Mohon tunggu...
Syahputra Langsa
Syahputra Langsa Mohon Tunggu... -

Ada banyak alasan mengapa para novelis menulis, tetapi semuanya memilki persamaan; kebutuhan untuk menciptakan sebuah dunia alternatif

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Replika Kecil Minamata Kian Terjadi di Aceh

11 Agustus 2014   20:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:49 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14077376851796839203

Sejak 26 Juli lalu di geumpang, Pidie. Masyarakat diresahkan dengan kematian ribuan ikan kerling yang umum disebut ikan jurung/ikan batak, ikan yang memiliki nama kuno Tor tambroides mengapung dipermukaan air sungai, pengakuan masyarakat mengenai fisik dari ikan tersebut yaitu warna tubuh ikan putih dan kian memucat, inang pecah, dagingnya lembek, sisik ikan yang mati juga memerah, mata bengkak dan kelamin diperut hancur.

Diduga ribuan ikan tersebut mati dikarenakan ulah dari penambang tradisional yang memanfaatkan merkuri, karbon, soda, obat tetes dan cairan berbahaya lainnya untuk melancarkan kerja mereka sebagai penambang emas.

MERKURI (Hg)

Merkuri merupakan logam pertama kalinya yang dikenali oleh manusia. Sehingga penggunaannya sudah cukup luas tetapi sangat berefek bagi kesehatan manusia karena memiliki tingkat toksisitas yang sangat tinggi mencapai level akut. Biasanya merkuri ini digunakan untuk perindustrian, pertanian, pertambangan, kedokteran dan peralatan fisika. Penggunaan merkuri pada pertambangan emas biasanya disebut dengan amalgramasi biasanya dilakukan untuk memisahkan antara batu dan emas.

PENCEMARAN dan TOKSISITAS

Secara alamiah pencemaran Hydragyrum (Hg) berasal dari kegiatan yang di lakukan di pegunungan atau rembesan air tanah yang melewati deposit, melalui rembesan air hujan Merkuri juga akan terbawa ke sungai. Apabila masuk kedalam perairan Hg mudah berikatan dengan Klor (Cl) yang membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk ini Hg mudah masuk kedalam plankton dan hewan demersal air seperti kerang.

Merkuri anorganik (HgCl) akan berubah menjadi merkuri organik (Metil merkuri) oleh peran mikroorganisme yang terjadi pada sedimen dasar perairan. Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk organo-merkuriinilah yang paling umum dihasilkan oleh mikroorganisme dalam air dan tanah. Mikroorganisme dimakan oleh ikan sehingga konsentrasi merkuri pada ikan meningkat. Metil Hg memiliki kelarutan tinggi dalam tubuh hewan air sehingga Hg terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuh hewan air. Kerena pengambilah Hg oleh organisme lebih cepat dibandingkan prosesnya.

Keracunan kronis merkuri dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman dan pernapasan, yang dirasakan oleh masyarakat aceh jaya sekarang ini adalah penyebaran merkuri itu melalui makanan (Ikan) merkuri akan terakumulasi kedalam tubuh manusia melalui ikan tersebut, sama halnya seperti ikan yang tadinya memakan mikroorganisme, dugaan penulis yang di alami oleh masyarakat aceh jaya dan pidie itu masih tingkat kronis belum memasuki akut karena tanda tandanya seperti mata gatal-gatal, pusing, mual-mual hingga muntah.

Ingatkah kita kasus teluk minamata di jepang yang ditemukan pada tanggal 21 april 1956. Ketika itu seorang anak perempuan berusia 5 tahun, dibawa keklinik pediatri dr.kanki noda. Dengan keluhan mengalami sejumlah gejala kerusakan otak dan jaringan saraf tulang belakang . seminggu kemudian adiknya yang berusia 3 tahun juga dibawa keklinik karena menunjukan yang sama. Karena itulah dr. noda pada tanggal 1 mei 1956 merujuk kedua pasien kecil itu kepusat kesehatan minamata. Para dokter menduga kasusnya tidak hanya menyerang kedua insan tersebut. Sebagai konsekuensinya dilakukan penyidikan epidemiolog di kawasan teluk minamata. Hasilnya sangat mengejutkan karena jumlah penderitanya amat banyak, bulan agustus 1956, dengan di koordinir universitas kumamoto dilakukan penelitian yang lebih serius ditarik kesimpulan saat itu kalau perairan teluk minamata tercemar oleh logam berat air raksa atau merkuri (Hg).

Yang terjadi di aceh saat ini mudah-mudahan tak berujung kepada kematian seperti di minamata yang menyebabkan 1408 diantaranya telah meninggal sebelum 31 Oktober 2000 nyawa mereka melayang akibat merkuri. Ilegal penambangan harus segera dihentikan harapan penuh kepada pihak terkait agar mengusut tuntas kasus ini.

twit @putraoriginal1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun