Mohon tunggu...
Putra Mirhanto
Putra Mirhanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi saya sekarang adalah mahasiswa stai sadra

Saya adalah mahasiswa stai sadra dari jurusan iat(ilmu tafsir al-quran)di sini saya akan membagi ilmu pengetahuan saya,yang saya dapatkan selama belajar di sini

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan sebagai Causa Prima Adanya Alam Semesta

19 Oktober 2024   15:10 Diperbarui: 19 Oktober 2024   19:14 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tata Surya.Dok.Pribadi

     Dalam filsafat konsep Tuhan sebagai causa prima (penyebab pertama) adalah proposisi bahwa Tuhan adalah sebab utama munculnya alam semesta, istilah causa prima ini pertama dicetuskan oleh filsuf yunani yaitu Aristoteles dan dikembangkan oleh para filsuf lain seperti Thomas Aquinas, Ibnu sina, dan Al-Farabi Aristoteles beragumen bahwa sistem alam semesta ini sangatlah canggih, teratur , dan bergerak dibalik semua itu  pasti ada memiliki sebab dan sebab pertama dari semua itu adalah Tuhan.

     Menurut pandangan Ibnu Sina dan Al-Farabi bahwa Tuhan adalah Wajib al-wujud (wujud yang niscaya) eksistensinya tidak bergantung pada siapapun, mutlak, dan tidak mungkin tidak ada. berbeda dengan makhluknya yaitu mungkin al-wujud (wujud yang mungkin ada), yang hanya ada karena ada yang mengadakan dan yang menyebabkan mereka ada itu adalah Tuhan itu sendiri.

     Kalau kita pikirkan betul apa yang dikatakan oleh Aristoteles, Ibnu Sina, dan Al-Farabi tidak bisa kita mengatakan Alam semesta ini teratur dengan canggih dan bergerak dengan sendirinya walaupun banyak yang kontra terhadap proposisi dari Aristoteles, ada filsuf dari barat yang menentang ini yang bernama Georges Lemaitre,ia mengatakan Alam semesta ada karna ledakan big bang, sehingga alam semesta ini ada dengan sendirinya dan yang terjadi di dunia ini adalah hukum kausalitas dari alam itu sendiri.

     Teori yang seperti ini bisa kita counter attack dengan teori nya sendiri, kalau alam semesta ini terjadi karna ledakan big bang. lantas siapa yang menata nya setelah ledakan, karna sesuatu yang meledak pasti setelah itu akan berantakan. kita analogikan dengan sebuah bangunan yang dibom pasti puing-puing dari bangunan itu akan berantakan dan untuk merapikan itu pasti ada sebab utamanya ia menjadi rapi tidak mungkin puing-puing bangunan itu bisa merapikan dirinya sendiri begitupun dengan alam semesta ini pasti ada yang menatanya setelah ledakan tidak bisa alam semesta ini menata dirinya sendiri sehingga bisa-bisanya planet-planet bisa tetap pada orbitnya sampai sekarang pasti ada sebab utamanya dan sebab utamanya adalah tuhan.

Tata Surya.Dok.Pribadi
Tata Surya.Dok.Pribadi
     Kalau pernyataan tersebut tentang Tuhan sebagai causa prima. penataan, pengatur, pemelihara alam semesta lantas "apa bukti Tuhan sebagai causa prima menciptakan alam semesta ini?".

     Ada premis yang banyak digunakan oleh para teolog yaitu adalah temporalitas alam (Pembaharuan Alam) bahwa alam ini bisa ada dari ketiadaan, premis ini sekarang sudah banyak digunakan pada ilmu modern bahwa alam itu pasti ada permulaannya. contoh kita analogikan sebuah buku, buku itu ada dari ketiadaan dan adanya buku pasti karna ada yang mengadakan. begitupun dengan alam semesta, alam semesta ini ada dari ketiadaan, untuk adanya alam semesta ini pasti ada yang mengadakannya dan causa prima adanya alam semesta ini adalah tuhan.

     Ada juga sebuah kisah di zaman abu hanifah ada sekelompok kaum sumaniyah yang atheis mereka mengingkari eksistensi (keberadaan)Tuhan. mereka mengatakan bahwa alam semesta ini ada karna kebetulan langit, bumi, gunung, dan lautan menurut mereka tercipta karna kebetulan. suatu hari mereka berdebat dengan imam abu hanifah tentang eksistensi Tuhan, karna perdebatan tak kunjung selesai Imam Abu Hanifah meminta waktu perdebatan itu ditunda sampai beberapa hari.

     Mereka pun menentukan hari dan waktu debat berikutnya. setelah itu tiba lah hari dan waktu yang disepakati, tetapi imam abu hanifah tak kunjung tiba. "mana Abu Hanifah?". Ia terlambat tak menepati janjinya"kata orang-orang sumaniyah kepada kaum muslimin yang hendak menyaksikan perdebatan itu.

     Seorang kaum dari sumaniyah langsung melontarkan pertanyaan ketika Imam Abu Hanifah datang. "Mengapa kamu terlambat kemarin kamu mengatakan tuhan itu ada dan memperhitungkan semua amalmu?".Mana semua bukti semua katamu itu?".
    "Wahai semuanya jangan buru-buru menilaiku, saat aku hendak menyebrangi sungai aku tidak mendapatkan perahu tak ada satupun perahu di sana"jawab abu hanifah.

     "Lalu bagaimana kau bisa kemari?". tanya seseorang dari kaum sumaniyah kepada abu hanifah.
    "ada sesuatu yang aneh terjadi"ujar abu hanifah.

     "aneh, apa itu? Tanya seseorang dari kaum sumaniyah dengan perasaan heran kepada Abu Hanifah.
    "Aku berdiri di tepi sungai menoleh ke kanan dan ke kiri mencari barangkali ada perahu sambil berharap semoga tuhan memudahkan aku datang kemari tiba-tiba secara kebetulan ada angin berhembus kencang. lalu ada petir menyambar, jika ia menyambar rumah mungkin rumah itu akan roboh, tapi secara kebetulan petir itu menyambar sebuah pohon besar. lalu pohon tersebut terbelah menjadi dua. secara kebetulan pohon itu roboh ke sungai. lalu datanglah potongan besi dan ada dahan yang masuk ke sana membentuk kapak. lalu secara kebetulan kapak itu bergerak-gerak menghantam potongan pohon tersebut dan jadilah sebuah perahu. tak berhenti di situ ada dua ranting yang jatuh ke sungai dan menempel di sisi kanan dan kiri perahu. setelah itu perahu itu mendekat padaku dan aku naik. begitu aku duduk di atasnya. perahu itu mendayung sendiri dengan cepat hingga aku bisa tiba di sini nah begitu ceritanya. sekarang mari kita lanjutkan diskusi kita,apakah alam semesta ini tercipta secara kebetulan atau tidak? "Ujar Abu Hanifah.
    "Tunggu sebentar,apa kau ini waras atau tidak?"tanya mereka dengan terheran-heran dengan cerita Abu Hanifah.
    "Ya waraslah"kata Abu Hanifah dengan kalem.

     "tapi ceritamu tidak masuk akal! Bagaimana mungkin sebuah perahu bisa tercipta dari petir yang menyambar secara kebetulan?  Lalu terpotong secara kebetulan membentuk perahu dan ranting jatuh menempel di sisi kanan dan kiri perahu?  Tidak mungkin! Untuk membuat perahu dibutuhkan orang yang mengerjakannya,memotong kayu, memasang tali, membuat sampan, dan seterusnya"ujar kaum sumaniyah yang masih terheran-heran dengan cerita Abu Hanifah.
    "Subhanallah, kalian mengatakan bahwa langit, bumi, gunung, manusia, dan alam semesta ini terjadi karna kebetulan saja, tapi mengapa kalian tak percaya bahwa ada satu perahu yang tercipta secara kebetulan?"Ujar Abu Hanifah. Jawaban itu membuat orang-orang atheis sumaniyah terbungkam mereka tak berkutik dan langsung meninggalkan Abu Hanifah yang tersenyum-senyum.
    Jadi yang terjadi di alam semesta ini tidak yang kebetulan semuanya adalah atas iradat tuhan yang mengadakan alam semesta ini, maka dari itu hendaklah kita bersyukur kepadanya dengan cara menaati perintahnya dan menjauhi larangannya supaya kita dapat ridha dan rahmatnya ketika di yaumil akhir nanti.

   
   

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun