Lho bukannya kita harus selalu menjaga wibawa dan nama baik kang... dengan tidak bergaul dengan gentho-gentho itu... apa kata masyarakat kalau kita sampe cangkruk an bareng mereka.
Lha kalau orang baik kayak sampean tidak mau bergaul dengan mereka, terus dari mana mereka dapat teman baik, dari mana mereka akan belajar, siapa yang akan membersihkan mereka kalau air sucinya sampean pakai sendiri gus... Siapa yang kasih mereka minum kalau airnya sampean telan sendiri. Mereka tidak pernah mandi air bersih karena mungkin airnya disembunyikan atau dipakai sendiri oleh orang-orang baik. Bergaul-lah dengan siapa saja gus, jangan melihat latar belakang, keluarga, pendidikan, sosial, dan tetekbengek itu. yang bisa memperluas jurang sosial.
Tapi kesan kita sebagai santri akan jelek di mata masyarakat kang,,,
kenapa harus takut dengan kesan jelek gus, toh itu kan hanya kesan. banyak orang yang kesannya baik, tapi nyolong an. yo to. Tidak sedikit orang yang kesannya domba, tapi ternyata srigala.. dan kalau seandainya di hari penghitungan amal nanti, mereka menuntut sampean gimana?.Mereka gondeli sarung e sampean, mencegah sampean masuk sorga, karena mereka menuntut hak mereka, hak untuk dapat nasehat, hak ditemani, hak pengajaran dll dari sampean... Sampean gak tau gus, siapa tau keengganan sampean menemani mereka, cangkruk an sama mereka, menjadi alasan bagi Tuhan untuk menolak semua kebaikan yang telah sampean lakukan.
Iya sih kang...
Berpendidikan lah setinggi-tingginya gus, untuk tidak ragu bergaul dengan orang yang berpendidikan serendah-rendahnya. (*) Jika orang muda kayak sampean yang telah belajar di sekolah lalu menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dan bergaul dengan orang bawah, maka lebih baik pendidikan itu tidak pernah diberikan sama sekali... Tidak ada yang lebih langit selain dari pada bumi, gus.
(*) Kutipan dari Tan Malaka, dengan sedikit perubahan
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI