Mohon tunggu...
Putra Kencana
Putra Kencana Mohon Tunggu... -

Aku adalah seorang pengembara di dunia yang penuh dengan fatamorgana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menunggu Rembulan

26 April 2015   10:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:40 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan itu enggan tersenyum

bersembunyi di kegelapan malam

Dua burung malam menyanyi tak bernada

tanpa instrumen musik atau ketukan irama

Angin dingin perlahan bergerak

membelai dedaunan yang terdiam membisu

dan pepohonan terdiam tak berbicara

seolah opera di ruang teater itu

Pelukan kegelapan malam

semakin erat, bagai tak ingin terpisah

sementara jalan panjang yang terhampar

melambaikan tangannya sambil tersenyum simpul

Alang-alang

alang-alang setinggi pinggang

berbaris di pinggir jalan

diselimuti keremangan malam

Aku menunggu rembulan tersenyum.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun