Salah satu visi dan misi presiden terpilih Jokowi-Jk adalah mewujudkan indonesia sebagai poros maritim dunia disambut hangat oleh masyarakat karena masyarakat merasa ini adalah ide cemerlang untuk membangun negara melalui laut.
Keberadaan indonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia ini pengakuan international dalam UNCLOS 1982 melalui deklarasi Djuanda 1957 bahwa indonesia wilayah laut lebih luas dari daratan, luas perairan indonesia 3.25 juta Km2 dengan ZEEI 2,55 juta Km2 dan daratan 2,01 juta Km2, indonesia memiliki pulau 17.504 pulau dan hanya sekitar 13.466 yang memiliki nama jadi sangat tepat jika presiden terpilih memilih visi indonesia sebagai poros maritim dunia. (kp3k.kkp)
Selama ini sejak kemerdekaan sangat minim pemimpin negara yang mau membangun dan memanfaatkan anugerah yang bangsa lain tidak punya seperti apa yang dimiliki indonesia padahal sumber dari kekuatan negara baik secara politik maupun perekonomian itu berada dilaut.
Berbicara perekonomian poros maritim sangat berguna dalam percepatan pembungan seperti yang dipaparkan presiden terpilih saat debat kandidat ketiga yang dilaksanakan di holiday inn, jakarta 22 juni lalu, ungkap jokowi saat itu “ kami jokowi-JK menilai pergeseran geopolitik dan ekonomi dari barat ke Asia, harus kita hadapi karena ini kesempatan kita menjadi negara besar, kedepan kita harus menangkan pertarungan di samudera di maritim ”
Posisi indonesia sebagai the global supply chain system yang menghubungkan Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia dan Benua Asia dengan Australia mestinya mendatangkan ekonomi yang besar, sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar didunia, indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat besar dan beragam baik berupa sumberdaya alam terbarukan (renewable resources) seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut dan produk-produk biotekhnologi, maupun berupa SDA yang tak dapat pulih (nonrenewable resources) seperti migas, timah, bijih besi, bauksit dan mineral lainnya) dan laut juga memiliki energi tersendiri seperti pasang surut, gelombang, angin dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion). Seperti yang diungkapkan Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, MS mentri kelautan dan perikanan era kabinet gotong royong yaitu indonesia adalah Raksasa ekonomi yang tertidur karena pengelolaan laut indonesia masih banyak yang tak dimanfaatkan dengan maksimal hanya 20% dari total potensi laut yang dimanfaatkan secara maksimal.
Perlu kita ketahui bersama bahwa ciri negara maritim adalah memiliki kemampuan mengelola laut sebagai sumber kesejahteraan bangsa dan perdagangan dunia, sebenarnya gambaran fundamental pembangunan yang berorientasi kelaut sudah pernah dirintis sejak dibawah kepemimpinan bung karno pada tahun 1987 melalui deklarasi Djuanda saat itu munculah konsep wawasan nusantara, berikutnya 10 desember 1982 disusul oleh pak harto melalui konvensi PBB yang dikenal dengan nama United Nations Convention On the Law of the Sea (UNCLOS) saat itu munculah pengakuan Internasional tentang hukum Laut, yang terakhir pada tahun 1999 dari kabinet persatuan nasional yang dipimpin oleh KH Abdurrahman wahid terbentuklah kementrian eksplorasi laut yang sekarang bernama kementrian kelautan dan perikanan dengan nahkoda pertama yaitu Sarwono kusumaatmadja.
Meskipun kedua perjanjian dan satu kementrian tersebut sudah ditegakkan tetapi masih banyak sumberdaya kelautan dan perikanan belum dioptimalkan, masih rawan tindak kriminal di laut termasuk melanggar kedaulatan. Untuk mewujudkan indonesia sebagai negara maritim indonesia harus mampu berdaulat dan disegani oleh negara lain atas wilayahnya, menguasai laut darat dan udara serta memiliki Sea power yang dapat diandalkan baik dinasional maupun internasional, mampu mengelola hasil laut dan memanfaatkan hasilnya guna kesejahtraan rakyat.
Sekilas Kerajaan sriwijaya
Melihat sejarah tentang kerajaan Sriwijaya yang dikenal sebagai kerajaan maritim dan dikenal sebagai kerajaan nusantara yang pertama di wilayah indonesia, sebenarnya harus menjadi contoh negara indonesia saat ini, saat itu kerajaan sriwijaya yang letaknya sangat strategis yaitu ditepi selat malaka yang menjadi transitnya kapal kapal asing dan menjadi jalur lalu lintas perdagangan india ke cina serta sering dikunjungi pedagang-pedagang dari persia, gujarad dan arab, kerajaan ini merupakan pusat perdagangan.
Menurut catatan asing bumi sriwijaya menghasilkan diantaranya cengkeh, kapulaga, pala, lada, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus, gading, timah, penyu dan bahan rempah lain barang tersebut dijual dan dibarter dengan kain katu, sutera dan porselen melalui relasi perdangannya dengan negara cina, india, arab dan madagaskar. Didunia perdagangan sriwijaya pengendali jalur perdagangan antara cina dan india yakni atas penguasaan dua selat yaitu malaka dan sunda oleh karena itu kerajaan sriwijaya terkenal sebagai kerajaan terkaya saat itu karena laju ekonomi kerajaan kian cepat dan berkembang pesat.
Penulis: syahputra mahasiswa budidaya perairan UNIMAL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H