RINDUÂ
Identitas buku :Â
- Judul : RinduÂ
- Penulis : Tere Liye Â
- Penerbit : Republika
- Tahun terbit : 2014Â
- Editor : Andriyati
- Â Cover : EMTEÂ
- Lay out : AlfianÂ
- Alamat penerbit : Jl. Tamana Margasatwa No.12 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta 12550Â
- Jumlah halaman : 544 halamanÂ
- ISBN : 978-602-8997-90-4Â
- Harga buku : Rp.63.000Â
Tema :
Perjalanan yang di sertai pertanyaan pada cerita pilu masa laluÂ
Sinopsis :Â
Novel Rindu karangan Tere Liye ini menceritakan tentang perjalanan panjang sebuah kerinduan, yaitu sebuah kapal besar yang melakukan perjalanan haji selama 9 bulan. Pada tanggal 1 Desember 1938 pertama kalinya dalam sejarah kota Makassar disinggahi oleh sebuah kapal yang sangat besar pada zamannya. Ya, Blitar Holland namanya yang tertulis di awak kapal, dengan panjang 136 meter dan lebar 16 meter. Sebuah kisah perjalanan rasa rindu yang banyak menimbun beban dalam hati. Mulai dari Daeng Andipati pengusaha muda Makassar yang berencana memulai perjalanan panjang bersama istri dan dua anaknya, Elsa dan Anna. Lalu ada Gurutta (Ahmad Karaeng), mereka begitu berbahagia (kelihatannya) tapi dalam perjalanan panjang terkuak pertanyaan-pertanyaan. Namun tidak dengan Ambo Uleng, mantan pelaut yang menjadi kelasi di kapal Blitar Holland, terlihat diam dan tak banyak bicara. Ambo Uleng melakukan perjalanan ini bukan untuk ke suatu tujuan, namun untuk pergi menghilang dari kota asalnya meninggaalkan masa lalu yang menyesakkan.Â
Karena perjalanan ini juga melibatkan anak-anak, sehingga Gurutta memberikan ide agar selama perjalanan anak-anak tetap bisa bersekolah dan mengaji. Maka datanglah tokoh Bonda Upe yang bersedia untuk mengajari anakanak mengaji tiap sore harinya. Kemudian dari perjalanan Surabaya -- Semarang, hadirlah tokoh Bapak Mangoenkoesoemo dan Bapak Soeryaningrat, dua tokoh pendidikan di Surabaya. Mereka yang akan bergantian mengajari anak-anak di sekolah kapal. Tokoh Mbah Kakung Slamet dan Mbah Putri Slamet hadir saat pelayaran rute Semarang -- Batavia. Kedua tokoh ini yang meramaikan suasana perjalanan di kapal dengan dijadikan bahan olokan dan becanda oleh Elsa dan Anna, kedua putri Daeng Andipati.
Perjalanan kapal Blitar Holland merupakan perjalanan yang tak biasa, perjalanan panjang menuju tempat suci Mekkah, perjalanan lima tokoh dalam novel ini yang merindukan untuk mendapatkan suatu kedamaian di dalam hati masingmasing. Masing-masing dari mereka membawa beban berat karena pertanyaanpertanyaan di masa lalu yang belum terjawab. Terdapat 5 pertanyaan mengenai tentang apakah haji seorang cabo dapat diterima oleh Allah, apakah haji seseorang dapat diterima dengan membawa kebencian, apa yang harus dilakukan jika orang itu bukan jodoh kita, mengikhlasan kepergian orang yang kita sayang, bagaimana cara melawan kezaliman dan kemungkaran jika lisan tidak bisa menghentikannya. Semua pertanyaan itu sudah terjawab seiring dengan kepergian kapal itu menuju tanah suci. Kerinduan atas tanah suci selesai sudah.Â
Kelebihan (Evaluasi):Â
- Menggunakan gaya bahasa kekinian, tidak kaku atau sederhana meskipun ada beberapa istilah dalam bahasa Belanda namun itu tidak begitu mengganggu.
- Walau alur ceritanya mundur, sang penulis tetap pandai mengemas dialog dan membawa pembaca ke rasa penasaran yang luar biasa. Pembaca sengaja dipermainkan emosinya agar tetap penasaran, dan terus bersabar menunggu pertanyaan - pertanyaan itu tiba. Atau alur mudah dipahami.Â
- Penulis dapat dengan cerdas mengemas cerita agar mudah dipahami oleh setiap pembaca.Â
Kelemahan (Evaluasi) :
- Untuk tulisan masih ada beberapa typo disana - sini, penulisan huruf ganda, atau bahkan salah nulis tahun.Â
- Diawal cerita terlalu bertele-tele sehingga membuat pembaca menjadi bosan.
- Banyak sekali istilah-istilah dalam bahasa Belanda yang membuat pembaca agak binguung dengan maksudnya
- Cover yang dibuat kurang menarik serta kurang pas dengan apa yang di ceritakan pada isi bukuÂ
Manfaat :Â