Mohon tunggu...
Nopa Ariansyah
Nopa Ariansyah Mohon Tunggu... Guru - Manusia Fakir Ilmu

Menuangkan ke dalam bentuk tulisan tentang apa yang saya dapatkan, pikirkan, dan rasakan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Segelas Air Putih Tawar

16 Februari 2016   07:58 Diperbarui: 16 Februari 2016   08:14 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin Anda sudah tahu bahwa sarapan pagi masih dipandang sebagai sebuah aktivitas yang elit bagi sebagian penduduk di negeri ini. Entah karena aktivitas yang dimulai terlalu pagi sehingga menimbulkan rasa mual untuk menyatap makanan atau memang karena tidak ada bahan-bahan makanan dan minuman untuk disantap di pagi hari. Entahlah. Menurut penulis sebagai orang awam alasan yang kedua mungkin cukup rasional jika ditinjau dari segi ekonomi. Bekerja sebagai buruh harian lepas yang penghasilannya tak menentu mengakibatkan uang yang didapat hari perhari hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan siang dan makan malam. Untung-untung jika penghasilannya masih bersisa bisa dipakai untuk membiayai kebutuhan hidup yang lain.

Penulis pernah membaca tentang sebuah penelitian yang mengatakan bahwa meminum air putih di pagi hari setelah bangun tidur disaat perut kosong dapat mengembalikan ion-ion tubuh dengan cepat. Selain itu air putih juga dapat memberikan efek yang baik bagi ginjal dan juga memuat usus besar menjadi lebih sehat. Ya, air putih memang banyak manfaatnya. Menyehatkan dan stoknya melimpah ruah di bumi ini. Mungkin segelas air putih sudah cukup bagi sebagian masyarakat yang memulai aktivitasnya di pagi hari. Bukan karena sebuah pilihan, namun itu lah yang tersedia di dapur. Namun di sisi lain ada juga dibeberapa bagian negeri ini air putih menjadi barang mewah yang langka dan mahal harganya. Bahkan lebih mahal dari harga BBM perliternya.

Lalu kemudian lain lagi jika penulis bercerita tentang kaum elit yang memulai aktifitasnya di pagi hari. Air putih bisa menjadi sebuah pilihan diantara air-air lainnya untuk dapat diminum. Atau bahkan air putih yang terasa tawar itu pun tidak masuk dalam sebuah pilihan. Banyak pilihan air minum  lain yang tersedia. Misalnya teh, susu, kopi, jus, dan lain-lain. Namun semua minuman tersebut bisa dibuat menjadi seperti air putih yang terasa tawar sesuai dengan keinginan sang tuan dan nyonya. Cukup dengan menawar kebijakan takaran gula pada secangkir teh atau kopi jadilah minuman tersebut teh tawar atau kopi pahit.

Tapi nampaknya sang tuan dan nyonya lebih memilih minuman teh untuk dapat direkayasa menjadi air tawar yang semula tak ada di dalam pilihan. Pilihan teh tawar dari pada kopi yang pahit merupakan sebuah keniscayaan sebab hari yang akan dijalaninya pasti tidak ingin pahit seperti rasa kopi. Sebenarnya tuan dan nyonya menginginkan minuman yang manis. Namun jika hendak meminum yang manis-manis takutnya malah nanti terkena diabetes. Maklumlah diabetes penyakitnya orang-orang elit. Jadi menjatuhkan pilihan dengan meminum air tawar di pagi  hari cukuplah bijak bagi mereka meskipun semula tidak ada dalam pilihan minuman yang disajikan. Naluri mereka mengatakan mungkin ketika meminum air teh yang sudah  ditawar menjadi air tawar di pagi hari lalu kemudian pada saat di tempat kerja nantinya kebijakan-kebijakan yang diputuskan bisa ditawar-tawar juga oleh sang tuan dan nyonya. Tentunya tawar-tawaran yang mengguntungkan pribadi si tuan dan si nyonya.

Ah, sudahlah. Sarapan pagi dengan ditemani segelas air tawar memang bisa dilihat dari dua perspektif. Perspektif yang pertama berdasarkan tidak ada pilihan, sedangkan perspektif yang kedua tidak ada dari sekian pilihan yang ada namun bisa direkayasa. Tergantung dari mana posisi Anda berada. Jika Anda berada pada perspektif pertama bersabarlah karena roda tidak selamanya di bawah. Namun jika Anda berada pada perspektif yang kedua bersyukur dan sekaligus ingatlah bahwa  setiap orang akan dimintai pertanggungjawabannya selama hidup dunia. Apalagi dari tangan Anda dapat menghasilkan keputusan yang menguasai kepentingan hajat hidup orang banyak. Jika ada air tawar yang menjadi opsi pilihan sarapan di pagi hari maka bisa Anda pilih untuk diminum. Namun jika tidak ada jangalah Anda paksakan minuman yang lain untuk direkayasa menjadi air tawar. Bepegangteguhlah pada aturan. Tuhan Yang Maha Kuasa tidak pernah tidur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun