Mohon tunggu...
PUTRA SYAWAL HIDAYATULLAH
PUTRA SYAWAL HIDAYATULLAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

P gabut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menekan Angka Stunting Melalui Penyuluhan Pernikahan Dini di Desa Bajulmati.

22 Juli 2024   12:41 Diperbarui: 22 Juli 2024   12:42 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi kegiatan kkn 140 uinsa.

BANYUWANGI, Penyuluhan tentang pernikahan dini selesai digelar oleh mahasiswa KKN 140 UINSA di Desa Bajulmati pada 29 Juni 2024.

Penyuluhan yang mengusung tema pernikahan dini dipilih karena berkaitan erat dengan permasalahan stunting di Desa Bajulmati. Tingkat pernikahan dini di desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo ini belum mampu diberantas keseluruhan. Masih ada saja balita yang terdeteksi stunting ketika pemeriksaan rutin di Posyandu. Penyebab stunting pun terjadi karena beberapa faktor, diantaranya peran orang tua dalam pola asuh anak dan kurangnya pemenuhan makanan bergizi.

Acara penyuluhan yang diadakan oleh kelompok KKN 140 UINSA ini turut dihadiri oleh kepala desa, kepala dusun, serta perwakilan bidan desa. Peserta penyuluhan mencakup para remaja SMP dan SMA di lingkungan Desa Bajulmati. Remaja menjadi sasaran tepat karena pada masa tersebut menjadi penentu masa depan mereka nantinya.

Menurut bidan ahli gizi Desa Bajulmati, Ibu Fifi, persoalan stunting di desa Bajulmati mayoritas terjadi karena pola asuh yang kurang tepat dari orang tua anak. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pendidikan dan pengetahuan dari calon orang tua. Ketika pada usia remaja sudah memiliki anak, anak akan menambah beban ekonomi hingga psikologis mereka. Penyuluhan dengan tema pernikahan dini kepada remaja dapat menjadi salah satu solusi tepat menanggulangi permasalahan tersebut.

Bidan Desa Bajulmati, Bella Ayu P, A.Md.Kep, sebagai narasumber penyuluhan memberikan pemaparan mulai dari pengertian stunting, penyebab stunting, hingga cara pencegahan stunting kepada para peserta dimulai dari pukul 08.30 WIB dan selesai pukul 10.50 WIB. Materi ditampilkan melalui salindia dan berlangsung aktif melalui komunikasi dua arah antara pemateri dengan audience.

Pernikahan dini menjadi salah satu faktor internal penyebab stunting karena kehamilan dibawah usia 20 tahun memiliki resiko lebih tinggi terjadinya stunting pada anak.

"Jika usia remaja misal umur 15 atau 16 tahun, maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya" ujar alumnus Poltekkes Kemenkes Malang tersebut. Ibu Bella juga menambahkan "Usia yang ideal untuk menikah bagi laki-laki ialah umur 25 tahun, sedangkan perempuan berumur 21 tahun." 

Penyuluhan yang diadakan oleh kelompok 140 KKN UINSA menjadi langkah awal untuk memotivasi para remaja di Desa Bajulmati untuk menikah di usia matang guna mencegah terjadinya stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun