Mohon tunggu...
Putra Pujangga
Putra Pujangga Mohon Tunggu... -

Menulis syair dan puisi cinta maupun puisi lainnya untuk dibagikan kepada semua orang sebagai pengobat hati dan memperluas cakrawala pemikiran tentang cinta maupun kehidupan yang indah dan bermakna. Love is something very mysterious, highly anticipated all the creatures on this earth, but that does not goto the love will always be crying all the time. Universal Love is the language of the infinite in Religion Group of the tribe as well.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Garuda Bukan Burung Perkutut

22 Agustus 2010   01:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:49 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_234823" align="aligncenter" width="281" caption="Garudaku"][/caption] Wahai Garudaku...mengapa wajahmu tertunduk lusuh dan butut, Seperti orang kalah judi buntut ,semuanya habis hanya tinggal kentut * Di mana Matamu yang tajam! Yang pernah menggetarkan singa-singa kelaparan, Kemana Cakarmu yang perkasa!! Yang mencengkeram erat seluruh Nusa Hingga tak ada makhluk yang berani mengusiknya * Apakah karena badanmu digerogoti penyakit korupsi, Hingga Mata dan Cakarmu kau gadaikan Demi tegaknya negeri ini ? Atau apakah karna engkau dihinggapi penyakit kolusi, Hingga Burung Emprit kau jadikan mentri Yang hanya pandai makan berkicau dan memberi upeti * Oh, Garudaku... Engkau sekarang hanya pandai bernyanyi Menghiba mengharap belas kasih, Seperti burung perkutut di dalam jeruji Bernyanyi hanya demi sesuap nasi * Ohh, Garudaku.. Kembalikan Matamu yang tajam,Cakarmu yang perkasa Libas habis seluruh kemunafikan Agar gagah perkasa negeri seribu panglima, * Engkau Garuda bukan burung perkutut, yang hanya pandai bernyanyi dan berlutut Tetapi pengawal Negeri , dari segala carut marut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun