seperti apa yang saya katakan tadi, kita perlu membebaskan diri kita dari semua kendala-kendala psikologis itu tadi. Galau, khawatir, sedih, takut, dan seterusnya, kita lepas diri kita semua dari perasaan itu, setelah itu kita buka pintu imajinasi kita seluas-luasnya. Dan saya katakan kepada seluruh kader PKS waktu di Semarang, hari ini kita akan membuat rencana pemenangan pemilu, tetapi rencana ini tidak ada detailnya. Yang ada targetnya. Yang ada milestone-nya. Isinya seperti apa? Kita serahkan pada seluruh orang-orang lapangan untuk berijtihad sebebas-bebasnya. Karena boleh jadi, kita pikir kita yang ada di DPP ini sudah berfikir keras, tapi ada anak muda yang kerjanya cuma mengkhayal setiap hari, boleh jadi dia mempunyai ide yang jauh lebih bagus dari kita yang setiap hari telah merasa berfikir keras. Dan karena itu saya menginginkan seluruh kader kita, beri ruang bagi imajinasi kita untuk bekerja. Supaya seluruh kekuatan produktivitas kita itu mempunyai akar di dalam diri kita semuanya, yaitu ada pada kekuatan imajinasi kita semuanya. Saudara-saudara sekalian, ini tiga tujuan dari pertemuan acara yang kita selenggarakan di Istanbul ini. Dan sekali lagi karena yang ingin kita capai ini adalah misi besar, yang saya sebutkan sebagai misi peradaban, dan bukan sekadar target-target politik, termasuk di dalamnya adalah pemenangan pemilu 2014 itu. Dan saya menganggap bahwa pemenangan pemilu 2014 ini hanyalah jembatan menuju cita-cita yang jauh lebih besar daripada cita-cita politik yang sederhana itu. Ada cita-cita kemanusiaan, cita-cita peradaban, yang jauh lebih besar dari itu. Dan saya kira, waktu kita memimpin Indonesia nanti insya Allah, janganlah membayangkan bahwa kita hanya akan memimpin Indonesia. Tetapi kita juga akan membawa Indonesia menjadi salah satu kekuatan yang menentukan masa depan dunia. Dan itu sebabnya nanti saudara-saudara sekalian, ini nanti ada pertemuan dengan AKP (Justice and Development Party of Turkey – Turkish: Adalet ve Kalkinma Partisi) pada hari Selasa. Ada GMPro nanti, dan juga dari fraksi, saya ingin mereka semua menyampaikan satu ide kepada AKP. Ini kita usulkan, kita propose kepada mereka, bahwa sekarang waktunya seluruh partai Islam di dunia membuat satu forum internasional. Untuk partai-partai Islam sedunia itu tempat kita membicarakan isu-isu global, dan bagaimana Islam bisa memberi kontribusi bagi penyelesaian masalah-masalah global tersebut. Sekarang ada banyak forum global, dan seharusnya kita juga bisa menciptakan forum yang sama dengan itu. Saya mau cerita sedikit ke ibu dubes, beberapa bulan yang lalu saya diundang secara pribadi ke sini, tadi kita lewati istananya di situ, di Kempinski itu ada Ciragan Palace, yang jadi host-nya itu Menlu Turki Ahmet Davutoglu waktu itu. Itu adalah satu forum, namanya Oriental Forum. Forum timur yang salah satu cita-citanya adalah menghadirkan seluruh strategic civil dari berbagai negara, dan pada pertemuan terakhir bulan Februari, cuma saya tidak datang yang Februari ini karena baru jadi Presiden di PKS. Yang sebelumnya saya datang pada pertemuan sebelumnya. Temanya tentang The New Map After Arab Spring. Tentang masalah strategis seperti itu. Saya kira kita sudah waktunya nanti mengusulkan kepada partai-partai Islam yang ada di dunia sekarang ini untuk membentuk satu forum internasional, dimana kita ikut mempromosikan tiga hal, bukan hanya bagi dunia Islam tetapi bagi dunia seluruhnya. Dan saya kira ini adalah misi global PKS. Yang pertama, ikut mempromosikan demokrasi, yang kedua global prosperity, dan yang ketiga adalah global peace. Jadi kita harus ikut mendukung tiga isu besar ini. Ikut mempromosikan demokrasi, kesejahteraan global, dan juga perdamaian global. Dan saudara-saudara sekalian, karena tiga misi ini, misi global yang kita emban ini, dan ini akan menjadi pesan bagi PKS insya Allah, untuk mempromosikan ini. Kita menginginkan kesejahteraan bukan hanya bagi diri kita, tetapi juga bagi seluruh penduduk bumi ini. Kita menginginkan perdamaian bukan hanya bagi negeri kita, tapi juga bagi seluruh penduduk bumi ini. Kita menginginkan demokrasi juga menjadi sistem politik bukan hanya bagi negeri kita, tapi juga demokrasi menjadi sistem politik bagi seluruh dunia. Kita ikut mempromosikan itu semua, karena salah satu kandungan inti dari nanti demokrasi itu adalah menciptakan global justice. Keadilan global. Dan saya kira dengan ide-ide dasar seperti ini, kita bisa masuk, berbagi dengan semua kekuatan yang ada di dunia, untuk ikut serta memberikan solusi bagi masalah-masalah yang dialami oleh dunia. Apalagi kalau kita melihat sekarang ini, masalah besar yang dihadapi oleh dunia sekarang ini, salah satunya adalah masalah energy security, kemudian juga masalah food security. Ini masalah pangan, masalah energi yang dihadapi oleh seluruh dunia sekarang ini sebagai salah satu masalah masa depan yang paling krusial. Dan kalau kita bicara energi, hampir-hampir bisa kita katakan kita bicara tentang dunia Islam seluruhnya. Iya kan? Hampir-hampir bisa kita katakan seperti itu. Dan juga kalau kita bicara pangan walaupun ini mungkin kita share dengan yang lainnya tetapi kita perlu juga mengetahui bahwa kita bisa ikut memberikan share yang besar dalam proses penyelesaian masalah-masalah global seperti ini. Dan karena itu saya berharap nanti GMPro dengan fraksi waktu menyampaikan, waktu bertemu dengan AKP nanti ini tolong disampaikan kepada mereka ide ini, karena sebenarnya ini sudah berkali-kali kita bicarakan dalam berbagai forum. Tapi ini disampaikan lagi, mudah-mudahan insya Allah ide ini bisa kita wujudkan dalam waktu yang tidak terlalu jauh, supaya kita mulai juga ikut terlibat dalam penyelesaian masalah-masalah global. Saudara-saudara sekalian, kalau kita ikut menyelesaikan masalah-masalah global seperti ini, itu secara de facto artinya, kita ingin ikut menghapuskan semua kekhawatiran orang tentang kehadiran partai Islam di pentas nasional dan juga kehadiran partai Islam di pentas global. Yang selama ini masih sering dianggap ancaman, atau ada sikap under estimate dari orang-orang, karena mereka mereka menganggap bahwa para aktivis partai Islam ini, lebih banyak mendekati masalah ideologis, dan tidak punya kapasitas yang memadai untuk mengimplementasikan ideologi itu menjadi agenda kerja. Dan karena itu jika mereka memimpin, mereka tidak akan berhasil. Dan saya kira dengan memberikan jawaban dalam bentuk implementasi, jawaban dalam bentuk performance seperti itu, mudah-mudahan kita bisa menghapus kekhawatiran semua orang tentang kehadiran partai Islam di pentas global. Termasuk di antaranya adalah kekhawatiran orang, termasuk di negeri kita, jika partai Islam memimpin, apa yang bisa mereka lakukan? Nah, menjawab kekhawatiran seperti ini dalam bentuk performance, dalam bentuk kerja, itu jauh lebih efektif daripada memberikan penjelasan ideologi kepada mereka itu. Dan dengan menjawab masalah secara de facto seperti itu insya Allah, saya kira kekhawatiran itu akan berbalik menjadi rasa ingin tahu yang besar kepada agenda kemanusiaan yang kita bawa ini. Dan saya membayangkan bahwa insya Allah itu akan terjadi dalam waktu yang tidak terlalu jauh. Saudara-saudara sekalian, mudah-mudahan insya Allah dengan urutan sistematika kerja seperti ini, kita bisa menciptakan hidup yang lebih produktif dari apa yang ada sekarang. Dan misi-misi besar seperti itu saudara-saudara sekalian, hanya bisa kita capai kalau kita punya tiga semangat yang sudah kita putuskan di Rapimnas kemarin. Yang pertama adalah kita datang dalam dunia politik ini membawa cinta. Yang kedua kita juga datang dengan semangat bekerja. Dan yang ketiga adalah, kita datang dengan semangat untuk menciptakan harmoni. Cinta itu menyatukan segala hal yang berserakan, menyambung segala hal yang terputus. Dan jika kita menerapkan hukum dengan pendekatan cinta, kita insya Allah juga bisa menciptakan keadilan. Karena hukum itu tidak ditegakkan untuk menyiksa orang dengan hukuman, tidak. Hukum itu adalah tools of change. Itu adalah alat perubahan. Dan karena itu dia harus mempunyai fungsi itu. Dan jika kita ingin memfungsikan hukum sebagai alat perubahan, sebagai tools of chage, dia harus dikelola dengan cinta. Dan yang kedua, kita juga ingin semua orang yang punya semangat bekerja itu punya tempat di negeri kita. Dan kita juga ingin tumbuh menjadi bangsa yang sejahtera dari kekuatan kita sendiri, karena kita bekerja dengan tenaga yang kita miliki, dengan etos kerja keras yang kita miliki. Sebab siapa pun yang bekerja keras, insya Allah pasti akan menciptakan hasil. Dan yang ketiga, kita juga ingin menciptakan harmoni, supaya kehidupan sosial kita itu damai. Karena tidak ada arti bagi semua pencapaian kita ini, kecuali kalau kita bisa mengelola perbedaan-perbedaan kita itu dan menciptakan harmoni. Saudara-saudara sekalian, dengan tiga nilai-nilai inti ini, saya berharap insya Allah PKS bukan hanya menang dalam pemilu, tetapi terutama bisa menghidupkan kembali nilai-nilai inti masyarakat Indonesia. Dan dengan nilai-nilai inti masyarakat Indonesia ini, kita juga bisa membawa sesuatu perubahan besar bukan hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi kehidupan kemanusiaan di seluruh dunia ini insya Allah. Inilah kerja-kerja yang saya maksud, bukan beyond politics bagi kita di Indonesia, tapi saya kira bagi kebanyakan orang di Indonesia ini juga adalah beyond imagination. Di luar dari imajinasi yang ada pada mereka itu. Saudara-saudara sekalian, mudah-mudahan dengan keberadaan kita semua di sini, kita bisa menyerap aura dari Muhammad Al-Fatih itu, yaitu aura untuk melakukan hal-hal besar di luar dari imajinasi semua orang. Dan karena itu, mudah-mudahan semua yang hadir di sini, dari berbagai negara di sini punya perasaan yang sama. Saya tahu jika menghitung suara, suara di mana Antum tinggal itu tidak besar. Iya kan? Tidak banyak. Yang di Rusia mungkin tidak banyak. Iya kan? Yang di Emirat Arab tidak banyak suara yang ada di situ. Tapi tujuannya bukan suara. Sekali lagi, tujuannya bukan suara. Suara itu akan kita ambil dengan sendirinya, tapi tujuannya bukan itu. Saya ingin idenya lah yang masuk ke dalam pikiran saudara-saudara semuanya, auranyalah yang kita serap insya Allah. Dan karena itu suatu waktu kita bisa melakukan kerja-kerja lebih besar daripada apa yang diimajinasikan orang selama ini insya Allah. Saya mau tanya Antum semua, terutama yang sebelah kanan ini. Ini kira-kira kita siap tidak melakukan kerja-kerja besar seperti ini? Kurang mantap suaranya. Siap? Siap? Kita tanya dulu Rusia siap nggak ini? Waah, mantap, Rusia mantap. Belanda siap? Luar biasa. Mesir siap? Yordan? Mantap. Inggris siap? Saya kira insya Allah dengan kesiapan seperti ini mudah-mudahan sekali lagi, saya sekarang menjadi sangat yakin bahwa apa yang kita cita-citakan masuk tiga besar insya Allah dapat jadi kenyataan. Dan saya juga semakin yakin bahwa kita bukan hanya akan masuk tiga besar, tetapi insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita akan memimpin republik yang kita cintai ini. Was salaamu ’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H