"Kenapa lo nggak bilang sih?Setidaknya lo bisa cerita ke gue." Tanya Alena sedih Arka tersenyum tipis.
"Gue nggak mau lo kepikiran sama gue. Gue tahu lo itu mahasiswa kedokteran, gue pun tahu kalau nggak mudah buat jadi mahasiswa di fakultas itu. Gue nggak mau ngebebanin lo sama masalah gue. Dan maaf, dari situlah gue mutusin buat nggak komunikasi sama sekali sama lo."
"Maafin gue Ka,gue nggak ngertiin lo,gue egois.Gue berpikiran bahwa lo itu nggak anggep gue sama sekali."Ucap Alena menahan tangis.
"Maafin gue yang selama ini nggak jujur sama lo dan malah jauhin lo Len.Gue Cuma nggak mau ada yang tahu masalah gue."
"Kenapa lo baru kasih tahu sekarang Ka?"
"Karena gue ngerasa udah saatnya gue kasih tau lo.Gue tahu kalau lo pasti benci banget sama gue tapi setidaknya gue udah cerita semuannya."
Hening sejenak
"Capek ya Ka?"Ucap Alena tiba-tiba "Hm hm."Ucap Arka pelan.
"Sini cerita nggak papa."
Arka menunduk, tak lama kemudian ia menangis sejadi-jadinnya. Ia menceritakan semuannya kepada Alena, tentang bagaimana perasaannya selama ini menjadi anak broken home, bagaimana rasannya capek dan susah tapi nggak ada yang peduli, tentang seberapa kerasnya dia berusaha buat dapetin semua ini. Tapi ya, ia bisa sesukses ini sekarang. Bagaimana pun, jika dulu ia tidak nekat untuk pergi ke Jakarta mungkin sekarang ia tidak akan menjadi seperti ini. Ya semua yang kita lakukan hari ini akan menentukan bagaimana kita 5 tahun kedepan. Semua kesulitan yang kita lalui akan menjadi pecut untuk kita agar jadi orang yang lebih baik lagi. Setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan setelahnya. Jadi, apapun kesulitan yang kita dapatkan hari ini, kita harus tetap berusaha yang terbaik untuk kita. Jangan mudah menyerah, dunia masih cukup luas untuk dijelajahi.
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H