Mohon tunggu...
Nopa Ariansyah
Nopa Ariansyah Mohon Tunggu... Guru - Manusia Fakir Ilmu

Menuangkan ke dalam bentuk tulisan tentang apa yang saya dapatkan, pikirkan, dan rasakan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kiprah Sang Persona Non Grata

8 Oktober 2017   15:32 Diperbarui: 8 Oktober 2017   15:41 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Beberapa hari yang lalu, tepatnya Selasa, 03 Oktober 2017, Ir. SA Supriono, M.M. resmi dilantik menjadi bupati definitif Kabupaten Banyuasin untuk sisa masa jabatan periode 2013 -- 2018. Beliau ditunjuk setelah beberapa waktu dalam kurun waktu setahun yang lalu menjadi Plh. dan Plt. Bupati Kabupaten Banyuasin. Sebelumnya pada masa awal kepemimpinan Bupati Banyuasin peroide 2013 -- 2018 beliau adalah seorang wakil bupati Banyuasin yang mendampingi Yan Anton Ferdian sebagai Bupati Banyuasin.

            Nasib tak bisa ditebak, jalan hidup sudah ada yang mengatur. Ketidakharmonisannya dengan sang Bupati ketika itu menjadikan beliau sebagai seorang yang dipersonanongratakan (tidak dianggap ada). Punya jabatan namun tidak punya peran. Jabatan sebagai seorang Wakil Bupati Banyuasin hanya sebuah simbol belaka tanpa bisa berbuat apa-apa saat itu. Hal demikianlah menjadikan sang Bupati Banyuasin yang masih minim pengalaman ketika itu dengan leluasa menjalankan roda pemerintahan.

            Hingga pada akhirnya Kabupaten Banyuasin menjadi seperti sebuah kabupaten salah urus yang tidak ada arah pembangunan prioritas yang jelas. Kala itu defisit anggaran menjadi sorotan utama yang menjadi simbol kegagalan dari pemerintahan Yan Anton. Ditambah lagi kasus operasi tangkap tangan oleh KPK terhadap dirinya menambah suram Bumi Sedulang Setudung.

            Supriono yang ketika itu menjadi Wakil Bupati Banyuasin yang dipersonanongratakan oleh Yan Anton sadar bahwa dirinya sebagai "Ban Serep" dari sang Bupati harus segera mengambil peran. Roda pemerintahan Kabupaten Banyuasin harus terus dilanjutkan agar tetap berjalan seperti biasa. Namun ada konsekuenssi dan beban berat yang mesti diemban oleh Supriono ketika itu : mengurus Kabupaten yang salah urus.

            Semenjak peristiwa OTT KPK di Kabupaten Banyuasin yang akhirnya menghantarkan Yan Anton ke jeruji besi Supriono tampil ke depan untuk membenahi segalanya. Supriono yang sebelumnya selalu dipandang sebelah mata oleh mayoritas para pejabat di lingkungan Pemkab Banyuasin tiba-tiba menjadi sosok yang paling bersinar. Ruangan kerja beliau sebagai wakil bupati yang sebelumnya berdebu dan tak berpenghuni menjadi berseri dan banyak dikunjungi oleh khalayak, baik pejabat pemkab Banyuasin maupun dari kalangan warga sipil yang berpengaruh. Entah untuk keperluan pekerjaan atau sekedar mengamankan proyek dan jabatan.

Setelah OTT KPK

            Setelah sekian waktu berlalu Supriono yang saat ini telah dilantik menjadi Bupati definitif Banyuasin perlahan membenahi segala bentuk sistem birokrasi yang kacau. Semasa beliau menjadi Plt Bupati Banyuasin, kabupaten yang sebelumnya seperti salah urus kini menjadi lebih tertata. Defisit anggaran yang menyebabkan Kabupaten Banyuasin berhutang pada pihak ketiga mulai dicicil meskipun belum sepenuhnya lunas. Aturan-aturan birokrasi mengenai posisi jabatan dilingkungan pemkab Banyuasin perlahan diluruskan sesuai dengan aturan. Kemudian kebijakan-kebijakan alternatif untuk menetukan arah pembangunan yang lebih jelas diambil oleh Beliau.

            Berkaitan dengan kebijakan-kebijakan alternatif beliau, ditengah keterbatasan anggaran dan masih berhutangnya pemkab Banyuasin kepada pihak ketiga, memang ada yang dinilai sebagian masyarakat Banyuasin tidak tepat. Namun perlu kita sadari bahwasannya tugas seorang Supriono sangat berat, membersihkan noda-noda hitam dan memperbaiki sisa-sisa kebobrokan birokrasi dari bupati sebelumnya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tentunya ada banyak hal yang harus dikorbankan dan banyak resiko yang harus diambil. Tapi percayalah beliau adalah seorang pemimpin yang bisa berkontemplasi untuk mengatasi masalah Kabupaten Banyuasin saat ini dengan caranya sendiri sesuai dengan pengalaman beliau di bidang birokrasi sebelumnya.

Kelanjutan Karier Supriono

            Secara pribadi saya berpendapat bahwa saat ini Supriono adalah tokoh yang paling popular di Bumi Sedulang Setudung. Terlebih menjelang pilkada Kabupaten Banyuasin tahun depan. Bahkan ada yang menggadang-gadang bahwa Ir. SA Supriono, M.M. sangat berpeluang untuk meneruskan kepemimpinan beliau pada periode 2018 -- 2023 mendatang. Namun sayangnya berdasarkan pernyataannya bahwa dia memutuskan untuk tidak mengikuti kontestasi Pilkada Kabupaten Banyuasin tahun depan.

            Entah apa yang melatarbelakangi hal demikian. Namun yang pasti sebuah sikap kenegarawanan telah ditunjukan oleh seorang Ir. SA Supriono, M.M. Menurut pendapat ahli bahwa negarawan adalah seseorang yang mempunyai karakter melampaui ego seorang pemimpin meskipun dia adalah pemimpin. Tidak rakus jabatan, tidak gila kedudukan.. Supriono, seorang yang berpeluang besar untuk melanjutkan tahtanya di Kabupaten Banyuasin malah memilih jalan lain untuk tetap mengabdi pada negara dan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun